Helo Indonesia

KH Miftachul Akhyar: Dalam Sehari Semalam Ada Saat Mustajabah, Maka Jangan Berdoa yang Jelek, Bisa Jadi Malapetaka

Winoto Anung - Nasional
Kamis, 31 Agustus 2023 05:03
    Bagikan  
KH MIftachul Akhyar
Youtube NU Online

KH MIftachul Akhyar - KH MIftachul Akhyar, Rais ‘Aam PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama).

HELOINDONESIA.COM - Dalam sehari semalam akan ada saat yang mustajabah. Kapan? Kita tidak tahu kapan waktu mustajabah itu. Oleh karena itu, berkatalah dengan ucapan baik, berdoa yang baik.

Jangan berdoa yang jelek, termasuk kepada anak, atau yang lain. Sebab, kalau hal itu tepat pada waktu mustajabah, menjadi malapetaka.

Hal itu disampaikan oleh Rais ‘Aam PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) KH MIftachul Akhyar dalam kajian kajian Kitab Hadits Jami' As-Shogi disiarkan kanal Youtube Multimedia KH Miftachul Akhyar.

Oleh karena itu, Kyai Miftach, sapaannya, mengajak masyarakat Muslim untuk membiasakan dengan ucapan yang baik, termasuk di dalam berdoa.

Baca juga: Bentuk Koalisi Indonesia Maju, Prabowo Dituding Cari Muka ke Jokowi Supaya Dapat Dukungan

“Pasalnya, ada waktu-waktu yang mustajab dalam setiap pergantian masa. Dikhawatirkan, doa yang jelek itu terucap tepat pada waktu yang memang mudah dimakbul oleh Allah swt,” ungkapnya.

Menurut Kyai Miftach, kalau kamu memohon kepada Allah atau menginginkan sebuah cita-cita, periksa cita-cita itu, jangan cita-cita yang remeh murahan, isi doa yang penting.

“Jaga mulutmu dari ucapan yang jelek. Kenapa? Kalau harapan itu tepat pada waktu yang mustajabah, ya malapetaka,” tandas KH Miftacch.

Baca juga: Tingkatkan Kualitas Udara di Jabodetabek, Menperin Terbitkan SE Pengendalian Emisi Gas Buang Sektor Industri

Kemudian beliau menjabarkan maksud sebuah hadits Rasulullah saw (kualifikasi sanad hasan) yang ada di Kitab Jami' As-Shogir, yang artinya: "Rasulullah saw bersabda: Apabila salah seorang di antara kalian mempunyai cita-cita, maka lihatlah apa yang dia cita-citakan, kerana dia tidak mengetahui apa yang ditulis (ditakdirkan) tentang cita-citanya".

Menurut KH Miftachul Akhyar, hadits ini memberi pesan bahwa hendaknya seseorang berhati-hati dalam berdoa atau bercita-cita. Permohonan yang disandarkan kepada Allah swt harus benar-benar dipastikan baik, bukan sebaliknya.

Kyai Miftach mengungkapkan, ulama memberikan banyak pandangan soal waktu-waktu yang mustajabah. Dengan demikian, perbedaan itu yang semestinya memacu kalangan Muslim khususnya untuk terus berdoa memohon kepada Allah untuk mewujudkan harapan-harapan baiknya.

Baca juga: Pj Gubernur Heru Bakal Resmikan 4 Reservoir Komunal yang Dibangun PAM Jaya

"Kita tidak tahu kapan waktu mustajabah. Oleh karena itu kalau doa, sehari semalam isi dengan doa, karena dalam sehari semalam akan ada saat yang mustajabah. Kapan? Kita tidak tahu. Ada yang mengatakan setelah Ashar, ada yang mengatakan mendekati Maghrib, ada yang mengatakan waktu matahari mau terbenam," ungkapnya.

Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya, Jawa Timur ini juga mengajak kepada orang tua agar tidak sampai mendoakan anaknya dengan hal-hal yang kurang pantas. Kendati dalam kondisi marah karena ulah buah hatinya.

"Termasuk orang tua memarahi anak-anaknya mengeluarkan kata-kata yang jelek, disebut anak yang durhaka misalnya. Ini kalau tepat pada saat mustajabah, wah ini malapetaka," tuturnya.

Kiai Miftach kemudian mengurai hadits sahabat Jabir yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abi Daud tentang larangan berkata jelek kepada seorang anak, saudara, dan orang lain yang dikenal.

"Karena ada haditsnya, jangan kalian mendoakan jelek kepada anak-anakmu, saudara-saudaramu, siapapun yang engkau kenal, takutnya atau khawatirnya doa yang jelek itu pas deng saat mustajabah," terangnya. (**)