Helo Indonesia

Jejak Sejarah Masjid Sekayu Semarang, Dulu Tempat Pengumpulan Kayu untuk Bangun Masjid Agung Demak

Ajie - Ragam
Rabu, 13 Maret 2024 18:59
    Bagikan  
Jejak Sejarah Masjid Sekayu Semarang, Dulu Tempat Pengumpulan Kayu untuk Bangun  Masjid Agung Demak

Interior di dalam Masjid Sekayu Semarang. Foto: jatengprov.go.id

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Masjid Taqwa Sekayu yang terletak di tengah pemukiman Kampung Sekayu RT 05/ RW 01 Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa Tengah, menjadi jejak sejarah penting bagi peradaban Islam di nusantara.

Bagaimana tidak, masjid yang dibangun sekitar tahun 1413 itu dulunya adalah tempat pengumpulan kayu, yang dijadikan bahan bangunan Masjid Agung Demak. Saat itu, Demak baru dipimpin oleh Raden Fatah sebagai kerajaan Islam terbesar.

Baca juga: Tradisi Dandangan di Kudus, Sejarah Penetapan 1 Ramadan yang Digagas sebagai Wisata Halal

Dewan Ketakmiran Masjid Sekayu, Achmad Arief menceritakan, tokoh penting dibalik Masjid Sekayu adalah ulama bernama Kiai Kamal, seorang murid dari Sunan Gunung Jati.

“Tokohnya Mbah Kiai Kamal, murid dari Sunan Gunung Jati di Cirebon,” ujarnya Rabu 13 Maret 2024 seperti dilansir jatengprov.go.id.

Ditambahkan, saat itu Kiai Kamal membuat pemukiman sekaligus dibuat tempat ibadah. Oleh Sunan Gunung Jati, Kiai Kamal diperintahkan untuk mengumpulkan kayu yang rencananya akan digunakan untuk membuat Masjid Agung Demak.

“Masjid Sekayu dulunya adalah tempat pengumpulan kayu yang dinamakan pekayuan, yang direncanakan untuk pembangunan masjid di Demak. Kemudian menjadi Sekayu,” ungkapnya.

Arief menambahkan, kayu-kayu yang dikumpulkan tersebut datang dari berbagai daerah di Jawa Tengah. Seperti Kedungjati, Ungaran, Ambarawa, Purwodadi, dan Kendal.

Baca juga: Lonjakan Mudik Lebaran Idul Fitri Tahun 2024 Mencapai 193,6 juta Orang, Pemerintah Terapkan Kebijakan Efektif Untuk Antisipasi

“Kayu itu kemudian dikirim ke Demak oleh para santri lewat laut, menuju Morodemak di Demak. Itu caranya didorong pakai gethek,” imbuhnya.

Hingga saat ini, terang Arief, Masjid Sekayu sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Namun masih ada ornamen yang asli, seperti empat tiang masjid dan mustaka (kubah).

“Tiangnya masih asli tapi dibungkus kayu lagi. Ada juga mustaka (kubah) yang di atas masjid,” paparnya.

Umur Masjid Sekayu yang terbilang tua dan menyimpan sejarah, kerapkali membuat tempat itu didatangi para peneliti, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.

“Ada yang datang ke sini bikin film dan penelitian. Ya ada yang dari Jepang, India, dan sebagainya,” pungkas Arief. (Aji)