Helo Indonesia

Cara Mengatasi Sampah Menggunung di Ponorogo, Diubah Jadi Bahan Bakar Gantikan Batu Bara

Edo - Nasional
Rabu, 31 Mei 2023 08:59
    Bagikan  
SAMPAH
humas pekab ponorogo

SAMPAH - Tumpukan sampah yang menggunung di TPA Mircan Ponorogo, Jawa Timur yang akan segera diproses.

HELOINDONESIA.COM - Persoalan sampah menjadi masalah di banyak negara, termasuk di Indonesia, khususnya di wilayah Ponorogo, sampah mulai menjadi masalah.

Namun belakangan ini Pemkab Ponorogo telah menemukan formula untuk mengatasi tumpukan sampah itu dengan bekerjasama dengan PT Reciki.

Proses kerja sama dengan PT Reciki dengan Pemkab Ponorogo, sekarang ini memasuki tahap feasibility study atau studi kelayakan.

Kini sampah yang menumpuk di Ponorogo tidak akan segera teratasi. Tumpukan sampah hingga menggunung, ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican Ponorogo.

Baca juga: Sindikat Pencurian Traktor dan Diesel Sawah Antar Kota Dibongkar Tim Resmob Polres Ponorogo

Rencanya sampah itu akan diolah dengan menggunakan sistem refuse derived fuel (RDF). Sistem RDF merupakan teknologi yang mampu mengubah sampah menjadi bahan bakar jumputan padat yang bisa menggantikan batu bara.

Untuk itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo menggandeng PT Reciki untuk mengolah sampah di TPA Mrican diharapkan mampu mengatasi masalah sampah itu.

Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pengelolaan Sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Ponorogo Ponorogo, Abri Susilo mengatakan pihaknya bekerjasama dengan perseroan asal Sidoarjo, Jawa Timur.

Perusahaan ini menurut Abri berpengalaman dalam mengolah sampah menjadi briket, pupuk organik, dan bahan baku industri plastik.

"Dari pengalaman PT Reciki mengelola TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) Samtaku Lamongan, mampu mengolah sekitar 35 ton sampah setiap hari," kata Abri, Selasa (30/5/2023).

Baca juga: Kepesertaan JKN Warga Baru 70 Persen, Begini Keinginan Bupati Ponorogo

Pihaknya berharap ada sekitar 100 ton sampah di TPA Mrican Ponorogo mampu diolah setiap hari.

Rinciannya, 70 ton sampah aktif yang masuk setiap hari dan mengurangi 30 ton sampah pasif yang selama ini menggunung di TPA

"Tentu saja dengan demikian, kebutuhan lahan untuk mengolah sampah sudah tercukupi," terang Abri.

Abri menjelaskan PT Reciki membutuhkan lahan seluas 5.000 meter persegi. Sedangkan lahan yang tersedia hanya 1.600 meter persegi sehingga harus menyewa tanah milik warga.

"Semuanya sudah deal harga sewanya. Mungkin tahun depan, tanah tersebut akan kita beli agar menjadi tanah aset daerah untuk menjamin keamanan investor," ungkapnya.

Abri menambahkan, Pemkab Ponorogo berhak atas harga penjualan Rp140 ribu setiap satu ton sampah.

Baca juga: Ponorogo Bakal Diusulkan Menjadi Jejaring Kota Kreatif Dunia, Begini Upaya Bupati Sugiri Sancoko

Sementara PT Reciki akan memulai uji coba pengolahan sampah pada akhir Juli atau awal Agustus 2023 ini. "Secepatnya akan dimulai pengolahannya," imbuhnya.

Masih kata Abri, kerja sama antara Pemkab Ponorogo dan PT Reciki akan mengatasi permasalahan yang muncul di TPA Mrican Ponorogo.

Sebab, puluhan ton sampah yang masuk setiap hari hanya ditumpuk hingga menggunung, begitu saja yang bisa menimbulkan masalah jika tidak segera teratasi.

"Diolah menjadi sesuatu yang bermanfaat. Tumpukan sampah yang ada di TPA dapat dikurangi pelahan-lahan," pungkasnya. **