Helo Indonesia

Demokrat Persilakan Jokowi Punya Pilihan, Tapi Jangan Cawe-cawe dan Mobilisasi TNI, Peralat Kejaksaan

Winoto Anung - Nasional -> Politik
Senin, 5 Juni 2023 11:17
    Bagikan  
Presiden Jokowi
tangkapan layar

Presiden Jokowi - Presiden Jokowi.

HELOINDONESIA.COM - Soal cawe-cawe Presiden Jokowi masih terus menjadi polemik di masyarakat dan juga kalangan politisi, di antaranya adalah politisi Partai Demokrat Benny K Harman.

Benny mempersilakan Presiden Jokowi punya preferensi atau kesukaan /pilihan terkait Pilpres 2024, namun dia memperingatkan jangan cawe-cawe  dengan memobilisasi TNI, Polri, KPU, ASN, Kepala Daerah dan pengusaha.

“Juga jangan pernah abusing power dan memperalat kejaksaan, KPK, MA, MK dn para pembantunya di kabinet untuk memproses hukum Capres dari kubu oposisi,” kata Waketum Partai Demokrat itu  di Twitter dengan akun @BennyHarmanID.

Benny K Harman juga memperingatkan jangan pernah abusing power dan memperalat kejaksaan, KPK, MA, MK dn para pembantunya di kabinet untuk kriminalisasi tokoh-tokoh politik kelompok oposisi dan membegal atau menghalang-halangi atau menekan partai politik dari kubu oposisi.

Baca juga: JK Tak Berkutik, Partai Golkar Key Player Pilpres 2024, Bakal ke Ganjar atau Prabowo? Anies Berat

“Membegal atau menghalang-halangi atau menekan partai politik dari kubu oposisi dgn maksud agar Capres dari kubu lawan tidak jadi berlayar,” tambah @BennyHarmanID.

“Bukan saja tidak etis namun ini adalah bentuk kejahatan demokrasi yang tidak patut terjadi di negeri Pancasila,” tandasnya.

Menurt Benny K harman, biarlah rakyat menentukan pemimpinnya, kewajiban Presiden adalah menjaga dan menciptakan iklim yang sehat agar pilihan rakyat dilakukan secara bebas dan rahasia. Vox Populi, Vox Dei,” ujar politisi Demokrat itu.

Sebelumnya, dalam unggahan yang lain, Benny K harman mengatakan, Presiden Jokowi perlu klarifikasi pernyataannya bahwa Demokrat sering ke istana, tapi maunya "malam hari."

Baca juga: Survei Terbaru: Erick Thohir Kandidat Cawapres Paling Disukai Pemilih Jokowi dan Prabowo di Pilpres 2019

Menurut dia, jika tidak ada penjelasan dari Presiden ini akan menimbulkan anggapan bahwa Presiden Jokowi sengaja menyebatkan hoaks atau berita bohong kepada publik.

“Jika tidak ada klarifikasi, Presiden sepertinya dgn sengaja menyebarkan hoaks dan berita bohong ini kepada publik. Apa motif siarkan berita bohong dan hoaks ini?” ujarnya. (*)

(Winoto Anung)