Helo Indonesia

Dulu Terbengkalai, Kini Tempat Nongkrong dan Diskusi

Nabila Putri - Ragam
Senin, 25 Desember 2023 08:57
    Bagikan  
Dulu Terbengkalai, Kini Tempat Nongkrong dan Diskusi

Rumah Cagar Budaya Wedana Kota Metro.(Foto.Oki/Helo)

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM - Perkembangan cagar budaya di Kota Metro selama tiga tahun terakhir terus mengalami perkembangan secara signifikan. Dalam kurun waktu 3 tahun terakhir sejumlah perubahan baik fisik, regulasi, fungsi hingga dukungan terus mengalami peningkatan. Wajah cagar-cagar budaya yang tadinya suram kini perlahan mulai berubah.

Anggota TACB Metro Herie S Widarto menilai perubahan ini terjadi berkat kerja bersama semua kalangan baik pemerintah, masyarakat, BUMN dan dunia usaha dalam mengembangkan cagar budaya.

“Sejumlah regulasi seperti Perda, Perwali hingga Surat Edaran membuat dukungan atas pengembangan cagar budaya dapat terus berjalan, tentunnya kami sampaikan apresiasi kepada Pemerintah Kota Metro dan DPRD Kota Metro tentunya atas hal ini,”ujarnya.

Herie menambahkan bahwa pada tahun 2023 juga TACB Metro telah melakukan studi tiru bersama dengan Bappeda, Dinas PUTR, Disdikbud dan Angggota DPRD ke Surabaya dalam upaya mempelajari pembentukan dan pengambangan kawasan-kawasan cagar budaya.

Baca juga: Pascateror Tokoh NU Hidir, Beredar Rekaman Kicut Dana Proyek

Sementara itu Kadisdikbud Kota Metro Suwandi menjelaskan bahwa di tahun 2023 pihaknya telah menyelesaikan kurikulum lokal terkait Sejarah dan cagar budaya.

“Insya Allah lewat hadirnya kurikulum lokal tersebut akan mendorong pembelajaran luar sekolah bagi para siswa agar semakin aktif mengunjungi cagar-cagar budaya yang ada di Kota Metro sebagai upaya mengenalkan sejarah lokal,”jelasnya.

Hal senada disampaikan Kabid Dikdas Disdikbud Metro, Fezal yang menyampaikan bahwa di tahun 2024 sekolah-sekolah yang ada di Kota Metro telah mengagendakan kunjungan ke cagar-cagar budaya.

“Hal ini merupakan wujud integrasi kurikulum lokal sekaligus upaya membangun karakter siswa yang mengenal akan sejarah kotanya, selain itu seiring berlakunya Perda Pajak daerah dan Retribusi Daerah tentunya akan berkontribusi terhadap pendapatan Kota Metro,”tambahnya.

Baca juga: Diteror Ketiga Kalinya, Sekretaris NU Lampung Hidir


Sementara itu Kabid Kebudayaan Disdikbud Kota Metro Siti Rogayati Seprita kerjasama stakeholders menjadi kunci dalam pemajuan cagar budaya.

“Kita bisa saksikan bersama bahwa hari ini tidak hanya Disdikbud yang berperan dalam mengembangkan cagar budaya, ada Diskominfo, DLH, BPPRD, Bappeda, Dinas PUTR, Dishub yang telah perlahan mengambil peran dalam pemajuan cagar budaya,” jelasnya.

Selain itu ia juga mengapresiasi berbagai komunitas masyarakat yang juga secara aktif dan mandiri menggelar berbagai even di cagar-cagar budaya sebagai upaya menghidupkan kembali cagar budaya.Jumlah even yang digelar di cagar budaya di tahun 2023 meningkat 100 persen dari tahun 2022.

“Hal ini menjadikan cagar budaya sebagai ruang publik baru yang secara otomatis tidak hanya meningkatkan kunjungan tapi juga pengetahuan serta wawasan warga terkait cagar budaya, di tahun 2023 berdasarkan catatan kami lebih dari 20.000 siswa dan masyarakat dari Metro dan Luar Metro telah mengunjungi cagar budaya baik untuk keperluan studi, even dan lain sebagainya,”ungkapnya.

Baca juga: Dimandorin Bawaslu Tanggamus, Panwascam Baru Copot Stiker Caleg Dewi Handajani di Mobil Ambulan Pekon Banjarmasin


Karenanya program aktivasi cagar-cagar budaya ini akan terus dilanjutkan di tahun 2024 sebagai upaya mengenalkan Kota Metro secara luas.
Terpisah Kadis Dinas PUTR Kota Metro Roby K Saputra menambahkan bahwa pada tahun 2023 pihaknya ikut mendukung pengembangan cagar budaya.

“Tahun ini kami membangun gapura di Rumah Informasi Sejarah, melakukan studi dan pemugaran cagar budaya di Rumah Asisten Wedana Metro, hal ini sebagai wujud dukungan kami terhadap program revitalisasi cagar-cagar budaya yang ada di Kota Metro,”jelasnya.

Hal senada diungkapkan Kadiskominfo Kota Metro Subehi yang berharap pengembangan cagar budaya juga terkait dengan smart city dan tujuan SDGs atau pembangunan berkelanjutan.

“Perubahan wajah cagar budaya dengan tetap mempertahankan keaslinnya serta menambah beberapa fasilitas di sekitarnya harapannya akan mendukung kota dan komunitas yang berkelanjutan,”ungkapnya.

Subehi juga menambahkan lewat sejumlah upaya tersebut merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Kota Metro dalam program revitalisasi cagar budaya yang ada.

Terpisah, Ketua TACB Lampung, Anshory Djausal mengatakan bahwa tahun 2023 Kota Metro mengalami perubahan signifikan dalam hal pemanfaatan cagar budaya.

“Kita berikan apresiasi untuk Kota Metro yang sepanjang tahun 2023 telah aktif melakukan revitalisasi serta pemanfaatan cagar budaya, Rumah Asisten Wedana Metro misalnya dengan gotong-royong berhasil diubah secara signifikan dan kini mulai digunakan untuk berbagai kegiatan warga,”ungkapnya.

Hal ini menurutunya menunjukan bahwa cagar budaya tidak hanya diperlakukan sebagai bangunan bersejarah semata tapi juga menjadi sebuah ruang ekspresi, dan aktifitas warganya yang perlahan dapat membuat sebuah kota menjadi menarik untuk dikunjungi.

Senada Kepala BPK Wilayah VII Nurmantias menyebut salah satu kunci pemajuan cagar budaya adalah pembentukan ekosistem kebudayaan.

“Kota Metro aktif dalam mengembangkan cagar budayanya dan membangun eksosistemnya karenanya kami juga ikut mendukung dan meangpresiasi peran serta berbagai kalangan tersebut,”ungkapnya.

Sementara itu Kepala BPPRD Kota Metro Syachri Ramadhan juga berharap kedepan sejumlah langkah revitalisasi cagar-cagar budaya yang ada di Kota Metro akan dapat menjadikannya sebagai destinasi wisata yang mampu menyumbang bagi pendapatan Kota Metro.

“Wajah baru Rumah Informasi Sejarah Rumah Asisten Wedana dan bangunan-bangunan bersejarah lain yang lokasinya berdekatan dapat terus dioptimalkan sehingga keberadaan cagar budaya mampu meningkatkan kesejahteraan warganya dan juga pendapatan Kota Metro,”harapnya.

Oki Hajiansyah Wahab dari TACB Metro berharap di tahun 2024 kajian pendirian Kembali pendopo Rumah Asisten Wedana Metro dapat dilakukan dan perlahan menata kawasan cagar budaya yang ada agar mampu menjadi destinasi wisata.

“Kajian kami di 2023 menyatakan bahwa cagar budaya Rumah Asisten Wedana Metro terdiri dari pendopo dan rumah kediaman yang merupakan satu kesatuan utuh, karenanya kedepan upaya dan langkah-langkah pembangunan kembali pendopo tersebut harus segera dimulai dan disisi lain sembari menata kawasan cagar budaya yang ada,”jelasnya.

Hal lain yang patut disyukuri menurutnya adalah meluasnya dukungan bagi pengembangan cagar budaya di Kota Metro dari berbagai institusi baik institusi pemerintah, BUMN, hingga dunia usaha.
“Ada Dinas PKP Perkim Provinsi Lampung, BI, OJK, BNI 46, Bank Mandiri, CCEP Indonesia, Pegadaian, BPK Wilayah VII, RSIA AMC hingga para pelaku usaha lokal yang secara aktif berpartisipasi dalam upaya aktivasi cagar budaya yang ada di Kota Metro.

Pembangunan Kembali pendopo di Rumah Asisten Wedana tentunya tidak sulit dilaukan sepanjang ada kemauan dan kerja keras.

“Kita bisa saksikan bersama di Rumah Asisten Wedana hanya dalam waktu satu tahun terjadi perubahan yang signifikan di kawasan tersebut baik pada penataan fisik dan juga berbagai aktifitas sosial dan ekonomi yang bermanfaat untuk warga dan Kota metro,”pungkasnya.(Oki)