HELOINDONESIA.COM - Seru perdebatan antara warganet pro PSI dan pendukung Kaesang Pangarep berhadapan dengan warga yang membela Kota Depok. Hal ini bermula dari pihak PSI yang menyebut Depok kota tertinggal, era kegelapan, dan inteloran. Hal itu membuat Depok trending.
PSI dengan lantang mengusung Kaesang Pangarep, putra bungsu Presiden Jokowi untuk berlaga di Pemilihan Wali Kota Depok pada 2024 mendatang, dengan jargon bebaskan Depok dari era kegelapan, era rendahnya pendapatan perkapita, era tingginya tingkat pengangguran terbuka.
"Fokus utamanya memang bebaskan Depok dari era kegelapan, era rendahnya pendapatan perkapita, era tingginya tingkat pengangguran terbuka, eranya Depok sbg kota paling intoleran," tulis netizen Dedek Prayhudi dengan @Uki23 di Twitter, 10 Juni.
"PSI Tak Masalah Jika Kaesang Pakai Kaus Partainya, Tapi Pilih PDIP," tambah @Uki23.
Baca juga: Depok Dicibir, Netizen Bandingkan Dengan Solo, Angka Kemiskinan Jadi Sorotan
Dalam profilmya, sosok Dedek Prayudi ini tertulis sebagai Wakil Sekretaris Jenderal - DPP PSI, dan juga Sekretaris Jenderal DPP Teman Ganjar, Mahasiswa Doktoral Kesejahteraan Sosial - UI.
Unggahan itu diposting lagi oleh akun @ch_chotimah2, dengan diawali kalimat: “Kaesang disebut2 tak akan memilih PSI, namun akan bergabung dengan PDIP.”
Rupanya, warga Depok ataupun pendukung perkembangan Kota Depok mulai bereaksi atas serangan para simpatisan politisi PSI pendukung Kaesang Pangerep. Mereka rupanya tak terima Kota Depok disebut berada pada era kegelapan, era rendahnya pendapatan perkapita, era tingginya tingkat pengangguran terbuka, eranya Depok sbg kota paling intoleran.
Warganet pendukung Kota Depok tampak membuat simpatisan dan politisi PSI pendukung Kaesang Pangarep terjengah, dan kena skakmat dengan data-data yang disodorkan. Tingkat kemiskinan di Solo sangat tinggi ketimbang Depok.
Baca juga: Jeruk, Garam, Gula, dan Madu, Benarkan Resep TikTok untuk Obati Batuk Ini Ampuh?
Warganet yang membela Depok mengunggah data bahwa tingkat kemiskinan di Kota Depok yang berpenduduk sekitar 2,1 juta jiwa pada 2022 hanya 2,53 persen. Pada saat yang sama, dari 522 ribu penduduk Kota Solo, tingkat kemiskinan di Solo cukup tinggi di angka 9,4 persen.
Lantas, Upah minimum kota (UMK) 2023, Kota Depok mencapai Rp 4.694.493. Di Kota Solo, UMK 2023 hanya sebesar Rp 2.174.169. Dari jumlah UMK, Depok lebih besar 100 persen dibandingkan Solo.
“Biasa aja orang orang solo banyak yang jualan bakso dan miea ayam kok didepok ....kok dibilang kegelapan klo gelap orang solo gk bakal jualan didepok,” tulis Indra @indra250383.
“Persentase kemiskinan Kota Depok itu terendah. Bandingkan denga Kota Solo yg tertinggi secara nasional. Saran saya nasehatin yg bener anak bocil itu,” tulis netizen @dadang2107.
Netizen berikut ini memberikan perbandingan, angka kemiskinan di Solo sangat tinggi, dan di Jawa Tengah termasuk parah. “Kalau indikatornya kyk gt, kab/kota di jateng lbh parah kyknya. Contoh angka kemiskinan Solo 9.4%, Depok 2.53%,” tulis netizen dengan akun @anakodok2009
Netizen Mr.Equalizer (@MrEqualizer2024) memberikan sederet data, tentang kondisi di jawa Tengah, tapi tidak disebutkan asal data tersebut.
“Bagi @psi_id yg namanya hebat tuh kayak jawa tengah: 1. Kemiskinan tinggi, 2. UMP rendah, 3. Stunting tinggi, 4. Pengangguran tinggi, 5. Pernikahan dini tinggi, 6. Perceraian tinggi, 7. 25% gangguan kejiwaan, 8. Pengemis banyak, 9. Putus sekolah banyak. Ngerih sih kalo depok di Jatengkan,” sindirnya. (*)
(Winoto Anung)