Helo Indonesia

Mengenang Jenderal Besar Nasution, Prabowo Sebut Sebagai Sosok Pendiri TNI, Jujur, Tidak Pernah Korupsi

Winoto Anung - Olahraga
Sabtu, 26 Agustus 2023 11:28
    Bagikan  
AH Nasution, Prabowo Subianto
Facebook / Prabowo Subianto

AH Nasution, Prabowo Subianto - Prabowo saat masih militer baret merah bertemu Jenderal Besar TNI AH Nasution. (Foto: Facebook / Prabowo Subianto)

HELOINDONESIA.COM - Di Indonesia ada tiga jenderal besar, ketiganya adalah Jenderal Besar TNI Sudirman, Jenderal Besar AH Nasution, dan Jenderal Besar Soeharto. Ketiganya tokoh berpengaruh di TNI.

Dalam kaitan ini, Letnan Jenderal (purn) Prabowo Subianto yang juga merupakan sosok militer dari Pendidikan Akademi Militer, di Magelang, di zaman dia pendidikan di sana, namanya AKABRI.

Kali ini Prabowo mengenang sosok Jenderal Besar AH Nasition, yang juga merupakan tokoh pendiri TNI. Prabowo mengenal Jenderal Besar Abdul Haris Nasution saat di AKABRI Magelang. Biasa disapa Pak Nas.

“Saya pertama kali bertemu Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution pada saat saya sebagai taruna di AKABRI, di Magelang. Beliau secara periodik datang ke Magelang untuk memberikan ceramah di beberapa kesempatan.,” ungkap Prabowo di Facebook.

Baca juga: Bicara K-Pop, Anies Sebut Sebagai Investasi Besar-besaran Korsel dalam Jangka Panjang

Dia dan rekannya sebagai taruna mengenal perjuangan Pak Nas sebagai salah satu pendiri TNI, sebagai Panglima Komando Jawa di bawah Panglima Besar Jenderal Soedirman. 

Menurut Prabowo, banyak kebijakan dan pemikiran beliau yang telah berhasil memengaruhi TNI sampai sekarang. Misalnya Surat Keputusan untuk pembentukan Korps Baret Merah, waktu itu bernama Korps Komando Angkatan Darat adalah dari KASAD yang pada saat itu dijabat Kolonel Abdul Haris Nasution.

“Saya merasa mendapat kesempatan yang luar biasa, yang belum tentu bisa didapat oleh banyak orang di negeri ini. Yakni bisa langsung berdialog dengan tokoh angkatan '45, tokoh kunci dalam perang kemerdekaan kita,” ujarnya.

Baca juga: Lawan Vietnam  di Final Piala AFF 2023, Timnas Indonesia Hadapi Badai Cedera Pemain

Dia mendapat cerita-cerita tentang pengalaman tentang militer, tentang perang gerilya pengalaman melawan Belanda, dan lainnya.

“Saya merasa menjadi murid dari seorang pelaku sejarah. Beliau sering bercerita tentang pengalamannya, pendapatnya, tentang strategi perang gerilya, pengalaman melawan Belanda dan lain sebagainya,” ujarnya.

Prabowo juga mengungkapkan, Pak Nas  juga sangat menguasai sejarah dan berbagai bahasa, jamaknya generasi '45. Beliau adalah pembaca buku, sehingga mengasyikkan ketika mendengar beliau menyampaikan berbagai hal.

Baca juga: Ganjar Beberkan Keinginan Berpasangan Dengan Prabowo : Beliau Punya Kelebihan

“Dari sosok Pak Nas, saya belajar, seorang jenderal harus benar-benar menguasai profesinya, harus ahli, pintar, dan ber-IQ tinggi. Selain itu beliau juga sosok yang bersih, jujur, bersahaja, dan tidak pernah korupsi. Dari sikap nan elok budi itulah saya sangat hormat kepada beliau,” tandas Prabowo.

Selanjutnya diungkapkannya, walaupun Pak Nas sudah tidak menjabat, beliau terus berkarya. Beliau menulis buku "Sekitar Perang Kemerdekaan Indonesia" bervolume 11 jilid yang sangat berguna untuk generasi muda.

“Menurut saya buku beliau harus menjadi bacaan wajib bagi semua taruna Akademi Militer (AKMIL), Universitas Pertahanan (UNHAN) dan semua Lembaga Pendidikan (Lemdik) TNI,” ujar Prabowo.

Baca juga: Hasil Survei, Perindo Termasuk Terpopuler dan Didominasi Gen Z dan Milenial, untuk Lolos ke DPR Masih Harus Kerja Keras

Dia kemudian mengungkapkan rasa menyesal, sebab pada saat Pak Nas meninggal, dirinya tidak bisa hadir memberikan penghormatan terakhir.

“Namun sayang ketika beliau wafat, saya tidak bisa hadir untuk memberikan penghormatan terakhir kepada beliau. Terima kasih Pak Nas atas ilmu dan nilai-nilai yang diajarkan kepada saya, kepada generasi muda.”

“Saya sangat kehilangan sosok guru, panglima dan pemimpin yang pantas diteladani,” ujar Prabowo Subianto yang kini mempersiapkan diri sebagai capres dari Partai Gerindra. (**)