Helo Indonesia

Ekskavator Cetak Sawah Diduga Konsumsi Ribuan Liter Solar Subsidi

Kamis, 7 Desember 2023 08:56
    Bagikan  
Ekskavator Cetak Sawah Diduga Konsumsi Ribuan Liter Solar Subsidi

Ekskavator yang diduga konsumsi solar subsidi (Foto Khairuddin/Helo)

LAMPUNG.HELO INDONESIA.COM --- Sejumlah alat berat jenis ekskavator diduga menggunakan ribuan liter bahan bakar solar subsidi saat mencetak lahan sawah baru di Desa Braja Selebah, Kabupaten Lampung Timur.

Sejumlah warga mengatakan, sedikitnya empat unit ekskavator diturunkan pemilik lahan untuk mencetak sawah baru yang sebelumnya berupa peladangan.

Alat berat yang sudah bekerja hampir sebulan itu mengeruk tanah dan membentuk areal sawah baru. Sedangkan tanah sisa hasil pengerukan dijual pemiliknya kepada warga yang membutuhkan.

Baca juga: Ketua Komisi 4 DPR RI Sudin Bimtek Program I Care di Tanggamus


Untuk kebutuhan bahan bakar solar, pemilik alat berat tersebut diduga menggunakan solar subsidi. Pasalnya, tiap kali pengisian bahan bakar, ada sejumlah warga atau penjual mengantar bahan bakar itu menggunakan jerigen.

Sementara, dalam sehari untuk satu unit ekskavator yang bekerja efektif membutuhkan sekitar 150-200 liter solar. Sedangkan, alat berat yang beroperasi sebanyak empat unit.
"Mereka bekerja hampir sebulan dan telah menghabiskan ribuan liter solar subsidi," ujar warga.

Digunakannya bahan bakar solar untuk cetak sawah baru itu, menimbulkan pertanyaan warga. Apakah penggunaan bahan bakar subsidi itu tak dilarang atau tak melanggar peraturan berlaku atau aparat keamanan tak mengetahui aktifitas tersebut.

Baca juga: Safari Politik di Kaltim, Ganjar Tegaskan Siap Lanjutkan Proyek IKN


"Jika dibolehkan atau tidak dilarang, jangan salahkan kami suatu saat menggunakan bahan bakar subsidi untuk cetak sawah atau peladangan,"tegas warga.

Oleh sebab itu, warga minta pihak terkait mengawasi aktifitas cetak sawah baru itu. Hal dimaksudkan mencegah terjadinya kelangkaan bahan bakar sokar akibat digunakan sejumlah alat berat yang sepanjang hari nyaris tak pernah istirahat.

"Kami khawatir daerah kami terjadi kelangkaan solar. Karena habis untuk menyuplai alat berat," ujar warga.

Baca juga: Timses Hadir di Acara Debat Capres-Cawapres Dibatasi Maksimal 50 Orang


Sementara itu, Nuri salah satu operator mengaku bekerja atas perintah salah satu petugas penjaga pintu air ( P3A).

Dia bersama operator lain diperintahkan untuk mencetak sawah baru yang sebelumnya berupa peladangan. Terkait bahan bajar solar yang digunakan, dirinya mengaku tak tahu menahu. Namun, dia mengakui bahan bakar solar untuk beroperasi didatangkan dengan menggunakan jerigen.

"Sial bagan bakar kami tidak tahu menahu. Tugas saya dan operator lain cuma bekerja," ujar pria asal Kecamatan Mataram Baru itu.
(Khairuddin)