bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Pembentukan Koalisi Besar PKB Pesimis, Dua Parpol Saja Sulit Putuskan Capres-cawapres, Apalagi Berlima

Helo Jabar - Nasional -> Politik
Senin, 3 April 2023 17:43
    Bagikan  
Pembentukan Koalisi Besar PKB Pesimis, Dua Parpol Saja Sulit Putuskan Capres-cawapres, Apalagi Berlima

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (Gus Jazil). (Foto: Istagram/@jfgaleri)

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ?  Lima ketua umum parpol yang bersilaturahmi dengan Presiden Jokowi di Gedung Matahari PAN, Minggu lalu, akan membentuk Koalisi Besar. Namun, dari internal lima parpol itu ternyata tak langsung disambut optimis.

Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid (yang biasa disapa Gus Jazil) mengatakan, dalam politik serba mungkin, termasuk membentuk Koalisi besar itu mungkin. 

Namun, Waketum PKB Gus Jazil pesimis. Dua parpol saja sulit memutuskan capres-cawapres, apalagi berlima. Sebab fakta yang dialami PKB berdua Gerindra, sudah membentuk koalisi dengan Gerindra tapi kesulitan dalam menentukan Capres-caawapres (calon presiden dan calon wakil presiden). Kolisi yang lain, seperti KIB dan Koalisi Perubahan masih sulit menentukan capres-cawapres.

?Ya semua serba mungkin peluang terbuka, namun dari realitas yang ada, tiap-tiap koalisi yang ada ini belum mampu memutuskan siapa Capres-cawapresnya. Baik Koalisi Indonesia Raya, KIB, Koalisi Perubahan. Jadi kerumitannya di situ. Jika nanti koalisi besar, apa tidak rumit lagi?,? katanya kemarin.

Menurut Gus Jazil, dia setuju ada Koalisi Besar, namun ada persyaratannya, yakni asal capresnya Cak Imin (Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar), kalau memang mau, dia mengajak untuk membicarakannya.

?Sebagai Waketum ternyanya menjalankan kesepakatan kami. Kami setuju saja koalisi besar, asal Pak Muhaimin capresnya. Karena itu tugas kami sebgai pemenangan Pemilu dari PKB, kalau itu diterima ya ayo dibicarakan, itu lebih baik,? kata Gus Jazil.

Ia menegaskan, masing-masing partai dia yakini punya motif dan keingianan masing-masing untuk menjaga elektoral di Pemilu 2024 sekaligus menempatkan kadernya di pasangan capres dan cawapres.

Gus Jazil memaparkan kesulitan-kesulitan yang bakal dihadapi kalau membentuk Koalisi Besar, dan itu berdasarkan yang dialami PKB dalam menghadapi perjalanan koalisi bersama Gerindra.

?Dengan Koalisi besar, pakai standar dan ukuran apa memutuskannya. Orang kami berdua saja kesulitan memutuskan, apalagi berlima. Nah, oleh sebab itu, sebagai proses awal kami mengikuti arahan Ketum kami soal rencana koalisi besar ini,? ujarnya. 

Namun, lanjutnya, pengalaman yang berjalan, kesulitan justru pada bagaimana menyusun format koalisinya, menentukan capres-cawapres, dan portofolio yang akan dibuat.

?Saya secara pribadi membacanya, Koalisi Besar baru pada tingkat elit, karena kami juga belum mengkorfirmasi ke cabang, DPW, dan juga kepada para kyai dan ulama, apakah setuju dengan format spt itu,? tandasnya.

Dengan standar-standar dan pola apa nanti diputuskan, menurut Gus Jazil masih banyak langkah, masih banyak tahapan yang harus ditempuh.

Apakah mungkin dibentuk Koalisi Besar, ia menjawab langsung, dalam politik serba mungkin. Namun, lanjutnya, fakta dalam perjalanan, masing-masing koalisi yang ada belum mampu memunculkan capres-cawapresnya, padahal itu sudah menjadi satu koalisi. ?Nah, penggabungan menjadi koalisi besar apakah tidak rumit, menurut saya masih rumit,? ujar Gus Jazil.

Soal koalisi, pada dasarnya harus memenangkan capres-cawapres dalam Pilpres. Dalam hal ini, menurut Gus Jazli tidak melulu karena besarnya koalisi, artinya belum tentu Koalisi Besar akan menang di Pilpres.

?Makin banyak bergabung, potensi menangnya makin besar? Belum tentu, tergantung capres dan cawapresnya, khusus pilpres itu publik menilai siapa capres dan cawapresnya , bukan koalisi partainya. Sebesar apa pun koalisinya, kalau penentuan capres-cawapres tidak sesuai harapan masyarakat, ya kalah,? tegas Gus Jazil. (*)

(A Winoto)

Tags