Helo Indonesia

Sisi Gelap Kabupaten Tangerang, Aksi Mafia Tanah dari Tingkat Desa Sampai Pemkab

Selasa, 30 Mei 2023 23:17
    Bagikan  
Gerbang Pemkab Tangerang,
Foto: tangkapan layar akun Twitter bung_madin

Gerbang Pemkab Tangerang, - Gerbang Pemkab Tangerang.

HELOINDONESIA.COM - Sebuah utas di media sosial Twitter yang menggambarkan bobroknya pemerintahan Kabupaten Tangerang yang membiarkan mafia tanah merajalela menjadi sorotan netizen.

Akun bernama bung_madin dalam cuitannya  pada Selasa (30/5/2023) mengaku  terjun langsung ke Kabupaten Tangerang dan akan membongkar betapa "Bobroknya" pemerintahan di sana, baik dari tingkat Desa sampai Kabupaten.

"Bung_madin akan menyamarkan nama pemberi informasi," ujar bung_madin.

Alasan bung_madin menyamarkan nara sumber lantaran khawatir nanti bung_madin akan dijegal.

Baca juga: Politikus Golkar Alzier Nilai SBY Lebay Bakal Chaos Jika Coblos Partai

"Karena hal ini berhadapan langsung dengan "mafia"," tegas bung_madin.

Bung_madin pun membuat disclaimer bahwa dirinya tidak ada kepentingan apapun, hanya ingin menceritakan betapa mengerikannya pemerintahan Kabupaten Tangerang.

Bung_madin menyatakan bahwa petinggi di sana pernah menyampaikan bahwa Kabupaten Tangerang akan dijadikan daerah Kota industri, properti yang bagus dan hunian indah.

"Rasanya ingin berkata bangke.." ujar bung_madin.

Baca juga: Polres Lamteng Musnahkan Narkoba Senilai Rp2,135 M

Bung_madin mengungkapkan, di wilayah Tangerang Utara meliputi, Kosambi, Teluknaga dan Pakuhaji, telah menjadi kawasan para oknum mafia tanah.

"Coba bayangkan di wilayah tersebut mereka (warga) dipaksa harus menjual  tanah dengan harga 90 ribu permeter," ungkapnya.

Bukan  hanya itu, lanjutnya, di sana juga tertuliskan nama jawara terkenal.

"Rencananya itu akan dibangun properti dan kawasan PIK," tambahnya.

Baca juga: Kesengsem Paul Idol, Happy Asmara Langsung Nyatakan Jatuh Cinta

Bung_madin mengatakan adanya keterlibatan para jawara desa dan aparat  bermain. 

"Kenapa bermain? Lumayan buat modal calon Kepala desa lagi. Santai dulu jangan tegang," tambah bung_madin.

Lanjut bung_madin, ada kasus warga Pakuhaji yang merasa  diskriminasi oleh pihak pemerintah karena telah melakukan perusakan.

"Taktik mereka seperti ini, mereka memainkan dalih hukum bahwa warga tersebut telah mendirikan bangunan yg tidak berdasarkan IMB. Akhirnya Satpol-PP langsung masang portal," ujarnya.

Baca juga: Bertema Pohon Hayat, Karya Aulia Akbar Terpilih Jadi Logo IKN Nusantara, Diluncurkan Presiden Jokowi

Sebelumnya, menurut bung_madin, warga Keramat menolak  untuk menjual kepada pengembang kawasan Pantura.

"Pihak Camat dan Desa pun tak mengambil tindakan apapun, malah mendukung penutupan lahan tersebut yang   akhirnya tempat itu dijadikan jalan menuju PIK," paparnya.

Bung_madin mengaku mendapat peta bahwa pembangunan PIK 2 akan menjadi "Mega Proyek Besar" yang mana akan tembus sampe Kronjo,  nantinya akan dijadikan lahan kawasan wisata dan hiburan.

"Jadi gitulah, cara mereka membeli dan merampas tanah dengan harga murah," utasnya.

Baca juga: Klaim Dapet Bocoran MK, Denny Indrayana Sama Seperti Maling Lagi Tebak-tebakan Vonisnya Bersalah

"Si Pluto pernah bilang ke gw bahwa kades di sana tidak bisa apa-apa hanya terdiam, dan mereka pun dapet jatah dari mafia tanah tersebut," tambahnya.

Sampai sekarang, kata bung_madin, wilayah kecamatan Pakuhaji setiap tahunnya mengalami banjir.

"Si Pluto pernah bilang bahwa untuk menjadi kades di sana pun membutuhkan dana 2 miliar rupiah," cetusnya. 

Wajar saja, kata bung_madin kalau dana desa pun dikorupsi, karena mahalnya jadi Kades.

Baca juga: Pimpinan Gereja GKKD Naek Siregar Akui Gerejanya Belum Ada Izin

Tak hanya itu, ulas bung_madin, mobil pengangkut tanah pun sempat banyak makan korban. 

Salah satunya siswi sekolah yang terlindas, kakinya patah dan sekarang anak tersebut mengalami cacat permanen.

"Hebatnya lagi pemerintah hanya ketawa dan memberikan janji manis," ucapnya. 

Bung_madin mengatakan kalau kawasan Kabupaten Tangerang masih sangat minim penerangan, ditambah dengan jalanan yang rusak parah.

Baca juga: Mbah Soleh Jemaah Haji Tuna Netra Asal Magetan, Ingin Melihat Tanah Suci Dengan Hati

"Saat gw ke sana pun, Kabupaten Tangerang udah kayak zaman purba. Gelap, banyak preman dan lingkungan pun yang tidak ramah," ujarnya