Helo Indonesia

9 Praja Dipecat, Potret Kebodohan Kita

Nabila Putri - Lain-lain
Minggu, 19 November 2023 10:11
    Bagikan  
9 Praja Dipecat, Potret Kebodohan Kita

Prof. Sudjarwo

Oleh Prof. Sudjarwo*

Guru Besar Universitas Malahayati Lampung

MENYIMAK media ini beberapa waktu lalu soal dipecatnya mahasiswa atau praja asal Lampung pada perguruan tinggi kedinasan ternama di negeri ini, parasaan prihatin menyeruak dalam hati. Berdasarkan penelusuran informasi, kesalahan yang dilakukan meminjam istilah teori Maslow adalah karena persoalan kebutuhan tingkat rendah.

Rasa solidaritas yang membabi buta, akhirnya mencoreng muka, bukan hanya kepada yang bersangkutan, tetapi kepada semua warga provinsi ini, termasuk penulis. Pertanyaan yang sering menggantung, serendah itukah level hasrat mereka.

Ada lagi pendapat komen dari sohib di medsos, yang berbunyi “tampaknya ini adalah produk kocok bekem yang selama ini dilakukan oleh para orangtua dam penguasa dalam menentukan calon praja?”

Ada lagi yang berkomentar “untung belum jadi pejabat.” Ada pula yang berkomentar “kasus senior gebuk yunior aja belum selesai, sekarang tambah lagi." Komentar-komentar ini jika diteruskan halaman ini akan penuh dan intinya semua kita prihatin, sedih dan malu.

Baca juga: DPP Golkar Calonkan Lagi Arinal, 18 Bupati, 4 Walkot dan 3 Wabup


Menjadi persoalan adalah: apakah peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi para petinggi daerah ini dalam ikut memberikan kontribusi saat seleks atau biarkan saja itu berlalu karena nasibnya memang tidak harus jadi pejabat, karena apes saja kejadian seperti itu.

Atau ini menjadi bahan evaluasi kepada semua pihak untuk mengulangi perbuatannya dengan cara lain yang lebih canggih?

Persoalan "gunung es" ini dari tahun ke tahun tampaknya tidak pernah tersentuh perbaikan untuk menjadi lebih baik, justru menjadi sebaliknya.

Masyarakat awam memandang pendidikan model begini seperti pendidikan sim salabim. Sudah seharusnya peristiwa itu menjadi koreksi total pada sistem penerimaan untuk lebih terbuka, dan sistemnya lebih ketat lagi terutama berkaitan dengan kematangan psikologis calon, bukan melekat pada anak siapa, lebih miris lagi kalau disertai bayar berapa (semoga bukan ini).

Baca juga: Ampuh Cegah Penyakit, Inilah 4 Vitamin untuk Meningkatkan Daya Tahan Tubuh


Tampak sekali “diam”-nya publik daerah ini karena kehabisan kalimat untuk mengucapkan apa pada kasus pemecatan praja lembaga pendidikan bergengsi di negeri ini, yang pokok persoalannya hanya syahwat. Kebersamaan yang tidak membersamai mereka lakukan hanya demi solidaritas buta.

Tidak terbayangkan bagaimana menderita batinnya orangtua dari kesembilan anak itu. Terlepas dari cara mereka masuk menjadi praja, tetapi ada asa yang hilang di mata mereka. Rasa malu dan pilu berkecamuk menjadi satu, dan itu semua mereka lakukan karena anak, dan harus sengsara karena anak.

Mereka harus mengalami mati dalam hidup, karena ulah anak-anak nya yang tidak tahu diri. Lebih-lebih lagi masyarakat lainnya manakala bertemu teman, dan saat ngobrol bertanya tentang kasus ini, maka jawaban yang paling aman hanya angkat bahu.

Nama baik Lampung seolah runtuh karena ulah dari kesembilan praja tadi, dan menyisakan luka sejarah yang tak terhapuskan di lembaga pendidikan abdi negara yang bergengsi di negeri ini.

Baca juga: Festival Wisata Pesawaran, Tingkatkan Seni Budaya dan Wisatawan


Bisa dibayangkan calon-calon yang masuk tahun depan mulai terbebanni dengan ulah kesembilan orang tadi. Setiap asin atau mengenalkan diri asal daerah, betapa beratnya energy yang harus dikeluarkan untuk menyebut “Lampung”.

Mari kita yang masih merasa waras menjadikan peristiwa ini pembelajaran yang berharga, dan bagi para petinggi daerah ini menjadi bahan mawas diri, dan sadar diri bahwa ada beban moral yang harus kita tanggung bersama jika satu kebijakkan yang kita ambil berakibat terjadinya ketidakbijakkan dari suatu peristiwa terjadi.

Hanya Keledai masuk lobang yang sama karena kebodohannya, kebodohan para praja dan mungkin potret kebodohan kita semua. Tabiiik!

* Guru Besar Universitas Malahayati Lampung