Helo Indonesia

SERI BERKELUARGA (5): Fungsi dan Kedudukan Anak

Nabila Putri - Lain-lain
Rabu, 27 September 2023 15:48
    Bagikan  
SERI BERKELUARGA (5): Fungsi dan Kedudukan Anak

Gufron Aziz Fuadi


Oleh Gufron Aziz Fuadi*

DI ANTARA ttujuan menikah selain untuk beribadah dan menjalankan perintah Allah adalah untuk mendapatkan ketentraman/ketenangan dan mendapatkan keturunan yang menyenangkan. Sebagaimana doanya para ibadurrahman:

"Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa"
(QS Al-Furqan: 74).

Rasanya memang belum lengkap sebuah keluarga bila Allah belum mengkaruniai seorang atau beberapa orang anak. Ada resah dan gelisah dalam hati pasangan suami istri bila belum lahir sang pewaris. Sebagaimana yang dialami oleh nabi Zakaria.
Nabi Yahya hadir di kandungan sang ibunda ketika Nabi Zakaria telah berusia lanjut. Nabi Zakaria sangat mendambakan seorang anak yang kelak akan menjadi pewarisnya. Begitupun nabi Ibrahim dan Sarah yang mengandung Nabi Ishak setelah berusia sekitar seratus tahun.

Baca juga: Gubernur Arinal Melantik dan Mengambil Sumpah Jabatan Mulyadi Irsan Sebagai Pj Bupati Tanggamus

Dalam Islam, anak memang memiliki kedudukan penting, diantaranya:
1. Sebagai investasi akhirat.
Apa yang diharapkan oleh orang tua setelah meninggal?
Saya sengaja menggunakan kondisi setelah meninggal, karena kalau "sudah tua" waktunya tidak lama dan tidak selalu tergantung dengan anak. Sementara kalau sudah meninggal akan sangat tergantung dengan anak anaknya, minimal untuk mendoakannya seriap hari. Sebab kalau mengandalkan orang lain, paling hanya pas yasinan dan tahlilan saja. Kecuali kalau dia punya amal jariah atau ilmu yang bermanfaat untuk orang banyak.
Bahkan bila kita salah dalam mendidik anak, mereka bisa menjadi faktor pengurang saham/investasi orang tua di akhirat dalam bentuk pengurangan pahala.

2. Sebagai penyejuk mata dan hati. Anak anak yang baik akhlak dan agamanya akan menjaga nama dan kehormatan orang tuanya. Kalau mereka kaya dan atau pintar, mereka tidak malu dengan apapun kondisi orang tuanya. Sesibuk apapun, mereka masih punya waktu sekedar bercengkrama dengan orang tuanya. Mereka tidak menjadi durhaka seperti legenda Malin Kundang.

3. Sebagai pewaris generasi. Anak bukan sekedar akan menjadi pewaris harta kekayaannya tetapi lebih dari itu akan menjadi pewaris generasi agar keluarga (kalau punya marga atau kabilah) akan terus berlanjut selama mungkin. Seperti nabi Ibrahim melalui nabi Ismail menurunkan Quraisy yang masih ada sampai sekarang.

Baca juga: Riana Sari Tandatangani Perjanjian Kerjasama PMI dengan Disdikbud Provinsi Lampung

4. Sebagai pelanjut ideologi dan perjuangan.
Nabi Zakaria memanjatkan doa kepada Allah untuk mendapatkan keturunan. Ia sangat prihatin karena tidak dikaruniai keturunan, sehingga merasa khawatir tidak akan ada yang meneruskan perjuangan dakwahnya. Ini dapat dilihat dalam Ali Imran, 38:
"Di sanalah Zakaria berdoa kepada Tuhannya. Dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku keturunan yang baik dari sisi-Mu, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” 

Seseorang tidak akan cukup puas memiliki anak orang lain sebagai penerus perjuangannya (anak ideologis), tetapi akan sangat puas bila diantara anak ideologisnya, adalah anak biologisnya. Dengan demikian dia tidak akan meninggal dalam penyesalan.

5. Sebagai fitnah (ujian dan cobaan) bagi orang tuanya. Ia merupakan amanah yang akan menguji setiap orang tua. Ketika Allah mengamanahkan anak kepada orang tua, maka Allah menyertakan anak itu dengan fitrah. Dalam fitrah itu tercakup sumpah dari anak, saat masih dialam ruh, yang mengakui Allah sebagai Tuhan nya (7: 172) dan potensi atau bakat yang harus dijaga dan dikembangkan oleh orang tuanya.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim tugas dan tanggungjawab pertama untuk anaknya menjaga sumpah anaknya yang mengakui Allah sebagai Tuhannya. Setelah itu mendidik anak untuk menjalani hidup sesuai dengan potensi dan bakat nya. Sebagaimana sabda nabi: "Bekerjalah kalian, karena Allah akan mempermudah (seseorang) sesuai dengan untuk apa dia diciptakan" (Hr. Muslim)

Orang tua muslim pasti akan sangat sedih bila anaknya tumbuh jauh dari Tuhannya apalagi berpaling (murtad). Sebagaimana peringatan Allah dalam surat
At Taghabun, 14:
"Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya di antara istri-istrimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka...'

Wallahua'lam bi shawab
(Gaf)