HELOINDONESIA.COM - Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, bukan saja kaya dengan wisata alamnya, namun juga memiliki wisata kuliner yang tak boleh dilewatkan. Tak afdol jika singgah di Tegal tanpa mencici kelezatan makanan.
Berikut tujuh kuliner khas Kabupaten Tegal yang legendaris dan tetap mencuri perhatian wisatawan hingga sekarang.
1. Tahu Aci dan Tahu Pletok
Apa yang terlintas di benak wisatawan jika ingat Tegal? Ya, tahu goreng berbentuk segi tiga yang gurih dan kenyal. Namanya tahu aci. Kuliner ini banyak dijumpai di kawasan aslinya yaitu Desa Adiwerna, Kecamatan Adiwerna.
Makanan terbuat dari tahu kuning yang dipotong segitiga lalu diberi adonan aci yang sudah dicampur dengan potongan daun kucai di atas bekas potongan. Makanan bisa dinikmati saat pagi atau sore hari sebagai teman saat ngopi dan ngeteh. Bahkan kuliner ini sudah jadi sajian menu restoran di hotel.
Toko tahu aci paling legendaris adalah Toko Tahu Murni milik Hj Siti Rochmah pada 1951.
Selain itu, Tahu Randualas yang berdiri tahun 1956 oleh Liem Tek Lioe atau Wono Purwoto. Dialah pencipta tahu pletok. Tahu pletok awalnya dibuat dari tahu sisa yang diiris melebar kemudian diberi aci/kanji cair. Namun sekarang tahu pletok dibuat dari tahu baru seiring dengan banyaknya permintaan.
Baca juga: Di Depan Musisi, Ganjar Punya Visi Bangun Creative Hub di Seluruh Indonesia
Tahu Randualas pynya pabrik tahu sendiri. Tahu yang diproduksi tanpa bahan pengawet dan pewarna. Warna kuning tahu menggunakan pewarna alami yaitu kunir. Selain menjual tahu aci dan tahu pletok, Tahu Randualas juga menjual berbagai oleh-oleh khas Slawi seperti:pilus, kacang bogares, peyek kacang, kerupuk tahu, keripik tahu, cihu (aci tahu kering), dan lain-lain.
2. Rujak Teplak
Kuliner satu banyak Anda jumpai di daerah Tegal-Slawi dan sekitarnya. Namanya Rujak Teplak sudah dikenal sejak zaman dulu. Rujak tersebut berbahan dengan aneka jenis sayur mayur seperti kangkung, daun ubi jalar, daun pepaya, daun singkong, tauge, pare, dan timun yang direbus.
Sekilas kudapan ini lebih mirip pecel daripada rujak. Pasalnya yang digunakan adalah aneka jenis sayur-sayuran. Namun yang membedakan adalah bahan bumbu sambalnya. Umumnya bumbu rujak menggunakan bahan dasar dominan kacang, RujakTeplak dibuat dari singkong yang telah direbus dan dihaluskan atau ditumbuk.
Setelah itu, lalu dicampur dengan bumbu lain seperti gula merah, cabe merah, garam, terasi, asam jawa, dan diberi sedikit air. Kudapan ini biasanya disajikan dengan kerupuk mie yang digoreng dengan wedi (pasir). Rasanya enak, dan pengunjung akan dibuat ketagihan.
3. Soto Tauco
Berbeda dengan soto Lamongan atau Semarang, soto di Kabupaten Tegal berkuah lebih pekat memiliki perpaduan rasa gurih, pedas, manis, dan sedikit asam. Ini lantaran ada perpaduan antara tauco dengan tumpukan suwiran daging. Pedagang akan menyajikannya dalam mangkuk kecil dengan sendok bebek.
Pengunjung bisa memilih, apakah sotonya berisi suwiran ayam, daging, atau pun babat goreng. Soto yang juga dilengkapi soun dan tauge rebus ini pun terlihat makin sedap dengan taburan daun bawang serta bawang goreng.
Baca juga: Sensasi Nasi Liwet Solo, yang ini Nasi Liwet Mbak Inem Tanjunganom Solo
Salah satu warung soto terkenal dan legendaris adalah Soto Sedap Malam milik Pak Djenggot di Jalan Raya Talang. Pengunjung bakal dibuat ketagihan dengan soto ini yang terkenal dengan soto kriuk-kriuknya.
Selain itu, jika kalian ke Slawi tak lengkap rasanya jika tak mencicipi sedapnya Soto Dimpil. Kuliner satu ini memang sudah tak asing bagi masyarakat Slawi. Soto dimpil sudah ada sejak tahun 1960-an. Meski sudah lama berdiri dan banyak makanan modern yang berkembang, soto ini masih ramai dinikmati oleh para penikmatnya.
4. Mie dan Nasi Goreng Semplo
Warung Bu Semplo yang menyajikan mie goreng, godok, dan nasi goreng ini sangat populer bagi masyarakat umum, mulai pengusaha hingga pejabat di Slawi. Apa sih keistimewaan mie dan nasi goreng Semplo ini.
Selain suasananya warungnya yang dibuat remang-remang dengan penyalaan lampu teplok, cara masaknya secara tradisional dengan menggunakan angklo serta kipas tangan. Menu favorit pelanggannya yaitu mie kuah yang nyemek. Warung Bu Semplo berdiri sejak 1945 dan telah melahirkan generasi penerusnya.
5. Sate Kambing
Meskipun sate kambing hampir dijumpai di berbagai kota di Indonesia, ada yang bilang sate kambing Tegal memang lain daripada yang lain. Ciri khas sate kambing Tegal adalah berbahan daging kambing muda yang biasa disebut dengan Batibul atau bawah tiga bulan, dan Balibul atatu bawah lima bulan. Dengan demikian, tekstur dagingnya empuk dan tak berbau prengus.
Warung sate terkenal dan legend di Kabupaten Tegal yaitu RM Bu Tomo, Barokah 3, dan Bu Parmin. Menurut cerita yang beredar, Hj Suparmin sudah menjual satenya sejak masih menggunakan gerobag gendong keliling di sekitar Kota Slawi. Sampai kemudian berkembang pesat hingga saat ini.
6. Kacang Bogares
Sebagai camilan, nama Kacang Bogares sudah tidak asing lagi. Makanan ini sudah banyak dikenal dengan cita rasa yang khas, gurih dan renyah. Banyak wisatawan yang menjadikan kacang Bogares sebagai oleh-oleh.
Makanan ringan yang dibuat dengan kacang aroma bawang putih ini digoreng tanpa minyak. Kawasan produksi camilan ini ada di Jalan Raya Pertigaan, Bogares Kidul , Pangkah , Kabupaten Tegal. Adapun varian kacang ini adalah original, dan rasa bawang putih.
7. Pilus Kletuk
Selain kacang Bogares, camilan favorit masyarakat Tegal dan legendaris pilus kletuk yang terkenal gurih dan renyah.
Pilus kletuk berbeda dengan pilus pada umumnya, karena terbuat dari adonan tepung yang dibentuk bulat tanpa ada isian kacang di dalamnya. Dari segi ukurannya pun relatif kecil dibanding pilus kacang biasa.
Makanan ini merupakan produk rumahan masyarakat Tegal. Terbuat dari olahan tepung terigu, tepung kanji, bawang putih dan daun kucai yang dipadukan dengan beberapa bumbu rasa.
Pilus kletuk banyak dijumpai di pasar-pasar tradisional ataupun toko oleh-oleh di daerah Tegal. Banyak yang menjadikan makanan ini sebagai pelengkap makan bakso dan soto.
Itulah tujuh kuliner legendaris di Kabupaten Tegal yang sampai sekarang terus bertahan dan tak lekang oleh zaman. (Aji)
