Helo Indonesia

Pengobatan Ida Dayak Disambut Antusias, Pengamat Sosial: di Luar Negeri Jadi Bagian Kesehatan Complementary

Helo Jabar - Nasional -> Peristiwa
Sabtu, 8 April 2023 19:23
    Bagikan  
Pengobatan Ida Dayak Disambut Antusias, Pengamat Sosial: di Luar Negeri Jadi Bagian Kesehatan Complementary

Di Lapangan Kostrad Cilodong, pengobatan Ida Dayak disambut antusias warga masyarakat. (Foto: ist)

JAKARTA, HELOINDONESIA.COM ? Pengobatan alternatif Ida Dayak mendapat sambuatan antusias dari masyarakat luas. Ribuan orang tumpah ruah di Lapangan Kostrad Cilodong, Depok, pada Senin 3 April 2023 lalu. Sejak pagi hari. Mereka sengaja hadir untuk menjalani pengobatan alternatif Ida Dayak.

 Namun, pelaksanaan pengobatan alternatif itu terpaksa dibatalkan karena massa terlalu padat dan berujung ricuh. Melihat fenomena pengobatan alternatif Ida Dayak yang disambut antusias masyarakat tersebut, 

Sosiolog Universitas Indonesia Ida Ruwaida, mengatakan,  ada sejumlah hal yang melatarbelakangi mengapa Ida Dayak ramai diserbu masyarakat. Apalagi pengobatan yang dilakukan bersifat gratis. Karena dia hanya menjual minyak merah yang memudahkan dia dalam melakukan pengobatan.

?Saya kira memang yang perlu dicatat adalah pengobatan alternatif di masyarakat kita bukan sesuatu hal yang baru ya, artinya memang selalu ada pilihan untuk berobat di luar medis atau apa yang disebut sebagai demidikalisasi,? kata Ida Ruwaida, Rabu 5 April 2023.

Hal kedua, lanjut dia, adalah perihal keyakinan tiap individu berkaitan dengan pilihan pengobatan yang ditempuh. Sebab terkadang ada pihak yang menganggap seseorang yang memilih pengobatan alternatif dianggap irasional.

Tetapi di satu sisi, bagi orang yang melakukannya, hal itu dianggap sebagai sesuatu hal yang rasional. Apalagi ketika yang bersangkutan, pasien, atau keluarga sudah menghadapi sakit bertahun-tahun, dan secara medis tidak banyak menjanjikan. Sehingga ketika ada tawaran seperti yang dilakukan Ida Dayak dianggap sebagai satu hal yang diharapkan bisa menyembuhkan. Atau singkatnya, seperti ada harapan lain.

?Berikutnya karena alasan keterbatasan untuk mengakses pengobatan modern, misalkan secara ekonomi. Ini menjadi sebuah harapan baru bagi mereka juga. Apalagi kalau yang kita lihat pengobatan yang ditawarkan oleh Ibu Ida Dayak ini, kan tidak memungut bayaran, yang saya lihat juga di media sosial kan hanya membeli minyaknya tersebut,? katanya.

Ida Ruwaida bilang, kalau melihat besarnya antusiasme publik, mungkin para pasien juga tak keberatan andaipun dikenakan tarif melihat efek sembuh yang ditimbulkan.

Sementara iu, pengamat sosial UI yang lainnya, Devie Rahmawati, menjelaskan salah satu alasannya karena ada kelompok masyarakat di wilayah tertentu terkendala akses untuk ke fasilitas kesehatan.

 "Kalau pun sudah bisa mengakses, ahlinya belum tentu ada. Karena di dunia medis itu dikenal ada yang namanya spesialis," tutur Devie,  Jumat (7/4/2023). 

Selain itu, kata Devie, kebanyakan orang masih berpikir bahwa pengobatan alternatif itu lebih ekonomis. Menurut dia, lewat pengobatan alternatif biasanya seseorang hanya perlu membayar layanan kesehatan sesuai dengan kemampuannya. "Bahkan, ada juga yang tidak perlu membayar," ungkap Devie. 

Sementara itu, pengobatan medis yang selama ini dirasakan masyarakat itu biayanya sudah ditetapkan berdasarkan masing-masing keahliannya.

 "Ini yang membuat kalangan tertentu pengobatan alternatif sebagai pilihan yang cepat lalu juga menguntungkan secara ekonomi karena mereka bisa bayar sesuai dengan kemampuan," ungkap Devie. 

Bahkan, Devie berujar tidak menutup kemungkinan pilihan pengobatan alternatif juga digandrungi kelangan masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas jika dianggap lebih membantu mereka. 

Alasan lainnya, masyarakat pilih pengobatan alternatif karena eklektik, yaitu kebiasaan orang yang memadukan pendekatan apa pun atas nama kesehatan. 

"Jadi, ini tidak ada hubungannya dengan kegagalan sistem negara. Sama sekali tidak. Karena bahkan di luar negeri pendekatan alternatif ini menjadi bagian kesehatan pelengkap atau complementary," kata Devie. 

Bahkan, kata Devie, cara pengobatan ini juga sudah dipelajari sistemnya secara ilmiah sehingga bisa ditemukan polanya. Ujungnya, kata dia, apa yang baik dari pendekatan pengobatan Ida Dayak tidak akan berhenti di situ dan dipelajari oleh orang lain. (*)

(A Winoto)