Helo Indonesia

Dari Otak Monyet Hingga Tikus Panggang, Berikut Ini Daftar Kuliner Ekstrim yang Ada di Indonesia

Syahroni - Ragam -> Makanan
Minggu, 2 Juli 2023 12:03
    Bagikan  
Pedagang tikus di Pasar Tomohon.
Tangkapan layar Youtube/ fuhendra

Pedagang tikus di Pasar Tomohon. - Beragam kuliner ekstrim yang ada di Indonesia, salah satunya adalah tikus bakar.

HELOINDONESIA.COM - Indonesia terkenal akan keberagaman agama, suku, dan budaya. Di mana setiap daerah yang berada di daerah kepulauan, pasti memiliki keunikannya masing-masing. Tidak terkecuali dengan kulinernya. Sebagian kulinar khas suatu wilayah terkadang cukup mengerikan. Ragam kuliner ekstrem Indonesia tersebut merupakan jenis makanan yang terbuat dari bahan- bahan yang tak lazim. Namun mampu menarik perhatian orang untuk mencobanya.

Keberadaan kuliner ekstrem Indonesia tersebut karena memang termasuk dari makanan khas daerahnya. Bahkan, kuliner ekstrim tersebut dipercaya memiliki nilai nutrisi dan khasiat untuk kesehatan. Berikut beberapa jenis kuliner ekstrem yang ada di Indonesia:

1. Otak Monyet dan Kera Panggang

Tradisi mengkonsumsi otak monyet berawal dari Tiongkok, sejak Dinasti Qing beratus tahun lalu. Fenomena ini kemudian menyebar ke seluruh dunia, hingga ke Eropa. Di Indonesia sendiri, makanan ini dapat ditemui di Manado, Sulawesi Utara. Otak monyet dijual bebas di pasar Beriman Tomohon. Pasar yang terletak di antara Gunung Mahawu dan Gunung lakor ini memang terkenal dengan kuliner ekstremnya. Selain menjual otaknya, di pasar ini juga mudah dijumpai daging kera yang oleh masyarakat setempat lebih sering disebut yaki.

2. Paniki

Paniki adalah makanan khas yang berasal dari Sulawesi Utara. Kuliner ini dibuat dari daging kelelawar (paniki). Sebelum diolah menjadi masakan, biasanya kelelawar terlebih dahulu dibakar untuk menghilangkan bulu-bulu halusnya, kemudian dimasak dengan bumbu santan. Jenis kelelawar yang biasanya dipakai dalam makanan ini adalah kelelawar pemakan buah dengan bentuk badan yang lebih besar.

Baca juga: Laksa Betawi, Kuliner Hasil Kawin Silang Kultur Cina yang Kini Sudah Melegenda

3. Kawok/Tikus Panggang

Masih di Manado, tikus panggang juga mudah ditemukan di pasar Tomohon. Masyarakat Minahasa menjadikan tikus sebagai makanan favorit yang mengalahkan popularitas daging sapi. Biasanya, tikus diolah menjadi sate atau menggunakan bumbu rica dan santan. Bagaimana Phinners? Tertarik mencicipinya?

4. Empedu Kobra

Meskipun kini keberadaannya terbilang langka, ular kobra masih tetap diburu untuk diambil daging dan empedunya. Masyarakat percaya bahwa empedu kobra ini memiliki banyak khasiat dan mampu menyembuhkan penyakit kulit, gatal-gatal hingga jerawat. Jika anda sedang di Semarang, tak ada salahnya untuk mampir dan mencoba empedu kobra di depan Gedung Papak Kota Lama, atau di daerah Stadion Diponegoro. Untuk satu ekor kobra, dibanderol mulai dari Rp 100.000 rupiah.

5. Lawar Nyawan

Nyawan dalam bahasa Bali berarti sarang lebah. Sesuai dengan namanya, lawar nyawan merupakan makanan khas Bali berbahan dasar sarang lebah yang di dalamnya masih terdapat larva lebah. Untuk mengolahnya, Lawar nyawan diolah dengan campuran sambal, parutan kelapa, atau bumbu kuning. Karena bahan makanan ini termasuk langka, satu kilo gram nyawan biasanya dijual seharga Rp 70 ribu hingga Rp 80 ribu rupiah.

Baca juga: Kongkow Sambil Kulineran di M Bloc Space, 5 Tempat Berikut Ini Wajib Kalian Sambangi

6. Ulat Sagu

Inilah salah satu yang khas di Papua. Ulat sagu, merupakan larva dari kumbang merah kelapa yang biasa ditemui pada batang sagu yang telah membusuk. Larva tambun berwarna krem kecoklatan ini seringkali dikonsumsi oleh masyarakat setempat karena kandungan proteinnya yang tinggi. Selain dimakan hidup-hidup, ulat sagu ini juga diolah dengan cara digoreng atau dimasak menjadi sate.

7. Ungker

Ungker atau kepompong ulat jati, merupakan kuliner khas dari daerah Blora, Jawa Tengah. Untuk mendapatkan ungker ini, bisa dibilang susah-susah gampang karena hewan tersebut hanya muncul di musim tertentu. Kepompong ulat jati biasanya hanya ada di peralihan musim kemarau ke musim hujan. Di sepanjang jalur jalan Blora ke arah Cepu, biasanya terdapat puluhan penjaja ungker di sisi jalan. Para penjual tersebut biasanya hanya menjual ulat kepompong yang masih segar dan mentah. Sama seperti belalang goreng, ungker ini juga kaya akan protein dengan rasa yang gurih. Ungker biasanya diolah dengan cara ditumis atau digoreng.

8. Belalang Goreng

Di Indonesia belalang menjadi salah satu makanan ringan yang digemari masyarakat. Di Gunung Kidul, Yogyakarta, belalang goreng umumnya dijajakan di pinggir jalan sepanjang kawasa wisata Gunung Kidul. Sebelum digoreng, kaki dan sayap belalang dihilangkan terlebih dahulu kemudian dibumbui dengan garam, dan bawang. Harga yang ditawarkan untuk belalang goreng pun cukup murah mulai dari Rp 10 ribu hingga Rp 40 ribu per kemasan.

Baca juga: 10 Kuliner Favorit di Jakarta Selatan, Enak Dengan Harga Terjangkau

9. Sate Biawak

Di beberapa daerah di Jawa, biawak kerap dikonsumsi dan diolah menjadi sate. Menurut masyarakat setempat, biawak dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit kulit dan penyakit asma.

10. Sate Ulat Bulu

Jika di Papua ada kuliner ulat sagu, di Purworejo, Jawa Tengah ada sate ulat bulu. Sate ini bahkan dipercaya bisa menyembuhkan sakit gigi. Namun, bukan sembarang ulat bulu yang dikonsumsi. Di sana yang disate hanya mengonsumsi ulat drai pohon turi (lyman tridae). Biasanya jika tidak disate, ulat bulu ini disajikan dengan cara digoreng.

11. Jus Cacing Tanah

Bukan rahasia lagi kalau jus cacing tanah dipercaya berkhasiat menyembuhkan sakit tifus serta banyak digunakan sebagai penambah nafsu makan. Meski cukup efektif pada beberapa orang, resep tradisional turun temurun ini hanya menurunkan demam tanpa membunuh bakteri salmonella penyebab tifus loh.