Helo Indonesia

Catatan Kaki Jokowi di Lampung, Pertanian Dalam Industri 4.0

Herman Batin Mangku - Opini
Senin, 15 Juli 2024 09:01
    Bagikan  
Catatan Kaki Jokowi di Lampung,  Pertanian Dalam Industri 4.0
Helo Lampung

Muzzamil

Oleh Muzzamil

ARTIKEL ini lahir, terilhami juntaian asa publik Lampung, dua hari kunjungan kerja Presiden Jokowi di provinsi ini 11-12 Juli 2024 lewat. Terkait, progresivitas "pembiakan vegetatif" semangat pemuliaan jiwa patriotisme, cinta tanah air, nasionalisme ekonomi bangsa ini, dalam hal memperlakukan apa yang disebut dengan produk dalam negeri.

Khususnya di Lampung, bumi subur makmur gembong segala gembong: penghasil aneka produk barang dan jasa produksi terutama hasil bumi, agrobisnis agroindustri, industri pengolahan juga akuakultur, nun masih kaya pula lahan tidur.

Dan, ditengara masih kaya pula budaya sesat pikir --kolot hinggapi lini, doyan cu'an gede nun sesaat, ulah udang balik batu malapraktik rent-seeking, juga pencurian uang mulai dari pungli, rasuah/korupsi, sogok-suap gratifikasi; plus pencucian uang, serta pelbagai sudut nikmat sesaat goda sesat lainnya, yang tanpa sadar berimbas pada pelambatan proses kreatif pemajuan pemuliaan dimaksud.

"Moral hazard" ini, terus terpangkas intervensi programatik sesuai keharusan gerak zaman. Tentu saja selain (di Lampung, Jokowi sebut kata ini di kebun kopi Saprudin, Kembahang, Batu Brak, Lampung Barat); hilirisasi.

Buah nyata disrupsi global tanpa ayal, rezim Revolusi Industri 4.0 yang terbukti mampu mempercepat penuaan dini banyak profesi agung di masa lalu bahkan sebut prediksi, 10 profesi bakal anfal, menyusul lenyap dari bursa kerja 8 tahun kedepan.

Lantaran satu dua demi tiga empat, ambyar, bersegera tergantikan penetrasi, dominasi, dan hegemoni sedikitnya 10 teknologi basis cikal bakal kelahiran Revolusi Industri 4.0. Itu.

Dedah bareng. Pertama, Aditive Manufacture (manufaktur aditif) alias pencetakan 3D, proses produksi yang membangun obyek tiga dimensi dengan menambah lapisan material satu/satu. Ini mempercepat produksi, desain kompleks, personalisasi tinggi. Dalam Industri 4.0, ini teknologi lazim dalam produksi prototip, suku cadang, bahkan produksi massal dengan biaya-waktu jauh lebih efisien.

Kedua, Artificial Intelligence, kecerdasan buatan, di-cengkok Inggris-kan, "ei-ai". Haha.

Ini, kemampuan teknologi dimana komputer dan sistem lakukan aneka tugas lazim yang memerlukan kecerdasan manusia.

Terdiri dari pemrosesan bahasa alami, visi komputer, dan pembelajaran mesin (machine learning); cabang AI yang memungkinkan sistem belajar dari data dan meningkatkan kinerja seiring masa; dipakai di ragam aplikasi, dari kendaraan otonom hingga perawatan kesehatan posmo.

Dalam Industri 4.0, AI dan machine learning lazim difungsikan meningkatkan otomasi dan efisiensi ragam tugas industri termasuk analisis prediktif, forecasting, perawatan prediktif; percepat pengambilan keputusan.

Ketiga, Augmented Reality danVirtual Reality (AR-VR), teknologi yang mengawinkan dunia nyata dan dunia maya. AR menambahkan elemen digital ke dunia nyata, VR ciptakan pengalaman digital penuh ala teknologi imersif.

Dalam Industri 4.0, AR-VR dipakai dalam pelatihan, perancangan produk, perawatan peralatan. Contoh, teknisi bisa memakai AR buat menerima panduan langkah reparasi/perbaikan, perancang produk bisa pakai VR buat uji prototip pra-produksi fisik.

Keempat, Big Data dan Analitik. Big Data atau mahadata: kumpulan data amat besar dan kompleks yang terus meningkat, banyak bawa manfaat tak terduga, mempengaruhi multi sektor bisnis hingga layanan publik. Analitik, ini proses analisis data untuk mengidentifikasi pola, tren, informasi penting lainnya.

Dalam Industri 4.0, keduanya dipakai guna memproses data dari banyak sumber Internet of Thing (IoT) dan sistem lainnya. Dengan analisis data misal, organisasi/korporasi bisa bikin keputusan bisnis, aksi korporasi, right issue bagi emiten misal, lebih tepat waktu, informasi lebih akurat soal operasi mereka, terkait permintaan pasar, tren industri.

Big Data kini "teman tidur" selain sejoli resmi. Selain mulut istri/suami, big data-lah sumber informasi berharga. Bukan cuma di dapur, di sumur, di kasur, nun lintas sektor subsektor, bidang subbidang. Bahkan, ala gurau fans Wali, lintas musim: dari musim duren hingga musim rambutan. Akur.

Soal harga, data disebut lebih mahal daripada emas. Basis data lebih mahal ketimbang basis poin. Bank data lebih mahal tinimbang bank percit. Mahadata lebih mahal dibanding tiket konser Mahalini. Pangkalan data lebih mahal daripada pangkalan militer. Penambang data ialah kayaraya. Tapi cuma Tuhan Maha Kaya.

Per karakter, big data berkarakteristik khusus yang bisa bantu kegiatan bisnis bidang apa pun. Kontekstualitas karakteristik karkhas ini dalam big data acap diidentifikasi lewat 5V.

Volume -berukuran amat besar: merujuk jumlah data luar biasa besar dan terus bertambah, baik data dihasilkan/disimpan.

Velocity -kecepatan akses data memadai, menggambarkan kecepatan dalam menerima, menyimpan, mengelola data yang masuk secara real-time atau mendekati.

Lalu Variety -datanya amat beragam, big data juga ditengok keragaman data yang terlibat, mencakup berbagai jenis data, terstruktur tidak terstruktur. Muasal data bisa dari ragam sumber asal (data teks, gambar, audio, video).

Lalu Veracity -kualitas dan nilai data, merujuk kualitas, nilai, daya akurasi, dan keandalan datanya. Pada tata kelola big data, keandalan data penting guna pastikan analisis dihasilkan cegah kesalahan pengambilan keputusan.

Lantas Value, big data bernilai digdaya bagi organisasi/korporasi sebab bisa jadi alat efektif ambil keputusan strategis hingga dapat meningkatkan efisiensi operasional.

Usai karakteristik, kini fungsionalisasinya. Apa aja sih fungsi dari penggunaan big data?
Antara lain, otomatisasi proses. Big data berfungsi menopang otomatisasi proses bisnis dengan memproses data, cepat bin efisien, mengurangi risiko keterlambatan pengambilan keputusan. Misal, otomatisasi rantai pasok, efisiensi manajemen inventaris, pemrosesan transaksi lebih cepat.

Kemudian, pengambilan keputusan lebih baik. Ulah kepemilikan akses informasi lebih detail, akurat, keputusan bisnis dapat diambil lebih tepat berbasis fakta lapangan. Big data condong sediakan dasar kuat bagi analisis prediktif, rangsang korporat bikin keputusan yang lebih proper, lebih hebat.

Kemudian, peningkatan wawasan. Big data memungkinkan organisasi/korporasi beroleh wawasan mendalam ragam aspek bisnisnya. Dengan data luas beragam, akan ditemukenali tren, pola perilaku pelanggan, peluang tak terlihat sebelum. Informasi bisa dipakai buat merancang strategi lebih baik, tetap gahar di pasar yang mengular, tinggikan daya saing.

Kemudian, peningkatan efisiensi operasional. Organisasi/korporasi bisa menemukenali area yang efisiensinya bisa ditinggikan via analisis data operasional. Dua kata kunci pelibatan: ketercukupan kemampuan kognitif kinerja proses bisnis, dan kebutuhan penerapan perubahan guna meningkatkan produktivitas hingga dapat mengurangi biaya operasional.

Kemudian, personalisasi pengalaman pelanggan. Big data melatih organisasi atau korporasi memahami pelanggan lebih mendalam, berkedalaman. Analisis data pelanggan memungkinkan korporasi beri pengalaman lebih personal dan disesuaikan, termasuk layanan pelanggan lebih baik, strategi pemasaran lebih terarah, penawaran produk yang lebih relevan.

Di keseharian, terapan big data, misal analisis data kesehatan raksasa buat peneliti dapat mengidentifikasi pola penyakit, deteksi wabah lebih cepat, rancang strategi pengobatan lebih efektif. Juga, perkuat feedback layanan telemedicine.

Big data juga bantu paramedis menganalisis data genomik untuk riset penyakit genetik dan pengembangan terapi terfokus. Analisis genomik mendalam, memperkaya wawasan faktor genetik yang mungkin memengaruhi kesehatan seseorang, asistensi diagnosis dan pengembangan obat yang lebih efektif.

Korporat logistik gunakan untuk optimasi operasi via analisis data, rencanakan detail rute pengiriman lebih efisien dan rigid, meningkatkan efisiensi keseluruhan operasional, mengelola inventaris dan arsiparis lebih baik.

Bagi meteorolog, klimatolog, prakirawan cuaca, big data efektif memprediksi cuaca lebih akurat. Dari analisis suhu, kelembaban, dan kondisi atmosfer, sistem dapat bantu perencanaan dan respons bencana alam, beri peringatan dini perubahan cuaca ekstrem, lindungi rakyat dari potensi anomali cuaca.

Di industri hiburan, algoritma big data misal dipakai buat analisis perilaku pengguna, merekomendasi konten sesuai preferensi pengguna, naikkan retensi pelanggan, beri pengalaman nonton lebih personal.

Di jagat raya jalan raya, big data jadi andalan aparat, aplikator peta digital cum observer lalu lintas (lalin) dalam tata informasi lalin, kawin campur dengan feedback pengguna hingga membentuk identifikasi pola lalin, info rute tercepat, penangkalan kemacetan, dan analisis moda.

Di ranah e-dagang, data statistik transaksi jadi keyword analisa sigi segmen pasar, tren perilaku konsumen, reviu stok sesuai market demand, dan promo.

Industri jasa keuangan memakai big data guna analisis risiko, deteksi penipuan, mitigasi dan garansi keamanan data nasabah. Pemrosesan gigantic data transaksi, cegah pola mencurigakan, tangkal transaksi ilegal. Bayangkan misal, khusus agen BRILink ada 740 ribu, transaksi tahunan Rp1.400 triliun.

Kalangan pemerintahan terbantu big data di dalam pembuatan kebijakan terintegrasi yang lebih informatif. Analisis data bantu wali data memahami kebutuhan rakyat, merancang kebijakan yang lebih efektif, dan mengukur dampak kebijakan; serta analisis keamanan, dan pemanfaatan layanan publik lebih efisien.

Kelima, Blockchain (rantai blok), teknologi yang memungkinkan penyimpanan data terdesentralisasi, aman, transparan. Data dalam blockchain dicatat dalam blok-blok yang diikat dan tak dapat mudah diubah, hingga meningkatkan sekuritas dan trust.

Dalam Industri 4.0, blockchain dipakai buat meningkatkan transparansi dan keamanan di rantai pasokan, manajemen inventaris, dan pertukaran informasi sensitif antar korporasi.

Keenam, Cloud Computing (komputasi awan). Model penyimpanan dan pengelolaan data di server pusat yang dapat diakses via internet.

Dalam Industri 4.0, jasa komputasi awan bagi korporasi: menyimpan dan mengakses data dengan mudah dari mana saja, menopang kolaborasi tim yang lebih baik, memungkinkan akses real-time ke informasi penting, bantu simpan data skala besar, sediakan keamanan tambahan lewat protokol keamanan nan kuat.

Ketujuh, Cyber Security (keamanan siber), mencakup kesemua langkah dan teknologi yang diambil demi lindungi sistem komputer dan jaringan dari serangan, peretasan, dan pencurian data.

Keamanan siber, poin kritis di lingkup Industri 4.0 yang serba terkoneksi. Atau pinjam diksi raksasa gawai yang syok terdisrupsi rezim "RI 4.0" tetiba, ingat Nokia?, connecting people.

Dalam Industri 4.0, keamanan siber libatkan terapan protokol keamanan kaliber, realtime monitoring, pelatihan SDM demi mengenali, menemukenali, atasi ancaman keamanan.

Kedelapan, Nanoteknologi. Ini melibatkan teori materi pada tingkat atom dan molekul. Teknologi ini berpotensi ciptakan materi, perangkat, sistem baru dengan sifat dan fungsi yang lebih baik. Digunakan lintas bidang, misal elektronik, kedokteran, energi, dan pengembangan solusi inovatif.

Kesembilan, Otomatisasi, mengacu pemanfaatan teknologi dan sistem guna lakukan ragam tugas tanpa campur tangan manusia. Dalam Industri 4.0, robotika industri kini lazim jadi pengganti pekerjaan berulang dan berbahaya, meningkatkan efisiensi, dan mengurangi biaya produksi.

Ke-10, Robotika, teknologi yang integrasikan unsur mekanik, elektronik, piranti lunak, untuk buat robot yang bisa lakukan tugas otomatis.

Kesemua teknologi basis di atas, saling terkait saling perkuat satu sama lain, secara kinetik menciptakan ekosistem industri yang adaptif, efektif, efisien, enrichment-oriented atau sebut saja berwatak pengayaan, inovatif, integratif, kohesif, dan komplementatif.

Serta yang mesti dimitigasi, aditif. Bak candu, mesti bijak penuh kehati-hatian merespons, jangan sampai posisikan kita dipaksa ikut skenario cultural shock --bagian konsekuensi logis negatifnya, lantas buat larut kubangan ketergantungan akut. Dan, tersingkirkan.

Ingat, secanggih apa pun teknologi, ia adalah satu-satunya produk sistem kapitalisme yang bisa dikapitalisasi balik sebagai senjata legal gapai kemakmuran sosial.

Kesemua teknologi di atas, memformasi pondasi transformasi dan dinamisasi multi sektor industri sekurun era 4.0 yang serba dipenuhi kebutuhan efisiensi dan otomasi.

Industri tak bisa lagi cuek bebek, abai peran dan peranan penting robot dan otomasi, yang secara ko-eksistensi jadi kunci utama dalam peningkatan produktivitas kinerja bisnis dan efisiensi operasional multisektor industri.

Integrasi teknologi digital Revolusi Industri 4.0 multisektor, merevolusi cara orang hidup dan bekerja, mengubah total industri tradisional, ciptakan peluang baru invensi; penemuan baru yang dikomersialisasi, alias inovasi.

Lanskap teknologi basis yang berubah pesat, kudu ligat dinavigasi secara beragregat disertai niat, dan tekad bulat: "I'm the power, you're the shower". Rebut kuasai, cuma itu solusi resolusinya.

Kemampuan unik dan aplikasi potensial tiap teknologi basis pendorong Revolusi Industri 4.0 di atas, jika dikuasai sempurna, dapat bantu kita beradaptasi, bertumbuh selaras gradualitas triwatak kapitalisme: akumulatif, eksploitatif, aneksasif; dan jadikan kita tetap terdepan di era digital.

Jika beruntung, bisa buat yang cakap bangun, ulet merawat ekosistem inovasi pada ritmik operasionalnya, jadi bagian pembentuk masa depan industri, merevolusi cara hidup banyak orang.

Jokowi: Serapan Produk Lokal Baru 41%!

Marah kali kesekian, Presiden Jokowi lelagi menegur pemda yang masih gemar belanja barang impor ketimbang produk dalam negeri (PDN) dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah, bagian pidatonya di hadapan kepala daerah hadirin Rakernas Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) 2024, JCC Jakarta, 10 Juli 2024.

Geram, Jokowi menyayangkan praktik minor kepala daerah itu notabene buat penyerapan produk lokal masih minim, baru 41 persen, per Juni lalu. Inpres 2/2022 pun bak diacuhkan.

Jokowi menguak, saat pemerintah pontang panting kumpulkan uang dari penerimaan negara sangat sulit, begitu diserahkan ke pemda melalui transfer ke daerah ternyata justru dibelanjakan produk impor. Penerima manfaatnya, ya negara lain.

Namanya juga kali kesekian, sebelumnya Jokowi pedas menyorot kegemaran pemda gunakan APBD belanja produk impor, pas buka Rakornas KORPRI 3 Oktober 2023. Dia berharap dengan tegurannya, pemda dapat kembali belanjakan anggaran untuk beli PDN. Biar rakyat: pelaku UMKM dan IKM, koperasi, BUMDes, penerima manfaatnya!

Kebiasaan kementerian/lembaga (K/L), BUMN, pemda, belanja produk impor telah dia minta hentikan, misal pidatonya di Bali, acara ‘Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia’, 25 Maret 2022.

Kala itu Jokowi malah mengancam. Bagi K/L, BUMN, pemda yang membandel "dikit-dikit impor, dikit-dikit impor" akan dia beber ke publik. “Yang tepuk tangan nanti kalau barang-barangnya tidak masuk e-katalog, target tidak tercapai, saya umumin (ke publik) nanti. Setuju tidak? Umumkan saja deh, kita ini harus terbuka apa adanya,” murka Jokowi.

e-Katalog ini, aplikasi belanja daring sediaan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Pemerintah (LKPP) penyedia produk kebutuhan pemerintah.

Di hadapan menteri kabinet dan gubernur se-Indonesia, Jokowi menguak keheranannya: produk yang bisa dihasilkan di dalam negeri tapi tak dibeli oleh K/L, BUMN, pemda, yang justru lebih "bangga" memilih beli produk impor. Dari CCTV, alkes, seragam, sepatu, onderdil traktor pertanian, impor?

“Coba CCTV beli impor, di dalam negeri ada yang bisa produksi. Apa-apaan ini, dipikir kita bukan negara yang maju? Buat CCTV saja beli impor. Seragam dan sepatu tentara dan polisi beli dari luar (negeri). Kita ini produksi di mana-mana bisa, jangan diterus-teruskan (impor). Alat kesehatan, pak Menteri Kesehatan, tempat tidur untuk rumah sakit, produksi saya lihat di Yogya, Bekasi, Tangerang ada tapi beli impor,” beber Jokowi.

Jokowi jengkel. “Mau diterus-teruskan? Mau saya umumkan kalau saya jengkel. Rumah sakit daerah ini impor, Kementerian Kesehatan impor, tak baca nanti karena sekarang gampang banget lihat detailnya, saya lihat,” tegasnya.

“Saya kemarin dari Atambua, saya lihat traktor, alas intan, saya lihat seperti itu. Tidak boleh Pak Menteri, tidak boleh. Pensil, kertas, saya cek, impor, pulpen, apa ini? Kadang-kadang saya mikir, ini kita mengerti tidak sih? Jangan-jangan kita tidak kerja detail sehingga tidak mengerti barang yang dibeli itu barang impor. Buku tulis impor, jangan ini diteruskan, setop!” ketus Presiden.

Maret 2022 itu Jokowi menarget, hingga Mei 2022, dari total anggaran APBN Rp526 triliun (T), APBD Rp535 T, BUMN Rp420 T, sebanyak Rp400 T bisa dipakai untuk pembelian PDN.

“Target nanti, syukur bisa sebelum 10 Mei, yang Rp400 triliun itu bisa tercapai, ini sangat bagus sekali dampaknya akan ke mana. Hati-hati Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, tadi pagi saya cek baru Rp2 triliun, ini kelihatannya ada yang tidak semangat di dalam kementerian,” wanti dia.

Tak cukup di situ, Jokowi kritisi pembelian kursi, laptop, juga dari impor. “Mau impor kita? Kita sudah bisa bikin semuanya itu, sudah bisa bikin semuanya. Sudahlah jangan diteruskan. Artinya apa? Penambahan pertumbuhan ekonomi sudah ada di depan mata kita, kita mau mengerjakan atau tidak mau mengerjakan? Kalau mau mengerjakan artinya ada tambahan (pertumbuhan ekonomi) sehingga saya minta dan saya tidak mau ditawar-tawar lagi urusan Rp400 triliun di Mei segera dorong UKM-UKM di daerah masuk segera ke e-Katalog, masukkan sebanyak-banyaknya,” titah dia, instruksikan LKPP hingga akhir 2022, masukkan 1 juta UMKM pensuplai barang di e-Katalog.

“Lompatannya harus begitu, kepala daerah ambil UKM-UKM kita yang baik-baik masuk ke e-Katalog, yang sering dikeluhkan SNI susah, SNI barang apa toh? Sertifikat sulit, sertifikat apalagi? Buat sederhana, barang kita sendiri, jangan ruwet, mahal, bayar sini bayar sana, kapan UMKM kita dapat SNI kalau digitukan? Dipermudah, biar semua bisa masuk ke e-Katalog. Kalau kita semangat semua seperti ini, UKM kita tersenyum semua. Uang kita sendiri, APBN kita sendiri kok dibelikan barang impor, itu bagaimana toh? Geregetan saya,” lugas dia.

Ada pun, Business Matching Belanja PDN (22-24 Maret 2022), sesi pendahuluan taja Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia itu bukukan Rp85 T. Simulasi BPS, dampak pembelian PDN Rp400 T bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional 1,67-1,71%.

Jika pertumbuhan ekonomi 3,69 persen pada 2021, dengan memaksimalkan penggunaan PDN, ekonomi RI 2022 dapat terkerek hingga 5,36-5,4 persen.

Data Kemenkop UKM Juli 2022, produk lokal tayang di e-Katalog LKPP baru 48.800 dari 398.034 produk.

Intensi Jokowi: leletnya serapan lokal yang baru 41 persen itu, bak bertumbukan dengan "watak purba" para pihak yang dia 'semprot' itu, yang masih ala ambtenaar era inlander.

Miskin komitmen, abai apa itu kearifan lokal. Ekstremnya, rugikan UMKM-IKM lokal dan potensi penerimaan negara. Boro-boro arif, boros iya menihilkan pula. Lupa, UMKM lah paling tahan banting saat krisis 1997-1998?

Lampung, data Lagawi Fest Gernas BBI 2021, dari 192.234 UMKM-IKM di Lampung dengan 95.401 di antaranya IKM kuliner, bagian dari 64,2 juta UMKM Indonesia termasuk 19,1 juta IKM didalamnya dengan 11,1 juta IKM di antaranya telah on boarding (go digital).

Data BPKP, total rencana belanja PDN 16 pemda di Lampung 2023 Rp7,149 T dengan peruntukan UMKK Rp6,365 T. Agregat keberpihakan pemda ke UMKM-IKM kian tahun kian menaik meski masih jauh dari ideal.

Digitalisasi pemerintahan nan masih kedodoran mesti adu balap dengan digitalisasi UMKM-IKM sebagai kebutuhan sekaligus keharusan.

Napas boleh tersengal. Rakyat sekarat menoleh tunai mandat, pantang dibegal. Bukan besar kecil, hukum besi Revolusi Industri ini cuma kenal cepat atau lambat. (*)

*) Aktivis 1998, Ketua Badan Pekerja CeDPPIS, kontributor Helo Indonesia.

 -