Helo Indonesia

Ganjar Jadikan Cilacap Proyek Rintisan, Ajak Nelayan Ganti ke Kapal Listrik Berbasis Baterai

Winoto Anung - Nasional -> Peristiwa
Sabtu, 12 Agustus 2023 09:34
    Bagikan  
Ganjar Pranowo, Kapal Listrik
X / @KakekHalal

Ganjar Pranowo, Kapal Listrik - Ganjar Penowo menjajal kapal listrik yang mulai digunakan nelayan Cilacap, Jumat 11 Agustus. (foto: X / @KakekHalal)

HELOINDONESIA.COM - Tenaga listrik adalah masa depan yang ramah lingkungan. Ganjar Pranowo menyambut masa depan ramah lingkungan itu, dia menginisiasi program ramah lingkungan di sektor kelautan dan perikanan.

Bahkan Ganjar memulai di kalangan nelayan, dengan mengajak nelayan mengganti kapalnya dengan kapal berbahan bakar listrik (kapal listrik) dengan berbasis baterai. Hal itu seperti terlihat dalam unggahan GP24P, netizen yang mengaku pendukung Ganjar.

Dalam hal kapal listrik tersebut, Ganjar menggandeng PLN dan perusahaan teknologi terkemuka, Ganjar mengajak nelayan Cilacap mengganti kapal motor berbahan BBM ke mesin listrik berbasis baterai. Dengan ini Ganjar menjadikan Cilacap sebagai proyek rintisan (pilot project).

Menurut GP24P, peluncuran program itu dilakukan Ganjar di Pantai Teluk Penyu Cilacap pada Jumat (11/8/2023). Dalam kesempatan itu, Ganjar memberikan bantuan mesin kapal berbahan listrik kepada sejumlah nelayan.

Baca juga: Cak Imin Salaman Akrab dengan Anies, PKB Minta Doa Biar Sah Pasangan Ideal Moderat dan NU

Selain itu, bantuan lain juga diberikan antara lain hibah alat perikanan tangkap senilai Rp1,6 miliar, asuransi nelayan senilai Rp1 miliar, dan bantuan lainnya.

“Kita harus berani melakukan tindakan cepat, apa itu transformasi energi ke energi ramah lingkungan. Hari ini produk-produknya sudah jadi, sekarang yang perlu dilakukan adalah eksekusi,” kata Ganjar.

Seperti kapal listrik bertenaga baterai di Cilacap ini. Menurut Ganjar, sudah saatnya peralihan energi dimulai. Meski begitu, Ganjar menegaskan harus ada insentif agar nelayan mendapatkan kemudahan.

Baca juga: Elektabilitas AHY Lebih Unggul, Wajar Yenny Wahid Ditolak Jadi Cawapres Anies

“Kalau tidak ada insentif, ini akan sulit. Maka saya tadi usulkan, pemerintah memberikan insentif kepada mereka. PLN memberikan apa, pemerintah daerah, provinsi dan pusat memberikan apa. Sehingga, para nelayan kita siap dan menerima peralihan ini,” jelasnya.

Selain mengurangi emisi, lanjut Ganjar, penggunaan kapal listrik berbahan bakar baterai ini, juga membuat nelayan semakin sejahtera. Sebab, pengeluaran nelayan semakin sedikit untuk pergi melaut.

Jika biasanya nelayan harus mengeluarkan Rp230.000 untuk membeli 20 liter BBM sekali melaut, dengan mesin berbahan bakar listrik ini, nelayan hanya butuh Rp25.000 saja. Sebab biaya listrik per KWH hanya Rp2.500.

Baca juga: DPR: Layanan Publik yang Dilakukan Kepolisian Sudah Selaras dengan Nilai Presisi

“Bayangkan, biayanya jelas lebih murah. Perbandingannya bisa sepersepuluh. Ya memang untuk investasi awal cukup mahal, di situlah saya katakan tadi, harus ada insentif yang diberikan,” jelasnya.

Cilacap, beber Ganjar, akan menjadi pilot project peralihan energi di laut. Ke depan, sejumlah daerah di Jateng akan didorong untuk melakukan hal itu.

“Tidak hanya kapal nelayan, tapi juga kapal angkutan dan kapal wisata. Sudah saatnya sekarang kita beralih dan harus dimulai,” pungkasnya.

Baca juga: Santri Unjuk Karya di SFT, Atikoh Ganjar Optimistis Jateng Bisa Jadi Kiblat Fashion Muslim

Seorang nelayan, Budi mengatakan, pihaknya menyambut baik adanya program peralihan mesin kapal. Apalagi, setelah mendengarkan pemaparan, biaya yang dikeluarkan untuk melaut jauh lebih murah.

“Ya tentu ini kabar baik, soalnya biayanya jauh lebih murah. Jika biasanya kami menghabiskan 10 liter BBM dalam sehari seharga Rp230.000, kalau pakai listrik hanya Rp25.000,” katanya.

Meski begitu, Budi mengatakan, kemungkinan harga mesin listrik lebih mahal dibanding mesin berbahan bakar fosil. Untuk itu, ia sepakat dengan Ganjar, nelayan harus mendapatkan insentif.

“Jadi harus diberi kemudahan dan keringanan, agar nelayan tidak keberatan,” ucap pria yang sudah 20 tahun menjadi nelayan itu. (**)