Helo Indonesia

Pengamat: Prabowo Kini dalam Koalisi KIJ, Tapi Tidak Diajarkan Ilmu Cara Menang Pilpres

Winoto Anung - Nasional -> Politik
Senin, 10 Juli 2023 23:59
    Bagikan  
Prabowo Subianto,
Foto: tangkapan layar akun Twitter sprinter99880

Prabowo Subianto, - Prabowo Subianto mengusulkan referendum di wilayah Ukraina.

HELOINDONESIA.COM - Perpolitikan di Indonesia saat ini masih sangat besar pengaruh Presiden Jokowi terkait masalah capres dan cawapres untuk Pilpres 2024. Terutama untuk parpol yang ikut koalisi pemerintahan Jokowi.

Parpol-parpol dalam Koalisi pemerintahan Jokowi, hingga kini belum juga merampungkan dalam membentuk koalisi. Apalagi dalam menentukan pasangan capres-cawapres. Hal itu karena adanya cawe-cawe Jokowi.

Bahkan, Partai Golkar yang dulu begitu gagah dan besar, kini kesulitan membangun koalisi, buktinya sempat bisa membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) nyatanya malah buyar. SEbabnya karena PPP bergabung ke PDIP.

Bahkan, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto dari Munasnya sudah diancangkan untuk menjadi calon Presiden (capres) hingga kini tidak menentu, Terakhir malah ada dorongan dari Dewan Pakar Partai Golkar agar diadakan Munaslub untuk mengganti Airlangga. Dalam hal ini, tidak menentunya Airlangga karena mengikuti arus dan instruksi Jokowi.

Baca juga: Cegah Kasus Meningkat, PAM Jaya Jadi Orang Tua Asuh 50 Anak Stunting

Prabowo juga begitu, belum juga menjadikan Muhaimin Iskandar menjadi cawapres, karena dia mengaku menjadi murid Jokowi, apapun instruksi Jokowi selalu diikuti.

Inilah yang kemudian oleh pengamat politik Hendri Satrio disebut, Prabowo dalam Koalisi Instruksi Jokowi atau KIJ. Cawapres juga menunggu instruksi Jokowi.

“Koalisi Prabowo ini KIJ, Koalisi Instruksi Jokowi. Mulai anggota Koalisi hingga Cawapres untuk Pak Prabowo per hari ini terbaca menunggu instruksi Pak Jokowi,” tulis Hendri Satrio di Twitter.

Menurutnya, karena faktor Jokowi, kemungkinan koalisi akan ada 2, 3, atau 4, artinya ada koalisi yang terdiri dari 2 parpol, 3 parpol, dan 4 parpol. “Bila melihat hal ini kemungkinan Koalisi jadi 2-3-4 (PDIP-PPP, Nasdem-Demokrat-PKS, Gerindra-Golkar-PKB-PAN,” lanjut Hendri Satrio (akun @satriohendri).

Baca juga: Biadab! Petugas PPSU Dipaksa Pejabat Kelurahan Ngutang ke Pinjol Rp 20 Juta Cuma Terima Rp 500 Ribu

Namun, lanjut Hendri Satrio, bisa juga menjadi 1-3-5. Yang dia maksudanya, koalisi 1 parpol, yakni PDIP sendirian karena PPP beralih koalisi. PPP beralih ke koalisi Prabowo. Nah, itu, kok bisa PPP beralih? Lagi-lagi kata Hensat, karena instruksi Jokowi.

“Atau 1-3-5, PDIP sendiri, Nasdem-Demokrat-PKS, Gerindra-Golkar-PKB-PAN-PPP. Kok bisa PPP gak jadi sama PDIP, ya itu tadi tentang instruksi Pak Jokowi,” ujarnya.

Sampai hari ini, lanjutnya, Parpol koalisi pemerintah yang citra Ketumnya independen cuma ada di Nasdem dan PDI Perjuangan.

Yang terakhir, dia membahas soal Prabowo. Menurutnya, mendapat ilmu dari Presiden Jokowi. Namun, dia mempertanyakan, apakah ilmu dari Jokowi itu untuk menang Pilpres seperti dikatakan Prabowo. Menurut Hendri Satriao tidak.

“Menurut saya tidak, Prabowo hanya dapat ilmu cara jadi pejabat yang disukai rakyat dari Jokowi bukan tentang cara menang Pilpres. Ilmu satu ini gak akan diajarkan,” tandasnya. (*)

(Winoto Anung)