Helo Indonesia

Anies Tak Kunjung Umumkan Cawapres, Nasib Koalisi Perubahan Potensial Ambyar

Winoto Anung - Nasional -> Politik
Sabtu, 29 Juli 2023 22:13
    Bagikan  
Anies Baswedan, AHY,
Facebook/Agus Yudhoyono

Anies Baswedan, AHY, - AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) saat menjemput ANies Baswedan di Bandara Soekarno-Hatta, 11 Juli. (Foto: Facebook/Agus Yudhoyono)

HELOINDONESIA.COM - Penentuan capres dan cawapres untuk Pilpres 2024 makin pelik. Tiga capres tampaknya sudah akan maju, yakni Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Prabowo Subianto. Itu kalau ada yang disebut penjegalan.

Menariknya, kini mulai saling mengkritisi. Terutama para pendukung masing-masing capres, pendunkung Anies, pendukung Ganjar, pendukung Prabowo)  makin sering saling mengkritisi, saling sindir, bahkan saling memojokkan, hingga tebar hoaks.

Tapi, soal mengkritisi, apa yang disampaikan pihak lawan sering disebut sebagai satu koreksi, agar tahu kelemahan. Dan ada yang bilang lawan dalam politik adalam teman dalam demokrasi.

Jelang Pilpres, para pendukung capres banyak menyodorkan kelemahan-kelemahan lawan. Dalam kerrangka di atas, maka hal tersebut menguntungkan, karena kelemahan yang disodorkan bisa diperbaiki.

Baca juga: Ancam Jemput Paksa Panji Gumilang Jika Mangkir, Bareskrim : Penyidik Punya Kewenangan

Seperti dikatakan Ganjar Pranowo saat ditanya soal foto dirinya seakan berpelukan dengan Miyabi, bintang film orang dewasa yang sangat terkenal. Ganjar mengatakan, ada kampanye hitam (black campaign) dan kampanye negatif (negative campaign).

Kampanye negatif adalah proses dengan sengaja menyebarkan informasi negatif tentang seseorang atau sesuatu untuk memperburuk citra publik yang dijelaskan, tapi didukung data-data yang benar.

Sedangkan kampanye hitam tanpa didukung fakta atau data yang benar.  Seperti gambar Ganjar berpelukan dengan Miyabi, menurutnya jelas kampanye hitam, karena datanya hoaks.

Baca juga: Indonesia Sukses Gulung Filipina 3-0, Pimpin Klasemen Sementara Voli SEA-V League

Ada unggahan di twitter yang menarik dari netizen GP24P dengan akun @KakekHalal, yang kiranya sebagai kritik untuk lawan. Dalam hal ini netizen itu adalah pendukung Ganjar Pranowo menulis yangnkiranya bisa dianggap sebagai kritik, judulnya: Nasib Koalisi Perubahan yang Tidak juga Berubah Berpotensi Ambyar.

Dia membahas kondisi Koalisi Peruibahan untuk Persatuan (KPP) yang belum jugamenetapkan cawapresnya. Anies Baswedan selaku bakal capres sudah mengatakan, akan mengumumkan cawapres selepas pulang ibadah haji.

Namun, sudah hampir sebulan pulang ibadah haji, pengumumuman cawapres belum juga diumumkan, Ini tentunya membuat Partai Demokrat gusar, karena menginginkan AHY jadi cawapres. Kalau Anies tak kunjung juga mengumumkan, maka potensial Demokrat hengkang dari KPP. Kalau Demokrat hengkang, maka KPP bakal ambyar.

Baca juga: Bukan Mitos, Hindari Jenis Makanan dan Minuman Berikut Ini Agar Asam Lambung Anda Tidak Kumat

Itu kira-kira isi kritikan dari pendukung Ganjar tersebut, Untuk selanjutnya, berikut ini teks lengkap kritikan tersebut.

Nasib Koalisi Perubahan yang Tidak juga Berubah Berpotensi Ambyar

Pertemuan antara Ketua Umum DPP Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani menjadi sorotan publik beberapa waktu lalu. Beberapa pihak mengaitkan pertemuan itu dengan nasib Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang saat ini beranggotakan NasDem, Demokrat, dan PKS.

Koalisi Perubahan terkesan tidak banyak berubah, anggotanya tetap, capresnya tetap dan cawapresnya belum juga ada. Potensi bubarnya Koalisi Perubahan sangat mungkin apalagi PDIP telah memberi sinyal bekerja sama dengan Demokrat.

Baca juga: Redam Gejolak Golkar, Airlangga Hartarto Disarankan Merapat ke Koalisi PDIP

Nama Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bahkan disebut masuk dalam bursa calon wakil presiden untuk mendampingi Ganjar Pranowo yang merupakan calon presiden PDIP.

Melihat situasi politik yang ada terdapat potensi bubarnya KPP di tengah pendekatan yang dilakukan AHY dan Puan yang pastinya direstui SBY. Partai Demokrat sangat mungkin hengkang karena proposal mereka untuk mengusung AHY sebagai cawapres tak kunjung digubris koalisi Anies.

Sampai Anies pulang haji pengumuman cawapres belum juga hadir. Anies seolah masih mencari sosok cawapres dengan pergi ke Kabupaten Pangandaran menemui mantan Menteri KKP Susi Pujiastuti.

Baca juga: DPR RI Bicara soal Penjabat Gubernur hingga Semangat Rombak Pejabat

Jika Demokrat benar-benar hengkang sama saja dengan kegagalan Anies menjadi capres. Pasalnya, modal suara KPP tak akan melampaui ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) tanpa Demokrat.

Bila Demokrat memang jadi pindah ke PDIP, praktis Koalisi Perubahan tidak memenuhi syarat PT 20 persen. Ini artinya Anies akan berpeluang menjadi gelandangan politik sambil gigit pohon mahoni. Sangat sulit mencari parpol lain yang mau dan mampu mendukung Anies mendapat tiket pilpres.

Saya tidak yakin akan ada partai yang mau bergabung ke koalisi Anies jika Demokrat hengkang. Menurutnya, partai-partai yang belum berkoalisi saat ini punya kecenderungan dekat dengan Jokowi.

Partai Golkar, PKB, dan PAN adalah bagian dari kabinet Jokowi. Sementara Koalisi Perubahan dipandang sebagai oposisi. Mereka segan dengan Jokowi. Kemungkinan mereka pindah ke Koalisi Perubahan yang dikonotasikan dengan oposisi sangat kecil jika tidak dibilang mustahil.  (*)

(Winoto Anung)