Helo Indonesia

Kunjungi Cina, Rombongan MAJT Saksikan Kemajuan Islam di Urumqi dan Teknologi Pakan Ternak

Senin, 3 Juni 2024 09:04
    Bagikan  
Kunjungi Cina, Rombongan MAJT Saksikan Kemajuan Islam di Urumqi dan Teknologi Pakan Ternak

Rombongan pengurus MAJT saat berada di Cina, dan Ketua PP MAJT Prof Noor Achmad saat menunjukkan teknologi peternakan di Provinsi Xinjiang.

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Tuntutlah ilmu hingga ke Negeri Cina. Pepatah ini tak salah, karena banyak hal yang bisa dipelajari dari negara yang kini disebut Tiongkok itu.

Ketika rombongan Pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) berkunjung ke Cina pada 18- 24 Mei 2024 lalu atas undangan Pemerintah Cina melalui Konjen Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Surabaya, Ketua PP Prof Dr KH Noor Achmad MA mengungkapkan banyak sisi menarik dari Negeri Panda, khususnya sistem pertanian yang bisa dikerjasamakan dengan MAJT.

majt2

Hal menarik selama berkunjung ke Cina, kata Prof Noor Achmad, adalah saat singgah di Kota Urumqi, Provinsi Xinjiang. Di sana rombongan mendapatkan realitas bagaimana harmonisasi dan budaya Islam tumbuh dan berkembang.

''Kami sendiri kaget, karena Kota Urumqi memiliki 300 masjid dan puluhan pesantren yang pola pengajarannya relatif sama dengan di sini. Total ada sekitar 10.000 masjid yang ada di provinsi Xinjiang, yang menandai kemajuan Islam yang bisa beradaptasi dan berkembang,'' katanya didampingi Penasihat PP MAJT Drs KH Ali Mufiz MPA di ruang rapat MAJT, Semarang, Minggu 2 Juni 2024.

Baca juga: Peringati HUT ke-16, Satria PC Kendal Gelar Baksos dan Deklarasikan Dukung Mas Dar

Prof Noor Achmad menjelaskan, dalam lawatan ke Cina, rombongan MAJT selain dirinya, ada Sekretaris MAJT KH Muhyiddin, Ketua Bidang Ketakmiran MAJT KH Hanief Ismail, dan Sekretaris Bidang Hubungan Antar lembaga/Direktur Pesantren MAJT Dr M Syaifudin MA.

Dijelaskan dia, ada dua provinsi di Cina yang disambangi rombongan MAJT, yaitu Sichuan dan Xinjiang. Ketika di provinsi Sichuan mereka diajak ke kebun binatang panda yang berada di Kota Chengdu (ibukota Sichuan).

''Penataan kebun binatang di Chengdu demikian maju. Dari awalnya enam panda, kini menjadi 180 ekor yang ditempatkan di lahan seluas 92 hektar dan 96 persen tertutup tanaman. Di sinilah pusat penangkaran panda di dunia. Ini menunjukkan bagaimana Cina mengelola legacy alam dan melindungi satwa langka dengan baik,'' bebernya.

Baca juga: Tim Sepakbola Arema Women Juarai SOSOHOHA Cup 2024 di Rembang

Di Sichuan, mereka dijamu makan oleh pemprov setempat yang diwakili Mr He Guang Xian (Wakadis Urusan Luar Negeri). Pada kesempatan itu, Prof Noor Achmad menyampaikan tentang profil MAJT dengan visi misi, termnasuk aspek moderasi keterbukaanya bersama lintas agama.

Kemajuan Islam

Provinsi kedua yang dikunjungi adalah Xinjiang. Selama di sana, rombongan MAJT berkunjung ke Masjid Baida yang merupakan masjid tertua di Kota Urumqi, Sekolah Seni Xinjiang, Museum Muqam untuk melihat alat musik tradisional tertua, Miniatur Smart Village, bazar internasional Urumqi, perusahaan pakan ternak, dan perguruan tinggi Islam.

''Satu hal menarik adalah teknologi pakan ternak. Kami melihat bagaimana gabah-gabah padi, disemai lalu keluarnya seperti permadani yang jadi pakan ternak bergizi. Formula pakan ternak di sini bisa membuat ternak tumbuh cepat dan bobotnya naik dua kali lipat dalam waktu tiga bulan,'' ungkapnya.

Baca juga: Jungkook BTS Rilis Lagu Baru Berjudul Never Let Go

Menurut dia, Pemerintah Cina melindungi setiap warganya baik yang beragama maupun yang tidak beragama, sesuai dengan konstitusi negara. Selain itu negara memperhatikan bahkan biaya kebutuhan umat Islam seperti dana operasional masjid Baida.

Negara memperhatikan dengan sangat baik peninggalan budaya Islam, seperti kesenian Muqam.
"Hal ini terbukti dengan diraihnya pengakuan dari UNESCO. Kegiatan keagamaan (Islam) berjalan dengan baik dan berkembang di Xinjiang. Puluhan ribu masjid berdiri di sana," terangnya.

Dia juga melihat Cina memperhatikan pendidikan keagamaan Islam. Terbukti, salah satu perguruan tinggi (Insitut Islam Xinjiang) yang dikunjungi memiliki bangunan yang megah, luas, asramanya pun bersih dan rapi yang berdiri di areal seluas 10 Hektar.

Baca juga: Dilantik, 177 Panwaslu Kelurahan di Kota Semarang Diminta Beradaptasi dengan Sistem Kerja

"Ini merupakan kampus baru dengan biaya pembangunan 279 juta Yuan. Kurikulum, pengajaran di Institut Islam Xinjiang sama persis yang ada di Indonesia bahkan di belahan bumi lainnya yang mengikuti ajaran ahlussunah wal jamaah. Ada ilmnu fiqih, tafsir, hadis, gramatika Arab (nahwu - shorof), tarikh, ekonomi dan hukum.

Prof Noor mengatakan, Rektor IIX Syekh Abdul Raqieb Tumniyaz merupakan alumni universitas Al-Azhar Kairo Mesir yang dalam pemaparannya menegaskan bahwa Islam yang diajarkan di kampus ialah moderat dan inklusif.

Dia yakin, jika agama Islam di Cina bakal berkembang pesat sepanjang bisa beradaptasi dan keberadaannya tidak dihadap-hadapkan atau dibenturkan dengan pemerintah setempat. (Aji)