Helo Indonesia

Spirit Prinsip Kemanusiaan dan Sikap Tawazun Digaungkan dalam Halalbihalal MAJT

Helo Jateng - Nasional
Sabtu, 29 April 2023 11:17
    Bagikan  
 Spirit Prinsip Kemanusiaan dan Sikap Tawazun Digaungkan dalam Halalbihalal MAJT

Keluarga besar MAJT dan pemuka agama saling bersalaman dalam acara Silaturahmi dan Halalbihalal yang digelar MAJT

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Ada tiga sabda Rasulullah tentang prinsip-prinsip kemanusian yang relevan pada setiap momentum halalbihalal dan perlu diamalkan dalam keseharian.

Prinsip itu menginspirasi karena berisi teladan untuk bagaimana berkata baik, memuliakan tamu, dan menghormati tetangga.

Hal tersebut disampaikan Ketua Pelaksana Pengelola Masjid Agung Jawa Tengah (PP MAJT) Prof Dr KH Noor Achmad MA saat memberikan arahan dalam acara Silaturahmi & Halalbihalal Keluarga Besar MAJT di Aula Sekretariat MAJT, Semarang, Jumat 28 April 2023.

‘’Dari abu hurairah radhiallahuanhu, yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, sesungguhnya Rasulullah bersabda: Siapa yang beriman kepada Allah dan yaumul akhir atau Hari Kebangkitan, hendaklah dia berkata baik atau diam,’’ katanya.

Diakuinya, jika perkataan baik itu tetap dipegang teguh, maka terhindar dari pertentangan dan pertengkaran. Dia sendiri prihatin atas perkembangan di masyarakat saat ini, di mana ada pihak yang saling lapor polisi hanya karena berbeda Idul Fitri. Prof Noor Achmad yakin, jika perbedaan itu didiamkan saja, maka tidak akan terjadi apa-apa.

‘’Berkata yang baik atau ma’ruf, itu artinya menyenangkan orang. Sekiranya kalau perkataan menimbulkan konflik, maka lebih baik diam. Itu yang diajarkan Rasulullah,’’ kata salah satu ketua MUI Pusat ini.

Hadir dalam kesempatan itu, jajaran pengurus PP MAJT, di antaranya Wakil Ketua I Prof Dr Ir H Edi Noersasongko MKom, Wakil Ketua II KH Hanief Ismail Lc, serta Sekretaris Drs H Muhyiddin MAg.

Selain itu pengurus lembaga yang menjadi komponen MAJT, seperti PIMA JT, Lazisma JT, Risma JT, Radio Dais FM, dan MAJT TV.

Yang istimewa, silaturahmi dan halalbihalal juga dihadiri perwakilan dari pemuka lintas agama, yakni Kristen, Hindu, Buddha, dan Konghucu.

Suasana halalbihalal berlangsung gayeng. Apalagi Noor Achmad sesekali menyelipkan joke-joke yang membuat hadirin tertawa lepas.

Yang kedua, dia mengingatkan agar kita memuliakan tamu, karena menurut ajaran Rasulullah barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormatilah para tamu.

‘’Hormati tamu, ini sangat inklusif, tidak kepada orang Islam saja tapi pada semuanya. Tidak ada memilih-milih. Misalnya tamunya muslim suguhannya ayam bakar, terus non muslim teri bakar. Tidak seperti itu, semua harus dihormati,’’ bebernya.

Ketiga, Noor Achmad juga menerangkan pentingnya hidup bertetangga. Dalam bertetangga, jangan memandang suku, agama, atau pun baik-buruknya. Dia lalu mengutip hadis, bagaimana malaikat Jibril selalu mengingatkan Rasulullah SAW agar berbuat baik kepada tetangga.

Dia juga mencontohkan bagaimana dulu saat di Madinah, Rasulullah bertetangga baik dengan orang-orang Nasrani, Yahudi, maupun Majusi.

Pada kesempatan itu, Ketua Baznas RI tersebut juga menyampaikan rasa syukurnya atas meningkatnya kesadaran generasi muda dalam berinfak.
Dalam catatannya, pada masa Covid-19 lalu, ada kenaikan jumlah infak sebanyak 40 persen yang bersumber dari kaum muda.

Sikap Tawazun

Sementara itu, Hanief Ismail mengajak hadirin untuk menjadikan Ramadan sebagai kawah candradimuka. Bulan puasa adalah saat menguji ketahanan seseorang untuk ‘digoreng’ dan ‘dibakar’ guna meraih kemenangan.

Pengasuh Ponpes Raudlatul Qur’an An-Nasimiyah itu berharap mereka meningkat amaliahnya. Ramadan adalah madrasah agar bisa lebih baik, untuk menuju 1 Syawal. Arti Syawal adalah peningkatan, yakni meningkat ibadah dan segala prestasi hingga ujung dunia.

‘’Saya berharap selepas Ramadan, semua menjadi tidak berdosa lagi. Tapi persoalannya, apakah selepas Ramadan dosanya kembali lagi, atau bahkan bertambah. Naudzubillahi min dzalik,’’ katanya.

Pada kesempatan itu, Hanief menekankan pentingnya menjadi orang yang menghargai waktu.

“Jadilah manusia yang beruntung karena bisa memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, karena ibarat pedang, jika tak dimanfaatkan dengan baik waktu bisa memenggalmu,” pesannya.

Dia juga mendorong agar bisa bersikap tawazun atau menyeimbangkan segala aspek kehidupan, khususnya pada tiga hal yaitu berbuat baik kepada Allah SWT, masjid, dan masyarakat.

Adapun Muhyiddin selaku panitia kegiatan menjelaskan, halalbihalal menjadi tradisi di keluarga besar MAJT, dan sempat vakum saat ada pandemi.

‘’Ini ajaran Islam yang berkat kearifan pemimpin dulu sudah menjadi budaya yang bersifat universal,’’ tambahnya. (Aji)