Desa Wisata Wanurejo Magelang, Ajak Wisatawan Kenali Warisan Nenek Moyang dan Rengginang

Selasa, 16 Juli 2024 11:18
Kendaraan VW siap mengantar wisatawan mengunjungi Desa Wisata Wanurejo, belajar gamelan, Menparekraf Sandiaga Uno saat menjajal membuat rengginang di UMKM Rengginang Bu Yatin. Foto: jadesta/kemenparekraf.go.id

MAGELANG, HELOINDONESIA.COM - Menyambangi Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, tak ada salahnya kita mengayunkan langkah ke Desa Wisata Wanurejo. Desa wisata ini melejit popularitasnya setelah masuk dalam 50 Besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2024 yang digelar Kemenparekraf.

Berada di sini, wisatawan akan diajak menelusuri lorong sejarah masa lalu. Pasalnya Wanurejo lekat dengan dengan budaya dan seni kriya yang masih kental sebagai warisan dari nenek moyang serta para leluhur.

Diantaranya pengunjung akan diperlihatkan keberadaan mesjid kuno beserta bedhug misterius peninggalan Pangeran Diponegoro, mengunjungi sumber air suci Umbul Tirta,  dan makam Kiai Wanu.

Wisata budaya di desa ini bisa dimulai dengan mengunjungi Museum Gunoroso Pondok Tinggal. Di dalam ini pengunjung bisa menemukan segala jenis wayang khas Nusantara maupun dari luar negeri (Kamboja, Turki, Cina).

Jika datang di hari Sabtu Minggu ke-4 tiap bulan, wisatawan bisa menikmati sebuah pertunjukan pagelaran atraktif mulai jam 20.30 hingga 24.00. Setiap Sabtu Pahing, bagi pengunjung yang membawa anak mengajak putra – putri untuk menikmati Dongeng Anak di jam 08.00 – 09.00.

Wisata budaya lainnya, adalah belajar memainkan gamelan.  Dalam paket  wisata karawitan, tamu akan didampingi memainkan gamelan.

Dan jangan lupa, di sana tersedia homestay yang cozy, wisatawan juga dapat menyaksikan langsung proses pembuatan sekaligus belajar membuat kerajinan serta makanan rakyat bernama rengginang.

Adapun moda transportasi yang ada yaitu naik andong dan VW yang siap mengantarkan wisatawan menikmati panorama alam berupa persawahan dengan lanskap pegunungan Menoreh dan Gunung Merapi.

Dikutip dari peneltianpariwisata.id, asal usul dari Desa Wanurejo didirikan oleh Eyang Wanu Tejakusuma atau Bendhoro Pangeran Haryo anak lelaki dari Sri Sultan Hamengkubuwono II. Titisan dari Eyang Wanu Tejakusuma dan sampai saat ini masih dapat ditemui dan dikunjungi di Puralaya Cikalan, Dusun Tingal, Desa Wanurejo.

Untuk menuju desa wisata, cukup mudah karena terletak pada 2 km dari gerbang masuk Candi Borobudur yang memiliki sembilanm dusun dengan luas 470.100 Ha.

Desa ini merupakan salah satu desa wisata yang menjadi pintu gerbang masuk ke kawasan Borobudur. Letaknya berada di antara kaki pegunungan Menoreh dan diapit oleh sungai Progo dan sungai Sileng. Untuk menuju ke tempat ini, pengunjung harus menempuh jarak sekitar 1 jam 30 menit menggunakan kendaraan roda empat apabila ditempuh dari Yogyakarta International Airport (YIA).

Dipuji Menteri

Pada 11 Juli 2024 lalu, Menparekraf/Kabaparekraf Sandiaga Salahuddin Uno mengunjungi Wanurejo sebagai rangkaian visitasi 50 besar desa wisata terbaik ADWI 2024.

Saat visitasi, dengan naik VW Menparekraf Sandiaga menuju lokasi UMKM Rengginang Bu Yatin menggunakan VW. Di sini, Sandiaga melihat secara langsung proses pembuatan rengginang, makanan ringan yang terbuat dari beras ketan. Bahkan dia mencoba menjajal menggoreng rengginang. Kemudian berbelanja oleh-oleh khas Desa Wisata Wanurejo.

Saat berada di ke Balkondes Wanurejo, Sandiaga disambut tarian Topeng Ireng yang menceritakan tentang Wanurejo. Menparekraf juga sempat melihat beraneka produk UMKM di pendapa mulai dari kerajinan, kuliner, fesyen.


"Dari 6.016 desa wisata yang tergabung dalam Jadesta, Wanurejo ternyata memiliki banyak keunggulan. Saya tadi melihat langsung mulai dari rengginang sampai ke Candi Pawon. Dan saya berharap tempat-tempat semua berkolaborasi untuk mendukung Wanurejo," kata Menparekraf seperti dilansir kemenparekraf.go.id.

Keberhasilan desa wisata tersebut berkat kolaborasi yang kuat antara sembilan dusun yang menghadirkan ragam daya tarik wisata pedesaan yang terintegrasi, dari mulai penginapan, atraksi, kuliner, kriya, hingga budaya dengan tetap mengedepankan kearifan lokal.

Kesembilan dusun tersebut meliputi Bronjonalan, dusun Tingal Kulon, dusun Tingal Wetan, dusun Bejen, dusun Ngentak, dusun Soropadan, dusun Barepan, dusun Jowahan, dan dusun Gedongan.

''Mudah-mudahan ini akan menjadi world class tourism destination. Kita akan angkat di kawasan Asia Tenggara dan mancanegara," katanya.

Yang jelas ada tiga hal yang tak boleh dilewatkan saat berkunjung ke wisata ini, kerajinan batik, kulineran , dan pertunjukan tari tradisional.

Berikut tips berwisata ke Wanurejo: Siapkan budget untuk menikmati destinasi wisata dan kuliner, pastikan baterai hape dan kamera full untuk mengabadikan momen dan keindahan alam, gunakan outfit yang nyaman dan kece, serta membuat daftar destinasi yang ingin dikunjungi agar tak terlewatkan.


Jangan lupa liburan ke Desa Wisata Wanurejo ya!
(Aji)

Berita Terkini