HELOINDONESIA.COM - Penemuan tekorak di dalam kamar di sebuah rumah di Desa Bacem Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar, Jawa Timur membuat geger warga.
Tengkorak manusia itu terkubur dalam sebuah kubangan di dalam kamar yang terkunci dengan dicor.
Terungkapnya temuang kerangka manusia itu berawal dari kecurigaan pemilik rumah yang baru saja membeli rumah dari warga yang lain.
Sekitar dua bulan lalu, Domiratul Husna membeli rumah dari salah seorang warga di desa itu, kemudian berniat untuk merenovasi.
Baca juga: Cah Blitar Kembali Cetak Gol, Arkhan Kaka Koleksi Dua Gol di Piala Dunia 2023
Namun saat Husna hendak melakukan renovasi ia mencurigai adanya sebuah kamar yang terkunci rapat.
Saat membuka ruang tersbut, ternyata pemilik rumah mencurigai adanya cor baru di dalam ruangan tersebut.
Karena sang pemilik rumah baru itu mencurigai cor-coran baru di dalam kamar kemudian melapor ke perangkat dan kepolisian.
Baca juga: Jebolan SSB Tunas Muda Blitar Bikin Rekor Gol Pertama Timnas Indonesia di Piala Dunia U-17
"Awalnya pemilik baru curiga dengan adanya kamar di bagian belakang, kemudian saat dibuka terdapat plesteran yang baru dari situ kemudian terungkap," kata Kapolres Blitar Kota, AKBP Danang Setiyo Pambudi kepada wartawan di Blitar, Selasa (21/11/2023).
Tukang dari pemiliki baru rumah itu akhir melakukan pembongkaran , namun saat digali sang pemilik terkejut adanya penemuan kerangka manusia di dalamnya.
Pertaka kali yang dilihat ada tengkorak (kepala mayat) dan rambut korban masih menyelimuti.
Baca juga: Menjelang Pemilu 2024 Tempat Keramat Blitar dan Makam Bung Karno Mulai Banyak di Datangi Caleg
Selanjutnya pemiliki rumah melaporkan penemuan itu kepada Satreskrim Polres Blitar Kota, yang langsung menindaklanjuti dengan melakukan penggalian.
Dari hasil penggalian ternyata ditemukan kerangka manusia, namun polisi belum memastikan apakah ini korban pembunuhan atau bukan.
Setelah tim Forensik RS Bhayangkara Kediri memeriksa akhirnya terungkap jika kerangka manusia yang terkubur itu adalah kerangka manusia berjenis kelamin seorang perempuan.
Selain itu hasil forensik juga sudah menyebutkan jika usia kerangka manusia itu diperkirakan berusia di bawah 25 tahun dengan menunjukkan ciri-ciri dari identifikasi dari tulang dan sisa kulit.
Baca juga: Masuknya Ze Valente Semakin Sangar Lini Serang Persik Kediri, Singo Edan Bakal Ketakutan
Dr Tutik Purwanti mengatakan pemilik kerangka itu seorang wanita berusia di bawah 25 tahun.
Dari dugaan sementara warga menyimpulkan jika wanita itu adalah Fitriana istri dari Nuhan yang tinggal di rumah itu sebelumnya.
Firiana adalah perempuan asal dari Kendari, Sulawesi Tenggara diduga dibunuh suaminya sendiri Nuhan Suprianto kemudian di kubur di kamar belakang rumahnya.
Baca juga: Kasus Penganiayaan Hingga Tewas Pelajar MTsN di Blitar Gara-gara Ketersinggungan Ditanya Teman
Bahkan warga juga menyimpulkan jika Nuhan yang mengubur jenazah istrinya Fitriana di dalam kamar belakang.
Dugaan ini juga bukan tanpa alasan, pasalnya Fitriana selama ini yang aktif di lingkungan rumah, tiba-tiba menghilang begitu saja.
Hilangnya Fitriana warga juga tidak melihat gelagat suaminya yang kebingungan dan tidak pernah mencari sang istri.
Baca juga: Alternatif Homebase Arema Selain Stadion Gajayana, Juga Sempat Melirik Stadion Supriadi Blitar
Menurut warga tetangga korban, Ali Masykur mengatakan jika Nuhan orangnya pendiam.
Kedua pasangan itu sendiri juga sudah memiliki 2 orang anak, anak yang pertama telah berusia 5 tahun.
Sejauh ini warga juga tidak pernah merasa curiga, namun hanya menyimpan dalam hati, jika Fitriana tiba-tiba tidak ada dan hilang begitu saja.
Baca juga: Polres Blitar Kota dan Pacitan Langsung Hapus Penyebab Pemohon SIM Tidak Lulus, Dengan Ganti Leter S
Warga juga tidak pernah menduga jika Fitriana bernasib seperti itu, tidak ada yang tahu kemana Fitriana pergi namun warga yakin jika kerangka manusia itu adalah dia.
Pasca penemuan kerangka itu, kemudian polisi membawa Nuhan suaminya untuk dimintai keterangan di kantor polisi.
Dari hasil foresnsik jenazah Fitriana telah dikubur di dalam ruangan itu selama kurang lebih 1 tahun, hal itu terungkap dari visum yang dilakukan tim forensik RS Bhayangkara, Kediri. **
