Helo Indonesia

Dinas Linkungan Hidup Pamekasan Minta Masyarakat Tidak Gunakan Air Merah Untuk Kepentingan Rumah Tangga

Edo - Nasional
Kamis, 13 Juli 2023 12:55
    Bagikan  
TERCEMAR
netizen/ facebook

TERCEMAR - Air sungai di Pamekasan berubah warna akibat pencemaran bahan pewarna batik tulis khas Pamekasan.

HELOINDONESIA.COM - Munculnya kasus di sejumlah sungai di wilayah Kabupaten Pamekasan Madura, Jawa Timur yang berubah berwarna merah, membuat Dinas Lingkungan Hidup turun tangan, Kamis (13/7/2023).

Fenomana air sungai berwarna merah itu yang terjadi sejak senin (10/7/2023) lalu hingga sekarang menggegerkan warga.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pamekasan, Supriyanto menjelaskan, pihaknya langsung turun ke lokasi setelah mendapat laporan dari masyarakat.

Laporan itu tentang fenomena air sungai yang berubah warna merah, salah satunya adalah aliran air sungai di Kelurahan Jungcangcang, Kota Pamekasan.

Baca juga: Walhi Sebut Pencemaran Sungai Citarum Hingga ke Waduk Jatiluhur, Begini Respon PAM JAYA

"Kami melakukan koordinasi dengan Polsek Kota, koramil, dan camat kota, dan kami juga melakukan penelusuran ke hulu sungai yang tercemar itu," ujar Kadis Lingkungan Hidup, Supriyanto.

Berdasarkan penelusuran dan investigasi dari petugas lingkungan hidup air berasal dari Desa Klampar, Kecamatan Proppo, Pamekasan.

DImana di kawasan itu merupakan pusat kerajinan batik tulis Pamekasan, fenomana itu diduga lantaran adanya pewarna batik yang sengaja dibungai ke sungai oleh para perajin.

"Dari DLH kemudian mengambil sampel air sungai itu untuk dilakukan uji lab ke Sumenep, karena di Pamekasan kebetulan lab-nya belum terverifikasi. Jadi, dalam beberapa hari ini akan muncul uji lab-nya," terang dia.

Untuk itu, pihaknya menghimbau kepada masyarakat agar tidak menggunakan air tersebut untuk kepentingan rumah tangga.

Baca juga: Pemprov Lampung Jalin Kerjasama Dengan Pemprov Jawa Timur Melalui Misi Dagang dan Investasi

"Seperti mulai mencuci, hingga kegiatan lainnya. Termasuk ikan di sungai itu agar tidak dikonsumsi terlebih dahulu hingga uji lab keluar," jelas Supriyanto.

Supriyanto menjelaskan, bisa jadi air mengandung zat pewarna yang bisa jadi membahayakan tubuh.

"Untuk itu masyarakat yang selama ini juga menggunakan air ini untuk kepentingan lain agar bersabar dulu," pintanya.

Dia berharap, fenomana itu dapat terselesaikan dengan baik demi keamanan dan kenyamanan masyarakat di sekitar sungai.

"Kami juga berkoordinasi dengan kepala desa klampar, dan kami akan lakukan sosialisasi kepada pengrajin agar tidak membuang limbahnya ke sungai," pungkasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya warga di Kabupaten pamekasan digegerkan adanya munculnya air sungai yang berubah warga menjadi merah seperti darah.

Baca juga: Gubernur Jatim Bersama Misi Dagang Jawa Timur Direncanakan Kunjungi Provinsi Lampung

Ternyata perubahan warga itu akibat adanya pencemaran limbah bahan pewarna kimia yang disebabkan dari para perajin batik tulis khas Pamekasan yang membuang ke aliran sungai.

Warga menyaksikan perubahan warna air sungai itu sejak Minggu (9/7/2023) malam, hingga keesokan harinya warga semakin heboh akibat air sungai yang berubah warna itu.

Menurut warga di Desa Klampar, awalnya warga menganggap warga merah di sungai itu karena darah, namun setelah warga meneliti ternyata akibat tercemar bahan kimia.

Saat warga meneliti air yang warna merah tersebut, tidak menimbulkan bau anyir seperti darah, melainkan seperti pencemaran limbah bahan kimia dari hulu sungai yang menyambung ke Sungai Desa Klampar.

"Air sungai berubah merah ini dianggapnya warga darah, tidak tahunya kayak tercemar limbah bahan kimia," ungkap seorang warga Klampar, Pamekasan. **