Helo Indonesia

Perubahah, Kata Kunci Maju Pesatnya Madinah

Nabila Putri - Lain-lain
Jumat, 8 Desember 2023 08:30
    Bagikan  
Perubahah, Kata Kunci Maju Pesatnya Madinah

Gufron Aziz Fuadi

Oleh Gufron Aziz Fuadi*

SEBELUM Islam, Madinah (Yatsrib) adalah kota kecil yang tidak dihitung pengaruhnya dalam percaturan politik dan peradaban di Jazirah Arabia. Penduduknya terdiri dari bangsa Yahudi (Bani Nadhir, Quraidhah dan Qainuqa) dan Arab (Khazraj dan Aus) dan suku Arab lain yang beragama Nasrani (Bani Najran).

Bangsa Yahudi berimigrasi ke Madinah karena menurut agamanya, nanti nabi terakhir atau nabi akhir zaman akan berhijrah ke daerah yang ciri-cirinya mirip dengan Madinah. Sedangkan bangsa Arab (Aus dan Khazraj) berasal dari daerah Yaman, utamanya setelah jebolnya Bendungan Ma'rib.

Kita ketahui, Muhammad SAW lahir dan diangkat menjadi nabi di Kota Mekah. Kakeknya adalah pemimpin Mekah, Abdul Muthalib bin Hasyim yang beribu kan seorang wanita dari Madinah, Salma binti Amir. Sehingga dalam tubuh nabi mengalir juga darah Madinah.

Baca juga: Ashiyap, 86 Dan

Tetapi meskipun Nabi Muhammad SAW pewaris pemimpin Kota Mekah, beristrikan orang terkaya di Mekah dan memiliki track record sangat sangat baik sehingga dijuluki al Amin, dakwahnya tidak diterima oleh masyarakat Mekah, kecuali sedikit saja.

Mengapa Quraisy Mekah Menolak  Islam?
Ada beberapa sebab, diantaranya:
1). Ketakutan kehilangan kekuasaan. Terutama kabilah diluar bani Hasyim, seperti Bani Umayyah dan bani Makhzum yang berharap memimpin Mekah sepeninggal Abdul Muthalib.

2). Takut kehilangan status sosial dan Privilege  (hak istimewa nya) sebagai pemelihara Kakbah yang di ziarah oleh seluruh bangsa Arab dan sebagian anak keturunan Ibrahim non Arab.

Baca juga: Gubernur Arinal Ajak Semua Pihak Sukseskan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024


3). Takut kehilangan mata pencaharian atau takut terganggu bisnisnya, karena ditekan oleh para pembesar Mekah.

4). Gengsi kesukuan, sebagaimana kata Abu Jahal, sejak dulu kami bersaing dengan bani Hasyim dan menang kakah secara bergantian. Kalau sekarang mereka punya nabi, bagaimana kami akan bersaing. Meskipun sebenarnya mereka tidak mengingkari kebenaran Islam.

5).Taklid kepada ajaran nenek moyang, meskipun mereka sadar tentang kebenaran Islam. Intinya mereka takut adanya perubahan.

Sementara itu hanya dalam waktu satu tahun, Islam telah menjadi agama mayoritas di Madinah. Mengapa masyarakat Madinah mudah menerima Islam?
1). Karena mereka bosan berperang saudara antara Aus dan Khazraj yang telah berlangsung selama 100 tahun lebih.

Baca juga: Hengki Haryadi Promosi Jabatan Bareskrim Polri Bintang Satu


2). Akibat perang Bu'ats (perang saudara) yang berlarut larut, komposisi masyarakat Madinah didominasi oleh kaum muda.

3). Masyarakat Madinah merindukan pemimpin  pemersatu bukan pemimpin yang memelihara keterbelahan sosial yang mudah diadu domba oleh oligarki (Yahudi).

4). Masyarakat Madinah menginginkan pemimpin yang menawarkan ide dan gagasan perubahan bukan melanjutkan keterpurukan.

5). Masyarakat Madinah sudah tahu bakal ada nabi yang akan hijrah ke Madinah, dari para orang Yahudi. Yang orang Yahudi sendiri ngarep nabi tersebut dari golongan Yahudi.

6). Ajaran Islam yang egaliter,
mencintai persatuan dan mendorong perubahan sangat sesuai dengan harapan masyarakat Madinah yang terbelah cukup lama.

7). Sosok Nabi yang memiliki rekam jejak sebagai al AMIN (terpercaya) sejak muda, dan aktivis penentang kesewenang wenangan (organisasi hifdzul fudhul) dipandang sebagai sosok yang tepat untuk memimpin Madinah.

Baca juga: Kakek Pencari Rumput Tewas di Way Seputih, Lampung Tengah


Nabi yang selalu distigma sebagai pemecah belah persatuan dan intoleransi, diawal memimpin Madinah justru merangkul semua komponen anak bangsa melalui piagam Madinah.

Isi Piagam Madinah, antara lain menetapkan adanya kebebasan beragama, kebebasan menyatakan pendapat, jaminan keselamatan harta-benda, larangan orang melakukan kejahatan, hak dan kewajiban warga negara dan kewajiban bela negara bagi seluruh warga negara.

Di kalangan umat Islam, beliau melakukan konsolidasi umat dengan mempersaudarakan antarpara sahabat dan mendirikan masjid sebagai sebagai pusat kegiatan, informasi dan komunikasi.

Konsolidasi ini mampu meningkatkan ruhul badzli wa tadhiyah, ruhul mujahadah dan sur'atul istijabah. Atau semangat berbagi, semangat berkorban, semangat berjuang dan semangat untuk bersegera menunaikan tugas dan tanggung.

Dan dengan semangat itulah, Madinah, hanta dalam waktu sepuluh tahun menjelma menjadi kekuatan utama yang menyatukan seluruh Arab dan ditakuti oleh super power Rimawi dan Persia.

Ini semua karena masyarakat Madinah tepat dalam memilih pemimpin. Tidak hanya mampu ngayomi dan ngayemi tetapi juga mampu membawa perubahan menjadi negara besar.
Tanpa perubahan, mustahil mewujudkan super power baru!

Wallahua'lam bi shawab
(Gaf)