Helo Indonesia

Bila Memang Harus Berpisah Aku Akan Tetap Setia

Nabila Putri - Lain-lain
Minggu, 3 September 2023 10:11
    Bagikan  
Gufron Aziz Fuadi

Gufron Aziz Fuadi -

Oleh Gufron Aziz Fuadi *

PADA tanggal 16 Agustus 2018, Reino Barack resmi memutuskan hubungan dengan Luna Maya, setelah mereka berpacaran selama 5 tahun. Tidak lama kemudian, Reino menikah dengan Syahrini. Jauh sebelumnya, Adji Masaid berpacaran 10 tahun dengan Bella Saphira dan tanpa berakhir ke penghulu. Dunia memang fana, terbatas, lenyap dan tak langgeng.

Sekitar tahun 2006, saya dapat kiriman lagu berirama melayu dari Alm Yuria Putra Tubarad. Oleh oleh dari Batam, katanya. Judul lagunya adalah "Tetap Tak Tetap" yang dinyanyikan oleh ND Lala. Lagunya kocak tapi real Madrid eh realistis.

Roh lagu ini terakhir saya sampaikan tahun lalu kepada seorang kader partai yang beberapa tahun terakhir menarik diri alias tidak aktif, karena tidak jelas dan akhirnya tidak puas dalam pencalegan dirinya.

Dia yang awalnya sebenarnya tidak mau jadi caleg, tetapi karena taat kepada partainya kemudian bersedia. Tetapi dalam prosesnya malah jadi nggak jelas.

Baca juga: KPU dan Pemkot BL Gelar Jalan Sehat, Pesannya Jangan Golput

Waktu itu saya sampaikan, karena kita sudah memilih hidup dengan politik maka kita harus menyiapkan diri untuk selalu menerima perubahan. Karena dalam politik itu tidak ada yang tetap, bahkan yang namanya pengurus tetap pun belum terlalu tetap. Apalagi caleg.

Liriknya begini:
Dalam politik tak ada yang tetap
Janganlah tuan terlalu mengharap
Nak cari bikin serupa cakap
Di dalam terang pun rasa gelap
Kawan tak tetap
Lawan tak tetap
Penyokong tak tetap
Penentang tak tetap
Dibawah tak tetap
Diatas lagi tak Tetap
Yang tetap cuma pengurusi tetap
Tapi itu pun belumlah tentu tetap
Tetap tak tetap... Tetap tak tetat
Dst...

Lagu ini tentu bukan tentang Luna atau Bella Saphira kalau kemudian saya anggap layak untuk dibuka kembali. Tetapi sangat pas rasanya dengan suasana kehidupan politik saat ini. Terutama saat Anies yang katanya punya "hubungan gelap" dengan AHY tiba tiba memutuskan untuk bersama Cak Imin sebagai bakal calon pasangan capres-cawapres.

Baca juga: PKS Sambut Baik Bergabungnya PKB dalam Koalisi Perubahan

Sebagaimana Reino Barack memutuskan putus dengan Luna Maya dan memilih Syahrini, saya kira Anies juga punya alasan mengapa meninggalkan AHY dan lebih memilih Cak Imin. Dan alasan utamanya karena Anies pingin memenangi Pilpres 2024.

Memilih Cak Imin, mungkin bukan pilihan ideal tetapi itu yang paling realistis, terutama karena Cak Imin punya partai disamping punya basis dukung yang berbeda pendukung Anies dan AHY. Dengan Cak Imin tidak banyak irisannya.

Mungkin akan lain ceritanya, bila Anies adalah ketua partai dan partainya memiliki kursi atau suara diatas 20%. Dengan suara atau kursi yang cukup tentu memiliki kemewahan dalam melakukan pilihan.

Seperti kita masuk ke warteg atau rumah makan Padang. Meskipun banyak lauk diletakkan didepan kita, tapi karena keterbatasan kocek kita, akhirnya kita hanya memilih satu jenis lauk saja. Sesuai kemampuan!

Harapan kita tentu agar sedikit kekacauan ini bisa segera berakhir damai secara dewasa. Sebagaimana Luna Maya dan Bella Saphira yang tidak lantas melontarkan tuduhan dan fitnah kepada mantan mereka.

Baca juga: PKS Hormati Deklarasi Anies-Imin

Bukankah dalam politik kita sudah sama sama tahu bahwa keputusan politik itu membutuhkan tiga tangan: buah tangan, tanda tangan dan garis tangan (suratan takdir). Karenanya, siapa tahu Anies-Cak Imin belum terlalu tetap, karena belum didaftarkan ke KPU.

Sedangkan pergi dengan kemarahan, belum tentu bertemu dengan yang lebih baik. Mungkin ada baiknya dengarkan lagunya Isyana Sarasvati, Tetap Dalam Jiwa: ...Bila memang harus berpisah
Aku akan tetap setia
Bila memang ini ujungnya
Kau kan tetap ada di dalam jiwa

Akhirnya pantun lama dari pak Tifatul kiranya perlu direnungkan:
Kalau takut dilamun ombak,
Jangan berumah di tepi pantai,
Kalau takut jantung bergolak,
Jangan masuk ke dalam partai.

Wallahua'lam bi shawab
(Gaf)
* Ketua Wilayah Sumbagsel DPP PKS