Helo Indonesia

Kasur Pendeteksi Gangguan Tidur Serius, Rancangan Mahasiswa ITS Begini Manfaatnya

Selasa, 3 Oktober 2023 19:31
    Bagikan  
I-SLEEP
humas pemprov jatim

I-SLEEP - Tempat tidur I-Sleep kasur pendeteksi gangguan tidur serius, rancangan mahasiswa ITS Surabaya

HELOINDONESIA.COM - Gangguan tidur merupakan suatu keadaan sesorang dengan kuantitas dan kualitas tidur kurang, sehingga menimbulkan berbagai gangguan kejiwaan.

Salah satunya Obstructive Sleep Apnea (OSA) atau penyakit gangguan tidur serius.

Untuk melihat masalah ini, mengharuskan adanya deteksi gejala secara jangka panjang dengan alat yang amat kompleks.

Berangkat dari persoalan tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merancang I-Sleep, kasur cerdas untuk monitoring sleep apnea secara non-kontak.

Baca juga: Alokasi Dana Desa di Jatim Telah Mencapai 7,9 Triliun, Gubernur Khofifah Sebut Demi Kesejahteraan Rakyat

Tim Slumber Squad, Rima Amalia mengungkapkan, I-Sleep lahir dari keprihatinannya terhadap penanganan OSA yang selama ini yang cukup berisiko bagi pasien.

Risiko tersebut lahir dari penggunaan puluhan kabel yang menjuntai hingga timbulnya reaksi gatal dan iritasi akibat pemakaian jangka panjang.

"Dengan itu, I-Sleep hadir sebagai alat yang lebih praktis dan nyaman," terang Rima, Selasa (3/10/2023).

Untuk merancang I-Sleep, Rima menggandeng Firdausa Sonna Anggara Resta dan Mu'afa Ali Syakir.

Baca juga: Masa Jabatan Gubernur Jatim Habis Akhir Tahun 2023, Nama Khofifah dan Risma Muncul Dalam Suvei SRS

Ia menjelaskan inovasi yang mereka buat memiliki penggunaan dan sistem kerja yang sederhana.

"Nantinya, pasien hanya tinggal tidur di atas I-Sleep dan membiarkan komponen serta fitur bekerja untuk mendeteksi. Tanpa perlu terlilit puluhan kabel," ujarnya.

I-Sleep juga dapat mendeteksi OSA secara non-kontak dengan memanfaatkan kain konduktif yang telah terintegrasi dengan machine learning.

Baca juga: Stok Beras Jatim Melimpah, Produksi Bulan September Naik Dibanding Periode Sebelumnya Bisa Bantu Provinsi Lain

Pada kain tersebut, terdapat elektroda positif dan negatif yang terpasang secara horizontal di permukaan kasur.

"Kedua elektroda ini berperan menangkap sinyal dari tubuh pasien," jelas mahasiswa angkatan 2020 itu.

Ketika pasien tidur, imbuh Rima, aktivitas jantung akan direkam oleh elektroda yang terpasang pada kasur cerdas.

Apabila terdapat kondisi yang tidak normal ataupun keganjalan pada tubuh pasien.

Baca juga: Perkuat Suara di Jateng dan Jatim, Prabowo Disarankan Pilih Cawapres Kalangan NU

Sinyal akan segera ditangkap dan diantarkan kepada _machine learning untuk dideteksi.

"Namun, sinyal juga perlu diolah terlebih dahulu melalui analisis mendalam," tambahnya.

Mahasiswa Departemen Teknik Biomedik ini menyebutkan, pengolahan sinyal jantung yang ditangkap akan dianalisis dengan tiga parameter, yakni time domain, frequency domain, dan non-linear.

Baca juga: Gubernur Khofifah Belajar Transpormasi Massal MRT Jalur Elizabeth Line Inggris, untuk Diterapkan di Jatim

Ketiga parameter tersebut berperan untuk mengukur interval waktu denyut jantung, tinggi atau rendahnya frekuensi yang ditangkap, dan menentukan pola ketidakteraturan detak jantung yang terdeteksi.

Setelah sinyal jantung dianalisis, barulah machine learning berperan pada proses terakhir.

Proses yang memanfaatkan fitur k-_Nearest Neighbor_ ini bertujuan untuk menentukan kondisi gejala yang diterima dari sinyal tersebut dalam mengindikasikan penyakit gangguan tidur.

Baca juga: Inilah Daftar Halte Pemberhentian Rute Baru Trans Jatim Mojokerto - Bungurasih Harga Tiket Lima Ribu

"Jika iya, machine learning akan segera bertindak untuk membangunkan kembali kesadaran pasien," jelas Rima.

Dengan akurasi deteksi sebesar 92 persen, tim inovasi bimbingan Nada Fitrieyatul Hikmah ST MT ini berhasil meraih juara dua dalam ajang Gemastik XVI tahun 2023 kategori Piranti Cerdas, Sistem Benam, dan Internet of Things (IoT).

Bukan tanpa alasan, selain akurasi yang tinggi, alat ini juga dinilai aman untuk penggunaan jangka panjang dan memiliki biaya produksi yang tergolong murah.

Baca juga: Inilah Tujuh Kasus Kebaran Hutan Mendapat Reaksi DPRD Jatim, Belum Diketahui Penyebabnya

Ke depannya, Rima berharap agar I-Sleep dapat segera diproduksi secara massal dan berguna bagi pasien, pun berbagai rumah sakit di Indonesia.

Pasalnya, alat ini memiliki potensi yang tinggi dalam memberi kebermanfaatan di dunia kesehatan jika dikembangkan secara berkelanjutan.

"Tak hanya OSA, I-Sleep nantinya bisa digunakan untuk mendeteksi berbagai penyakit lain," pungkasnya penuh harapan. **