Helo Indonesia

Jika Yenny Wahid Jadi Cawapres Anies akan Dapat Mengeruk Suara NU, Tapi Pemilih Demokrat Buyar?

Winoto Anung - Nasional -> Politik
Kamis, 6 Juli 2023 18:08
    Bagikan  
Anies Baswedan, Yenny Wahid
Ist

Anies Baswedan, Yenny Wahid - Anies Baswedan dan Yenny Wahid saat bertamu di Balai Kota DKI Jakarta, beberapa waktu lalu. (Foto: ist)

HELOINDONESIA.COM - Belakangan ramai diberitakan bahwa nama Yenny Wahid menguat sebagai cawapres Anies Baswedan dari Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP). Kalau Yenny Wahid yang dipilih Anies, berarti AHY tersingkir.

Tentu saja, bagi Anies Baswedan, memilih AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) atau Yenny Wahid sebagai cawapres, ada sisi positif dan sisi kelemahannya.

Sebagaimana teori politisi Nasdem Effendi Choirie, pemilih NU sangat besar. Koalisi Perubahan sudah diperkuat tiga parpol, Nasdem, Demokrat, PKS, sekarang tinggal mencari kekuatan tambahan.

Menurutnya Koalisi ini ada yang bolong, yakni di kekuatan ormas terbesar, yakni NU (Nahdlatul Ulama). Maka, perlu capres dari kalangan NU untuk menambal sisi pemilih yang bolong tersebut.

Baca juga: Bos PSG Al Khelaifi Tantang Mbappe: Perbarui Kontrak atau Dijual

Menurut pengakuannya, Nasdem bukan menganggap AHY tidak bagus, tapi cawapres dari NU itu diharapkan untuk menambah kekuatan. Seberapa tambahan kekuatan yang didapatkan, kata Gus Choi, ya tinggal seberapa kerja keras bersama-sama yang dilakukan koalisi itu.

Betulkah demikian? Jika Anies Baswedan memilih Yenny Wahid sebagai cawapresnya, kemungkinan apa yang diharapkan Effendi Choirie tersebut akan

Diprediksi, jika Yenny Wahid dipilih menjadi Cawapres pendamping Anies, akan dapat mengeruk suara pemilih dari warga NU. Hal ini bisa dimengerti, karena Yenny Wahid adalah tokoh yang terpandang di kalangan NU.

Dia adalah putri dari mantan Ketua Umum PB NU KH Abdurahman Wahid, yang juga mantan Presiden RI yang kelima. Yenny Wahid punya pergaulan dan jaringan luas, maka sangat memungkinkan untuk menarik suara pemilih dari kalangan NU.

Baca juga: DPR Usulkan SIM Seumur Hidup, Tak Perlu Diperpanjang Tiap Lima Tahun

Namun, seberapa besar pemilih yang bisa diraih Koalisi Perubahan ini? Belum bisa diprediksi, sebab nanti akan sangat dipengaruhi juga oleh capres lainnya, apakah juga akan mengambil cawapres dari kalangan NU, ini yang juga menentukan.

Namun, di sisi lain, unsur pemilih Partai Demokrat juga perlu diperhitungkan keberpihakannya. Kalau Anis Baswedan memilih Yenny Wahid sebagai cawapres, maka diperkirakan akan berpengaruh kepada psikologis pemilih dari pendukung Demokrat.

Sebab, keterikatan kepemilihan mereka tampaknya tidaklah terlalu kuat terhadap Anies baswedan. Warga pemilih Demokrat, kemungkianan akan lebih bersemangat kalau cawapresnya adalah AHY.

Ketika AHY tidak ada dalam pasangan dengan Anies Baswedan, maka semangat itu diperkirakan akan menurun, bahkan pemilih Demokrat bisa-bisa buyar.

Baca juga: Tiga Nama Terpilih Jadi Calon Wali Kota Depok dari PKS, Anak Sopir Taksi Calon Kuat

Sebab, dalam berbagai survei sering juga menunjukkan, ada sebagian pemilih parpol yang tidak memilih capres yang didukung partainya. Hal ini misalnya, pemilih Demokrat di kawasan timur, pada Pilpres 2019 tidak mendukung capres pilihan Partai Demokrat, yakni Prabowo Subianto melainkan Jokowi.

Hal ini juga banyak terjadi pada caleg dari partai itu, di kawasan tertentu pada Pilpres yang lalu banyak juga yang mencoblos Jokowi, hal ini sebagai upaya pendekatan kepada rakyat, agar si caleg bisa ikut terpilih.

Kembali ke hal di atas, maka ketika AHY tidak terpilih sebagai cawapres pendamping Anies Baswedan, makan jumlah pemilih Demokrat yang akan memilih Anies, akan berkurang cukup signifikan.

Sehingga, bisa saja dikatakan, Jika Anies memilihl Yenny Wahid sebagai cawapres, maka Koalisi perubahan akan dapat mengeruk suara pemilih dari kalangan NU. Namun, di sisi lain karena AHY tidak dipilih sebagai cawapres, maka semangat pemilih dari Demokrat akan melemah, bisa-bisa malah buyar.

Sehingga, hasil akhirnya, imbang-imbang saja. Bila cawapresnya Yenny Wahid, Anies akan mendapat tambahan suara dari pemilih NU, namun malah kehilangan suara dari pemilih Demokrat. (*)

(Winoto Anung)