Helo Indonesia

Guru Honorer Tak Terima Di-PHK, Ini Alasan Kepsek SMPN 13 Balam

Nabila Putri - Nasional -> Peristiwa
Senin, 4 Desember 2023 20:45
    Bagikan  
Guru Honorer Tak Terima Di-PHK, Ini Alasan Kepsek SMPN 13 Balam

Kepsek Amaroh dan SK PHK terhadap Tri Rahmansyah (Foto Kolase Helo)

LAMPUNG,HELOINDONESIA.COM– Seorang guru honorer tak terima dirinya diputus hubungan kerjanya (PHK) oleh Kepala Sekolah SMPN 13 Beringin Raya, Kemiling, Kota Bandarlampung Amaroh. Tri Rahmansyah, guru tersebut, merasa PHK terhadap dirinya tanpa alasan yang jelas.

"Saya tanya kenapa diberhentikan, Ibu Kepala Sekolah itu tidak bisa menjelaskan," kata Tri Rahmansyah, Senin (4/12/2023). Namun, di dalam surat PHK No.800/1053/III.01/II.13/2023 (30/11/2023), dirinya di-PHK karena tidak dapat bekerja sama.

undefined

Tri Rahmansyah mengaku kaget di-PHK. Selama ini, dia merasa telah bekerja sama dengan pihak sekolah atau ada pelanggaran lainnya sehingga kena PHK. Walau, diakuinya, PHK itu hak prerogatif kepala sekolah.

Baca juga: Inspirasi Klinik Milik Young Beautypreneur Gen Z, Tempat Perawatan dan Ruang Kecantikan

Dikonfirmasi, Kepsek SMPN 13 Amaroh mengatakan Tri tidak pernah hadir pada jam wajib hadir di hari Jumat, Kurikulum P5 Pancasila, jarang hadir pada rapat Dinas, tidak hadir pada rapat pembinaan dari pengawas maupun Dinas.

Dia ini tidak disiplin selama 2 tahun, ngajar selama 15 jam, berangkat dari Senin sampai Selasa, tapi harus wajib hadir di P5 pada hari Jumat, ujarnya Selain itu, lanjutnya, yang bersangkutan, tidak pernah absen finger print yang wajib dilakukan guru dan pegawai.

"Beliau juga kadang meninggalkan tugas tanpa izin dengan pihak sekolah," ujarnya. Dia memiliki semua bukti-bukti tersebut, termasuk bukti-bukti whatsapp dan rekaman memprovokasi penggalangan tanda tangan ke semua guru, pensiunan guru SMPN 13, hingga OB.

Baca juga: Dewa 19 Sedot Ribuan Gen-Z Deklarasi Prabu Menangkan Prabowo-Gibran


Amaroh menilai Tri Rahmansyah telah arogan terhadap dirinya serta memprovokasi para guru, pegawai, hingga pensiunan agar dirinya lengser membuat tak nyaman lingkungan SMPN 13 selama dua tahun ini.

"Kemarin, ngirim ke grup whatsApp menuduh saya pembohong, mendramatisir. Saya tidak mau perang opini dengan Tri, saya hanya mikir SMPN 13 saja untuk meraih prestasi bagi siswa saya," katanya.

Baca juga: Tragis Nasib Pemain Asing Timor Leste Asal Indonesia, Terpaksa Bermain Tarkam Daripada Nganggur


"Menurut saya, dia ini guru honorer terlalu arogan kasar dengan saya, denger informasi dari sebelah tanpa mau konfirmasi kebenarannya dengan saya," tandasnya.

Akhirnya, atas masukkan dari kawan-kawan guru dan desakan beberapa pihak, pihak sekolah mengeluarkannya, Amaroh dan wakil kepsek memanggilnya dengan sopan. "Dia malah menjawab dengan kasar, sampai wakil kepala sekolah saya dibilang penjilat," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Bandarlampung sudah mengetahui tindak tanduknya tersebut, ujar Amaroh. (Rohman/Hajim)