Helo Indonesia

Waspadalah, Kenali Love Bombing, Ciri-ciri dan Bahayanya dalam Sebuah Hubungan?

Restiyan Ningsih - Ragam -> Kesehatan
Rabu, 4 Oktober 2023 10:28
    Bagikan  
Love Bombing
Freepik

Love Bombing - Mengenal apakah itu love bombing? / Freepik

HELOINDONESIA.COM -Cinta adalah salah satu emosi paling kuat yang dapat dirasakan oleh manusia. Ketika kita jatuh cinta, kita seringkali merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Namun, dalam beberapa kasus, seseorang mungkin mengalami apa yang disebut "love bombing," yang sebenarnya merupakan pola perilaku yang tidak sehat dalam hubungan.

Artikel ini akan membahas apa itu love bombing, ciri-ciri yang harus diwaspadai, dan bahayanya.

Apa itu Love Bombing?

Melansir dari Mind, Body, Green. "Love bombing adalah bentuk manipulasi emosional yang digunakan untuk mendapatkan kekuasaan atas seseorang dengan menghujani mereka dengan banyak kasih sayang dan perhatian,"

Baca juga: Hari Ini TikTok Shop Resmi Ditutup, Begini Nasib Pesanan Pembeli yang Sudah Terlanjur Masuk

Merangkung berbagai sumber, Love bombing adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan taktik manipulatif di mana seseorang mencoba menarik perhatian atau mengendalikan orang lain dengan memberikan perhatian berlebihan, pujian berlebihan, dan tindakan kasih sayang yang intens.

Ini adalah bentuk manipulasi emosional yang seringkali digunakan dalam hubungan romantis, meskipun bisa terjadi dalam hubungan lainnya juga.

Ciri-ciri Love Bombing:

1. Pujian Berlebihan

Orang yang melakukan love bombing akan memberikan pujian yang terlalu berlebihan dan tidak realistis kepada pasangan mereka. Mereka mungkin mengatakan hal-hal seperti "Anda adalah orang terbaik yang pernah saya temui" atau "Saya tidak bisa hidup tanpa Anda."

2. Ketergantungan Emosional

Mereka akan mencoba membuat pasangan merasa sangat tergantung pada mereka. Mereka akan mengungkapkan cinta dan kasih sayang dengan intensitas yang membuat pasangan merasa sulit untuk menjauh.

Baca juga: Susuri Jalan Braga Bandung, Ganjar Sapa Komunitas dan Seniman Lukis Jalanan

3. Perhatian Konstan

Orang yang melakukan love bombing akan selalu ada di sekitar Anda. Mereka mungkin mengirimkan pesan teks atau menelepon secara terus-menerus, bahkan ketika Anda ingin waktu untuk diri sendiri atau bersama teman-teman dan keluarga.

4. Cepat Memasuki Hubungan Serius

Mereka cenderung ingin memasuki hubungan serius dengan cepat, seperti berbicara tentang pernikahan atau masa depan bersama hanya dalam beberapa minggu atau bulan.

5. Manipulasi Emosional

Love bomber mungkin akan menggunakan taktik manipulatif, seperti ancaman untuk mengakhiri hubungan jika pasangan tidak merespons dengan cara yang mereka inginkan.

Baca juga: Dukung Ide Kreatif Anda, Printer 3D KOKONI EC2 Sudah Dipasarkan, Cek Fungsi Cerdas AI-nya

Bahayanya Love Bombing

Love bombing memiliki sejumlah bahaya serius dalam hubungan, diantaranya adalah:

1. Ketergantungan Emosional yang Tidak Sehat

Pasangan yang menjadi korban love bombing mungkin merasa terjebak dalam hubungan yang tidak sehat dan merasa sulit untuk meninggalkannya karena telah menjadi sangat tergantung pada pasangan tersebut.

2. Manipulasi Emosional

Love bombing adalah bentuk manipulasi emosional yang dapat merusak kesehatan mental pasangan yang terkena dampaknya. Mereka mungkin mengalami stres, kecemasan, dan depresi.

3. Ketidakstabilan Hubungan

Hubungan yang dimulai dengan love bombing seringkali tidak stabil karena didasarkan pada taktik manipulatif daripada komunikasi dan kepercayaan yang sehat.

4. Kehilangan Identitas Pribadi

Pasangan yang menjadi korban love bombing mungkin kehilangan identitas pribadi mereka karena sangat fokus pada pasangan mereka yang memanjakan mereka.

Baca juga: Lenovo Bakal Segera Luncurkan Mouse Xiaoxin M3, Dibekali Koneksi 3 Mode dan Desain Ringan

Kesimpulan:

Love bombing adalah pola perilaku manipulatif yang harus diwaspadai dalam hubungan. Jika Anda merasa pasangan Anda melakukan love bombing, penting untuk mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri Anda dan kesehatan emosional Anda.

Ini mungkin melibatkan berbicara dengan seorang terapis atau konselor yang dapat membantu Anda mengatasi situasi ini. Yang paling penting, ingatlah bahwa hubungan yang sehat didasarkan pada komunikasi, kepercayaan, dan penghargaan yang sejati, bukan pada taktik manipulatif.