Helo Indonesia

MUI: Tokoh yang Dijadikan Capres Itu Orang Terbaik, Jadi Jangan Saling Menjelek-jelekkan

Winoto Anung - Nasional
Rabu, 21 Juni 2023 23:25
    Bagikan  
Prabowo, Ganjar, Anies
ist

Prabowo, Ganjar, Anies - Tiga bakal calon Presiden, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Anies Baswedan.

HELOINDONESIA.COM - Saat ini sudah tahun politik, persaingan antar pendukung bakal calon presiden (capres) sudah menguat. Masyarakat diimbau untuk tidak saling menjelek-jelekkan soal capres yang diusung.

Untul itu, Menurut Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, Kiai Cholil Nafis,meminta kepada masyarakat untuk tidak saling menjelek-jelekkan antara calon yang satu dengan capres yang lain.

Kiai Cholil Nafis menegaskan,  siapapun yang menjadi calon presiden adalah orang-orang pilihan yang tentunya memiliki prestasi baik.

“Saat ini yang muncul di permukaan sebagai capres ada tiga nama. Tetapi biasanya nanti pendukung A menjelekkan si B dan juga sebaliknya. Sebenarnya si A atau si B yang jadi tidak ada urusan (tidak kenal) sama kita,” kata dia.

Baca juga: Bikin Takjub, Museum Nabi Muhammad SAW di Ancol Bakal jadi Destinasi Wisata Religi Selain Arab Saudi

Menurut Kiai Cholil Nafis meyakinkan bahwa tokoh yang dijadikan capres itu orang terbaik, sampai dijadikan calon itu berarti orang baik. Maka jangan berantem dan saling menjelek-jelekkan.

“Tidak mungkin kalau bukan orang baik dan berprestasi bisa dicalonkan oleh sebuah organisasi. Lalu kenapa, ketika dia (yang dicalonkan) baik-baik saja, sementara kita berantem,” katanya.

Ia mengingatkan, jangan sampai masalah kampanye capres ini masuk ke wilayah tempat ibadah masjid. Menurutna, apabila hal-hal tersebut sampa masuk ke ranah masjid, maka lambat laun masjid tersebut akan hancur akibat pertikaian antar jamaah.

“Maka hal yang seperti ini jika masuk dalam ranah masjid, saya yakin akan bubar jamaahnya. Karena setiap masuk masjid bukannya mendapat pengajian, tetapi hanya berantem,” ungkapnya.

Baca juga: Asnawi dan Garnacho Kini Berteman Baik, Padahal Duel Seru Saat Timnas Indonesia vs Argentina

Untuk itu, Kiai Cholil Nafis meminta agar para tokoh agama tidak ikut hanyut dalam mengkampanyekan tokoh-tokoh politik saat berdakwah di dalam masjid.

Kiai Cholil Nafis mengungkapkan, selain menjadi tempat ibadah bagi umat muslim, masjid juga sebagai sentral dakwah yang menyebarakan ajaran-ajaran islam.

Maka, melakukan kampanye di dalam masjid bukanlah hal yang dibenarkan, karena dapat menimbulkan perpecahan antar jamaah. Dalam hal ini, peran takmir masjid sangat diperlukan, karena takmir masjid lah yang menentukan siapa saja yang akan mengisi cermah atau berdakwah di masjid tersebut.

Kiai Cholil Nafis juga menegaskan agar takmir masjid lebih teliti saat mengundang tokoh agama agar tidak terjadi dakwah-dakwah yang disusupi oleh aksi kampanye. Maka, tidak perlu mengundang orang-orang yang mau kampanye di dalam masjid.

Baca juga: AHY: Demokrat Tolak RUU Kesehatan ke Paripurna DPR, Ada Indikasi Liberalisasi dan Upaya Penghapusan Anggaran

“Kalau besok ada yang kampanye untuk memilih salah satu calon baik presiden ataupun legislatif, besoknya nggak usah diundang lagi. Kalau sekiranya menimbulkan masalah, langsung dibisikin (pak, sudah berhenti saja pak, kita ganti sholawatan),” kata Kiai Cholil. “Kalau di luar masjid silahkan berkampanye, tetapi di dalam masjid jangan berkampanye,” tegasnya.

Kiai Cholil menyampaikan bahwa sebenarnya berbicara politik di dalam masjid bukanlah hal yang tabu, bahkan membicarakan politik di dalam masjid sebenarnya dibolehkan. Akan tetapi, politik yang dimaksud adalah keadaban.

“Jadi, apakah tidak boleh bicara politik di masjid? jelas boleh. Akan tetapi yang dibicarakan adalah politik keadaban, yang dibicarakan terkait bagaimana menjaga NKRI, memilih pemimin yang adil, jujur, dll,” tandasnya. (*)

(Winoto Anung)