Helo Indonesia

Kedua Orangtuanya Dibawa ke RSJ Padahal Waras, Warga Larangan Tangkot Ngungsi ke Pinggir Jalan, Ternyata Berawal dari Gudang Sampah

M. Haikal - Ekonomi
Rabu, 17 Mei 2023 21:58
    Bagikan  
gudang sampah,
Foto: Tangkapan layar

gudang sampah, - Pasangan lansia Naili dan Saayi yang dibawa ke RSJ Grogol karena rumahnya jadi gudang sampah.

HELOINDONESIA.COM - Lusiana (45) memendam amarah pada petugas kelurahan dan Puskesmas Larangan, Kota Tangerang terkait kejadian yang dialami kedua orangtuanya.

Menurut warga Jl Kavlink Setiabudi Gang Gabus 2 No 18 RT 1 RW 5 no 18, Cipadu Larangan, Kota Tangerang ini, Naili dan Saayi, kedua orangtuanya itu dibawa tanpa sepengetahuan dirinya dan keluarganya ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grogol, Jakarta Barat lantaran diduga mengalami gangguan jiwa, padahal kondisinya sehat alias waras.

Lusiana mengatakan, dirinya tidak mengetahui dengan pasti penyebab kedua orangtuanya dibawa petugas atau dokter Puskesmas dan kelurahan Cipadu, Larangan, Kota Tangerang.

"Bilangnya ke Puskesmas. Kemudian saya disuruh tanda tangan di atas materai. Saya gak paham isinya. Ternyata selama dua minggu orangtua saya berada di RSJ," papar Lusiana, kesal.

Rumah yang dijadikan gudang sampah di Jl Kavlink Setiabudi Gang Gabus 2 No 18 RT 1 RW 5 no 18, Cipadu Larangan, Kota Tangerang.

Baca juga: Korupsi Retribusi Sampah Rp6,9 M dan Sudah Dikembalikan Rp3,2 M

"Orangtua saya kan nggak gila. Ada kertas di foto-foto, kok di bawa ke RSJ," keluh Lusiana kepada Heloindonesia pada Rabu (17/5/2023).

Dalam kejadian ini, Lusiana merasa malu sama tetangganya. Karena itu dia bawa kedua orangtuanya dan pindah sementara ke sebuah rumah gubuk di pinggiran jalan Raya Ciledug-Kebayoran Lama. Di tempat itu, ia dan suami serta kedua orangtuanya dan satu anaknya membuka kios kopi untuk bertahan hidup.

Menurut Lusiana, kejadian kedua orangtuanya dibawa ke RSJ bermula pada 2 Mei 2023 lalu ia dan keluarganya didatangi pihak kelurahan dan Puskesmas Larangan.

"Bilangnya mau dibawa ke Puskesmas, taunya ke RSJ. Itu juga setelah liat surat-surat," jelasnya.

Baca juga: DPRD DKI Desak Anak Buah Heru Budi Gercep Perbaiki Jalan Rusak Tanpa Tunggu Laporan Warga

Ardi Putra (48), suami Lusiana membenarkan kalau kedua mertuanya dibawa ke RSJ tanpa sepengetahuan dirinya, istri dan keluarganya.

"Masalahnya cuma di situ aja sih," ujarnya.

Ardi tak menampik kalau kedua orangtua istrinya itu kerap kali membawa sampah ke rumahnya. Hingga bertahun-tahun mertuanya membawa sampah hingga rumah pun menjadi gudang sampah.

Akibatnya, kondisi itu membuat para tetangganya terganggu. Dengan semakin menggunungnya sampah di rumahnya, membuat pihak RT, RW dan kelurahan setempat pun turun tangan.

"Bagaimana ya, saya juga sudah memperingatkan kedua mertua saya supaya jangan bawa sampah ke rumah. Kalau memang bawa sampah, sampah yang bisa langsung dijual gitu. Ya tapi saya nggak bisa mencegah juga," ujarnya.

Dia juga membenarkan kalau mertuanya sering keluar rumah dan BAB di jalanan sehingga membuat risih tetangga. Menurut Ardi bukan tanpa sebab kedua mertuanya kerap BAB di jalanan.

Baca juga: Bupati Dendi Pesan Stakeholder Dukung Program Ketahanan Pangan

"Tahun 2015 rumah mertua saya ini dapet program bedah rumah. Tapi tidak ada pembuangan airnya. Pipa pembuangan dari kamar mandi ke selokan atau septic tank nggak ada. Saya sempat komplain sama yang bangun, bilangnya entar dibangun. Tapi sudah 8 tahun ini dibiarkan," ungkapnya.

Tidak seperti istrinya, Ardi mengatakan kalau kejadian yang menimpa kedua mertuanya itu hanya masalah biasa.

"Masalahnya cuma itu aja sih, orangtua dibawa ke RSJ nggak ngomong. Pas tau beberapa hari kemudian dapet WA kalau orangtua (mertua) saya berada di RSJ," ujarnya.

Naili, orangtua Lusiana membenarkan kalau ia dibawa ke RSJ di kawasan Grogol. Di RSJ, Naili mengaku diambil darahnya.

Baca juga: PTPN 7 Unit Way Berulu Silaturahmi ke Uspika dan 12 Kades Penyangga

"Saya dibawa siang, sampai besok pagi nggak dikasih makan. Sampai perut saya maag, kedinginan pakai Ac," ujarnya sambil memegang bagian dadanya.

Saat itu terlihat Naili tidak seperti orang tak waras. Dengan umur yang sudah uzur, Naili terlihat baik-baik saja.

"Ini obat dari rumah sakit," tambah Naili sambil memperlihatkan tiga jenis obat Risperidon 2 mg, Risperindon 1 mg dan Candesartan.

Ketua RW 05, Kelurahan Cipadu, Larangan, Kota Tangerang Ade Ruhiyat saat dikonfirmasi redaksi membenarkan kalau pihaknya mengetahui kalau Naili dan Saayi dibawa ke RSJ Grogol.

Baca juga: Pemkab Pesawaran Dapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian yang ke-7

"Setelah mendapatkan kunjungan dari kelurahan, di luar sepengetahuan saya dan teman-teman, Naili dan Saayi ini kabarnya sudah diindikasikan dari pihak dokter Puskesmas ada sedikit gangguan mental. Kita tidak merekomendasikan dibawa ke RSJ sebenarnya. Kita juga tidak ada kepastian dari dokter Puskesmas," ujar Ade.

Persoalan rumah Naili jadi gudang sampah, menurut Ade prosesnya panjang.

"Kita sama warga kerja bakti, gotong royong membersihkan tumpukan sampah dari rumah Naili dan Saayi ini," terang Ade sambil mengirimkan video dan foto-foto warga sedang gotong royong membersihkan sampah dari bagian depan rumah itu.

Sampai hari ini, menurut Ade, upaya pembersihan sampah di rumah pasangan lansia itu belum selesai. Pasalnya masih banyak sampah berada di dalam dan belakang rumah.

"Saya dan warga nggak berani sampai ke dalam. Kami khawatir kalau sampai ke dalam terjangkit penyakit, nanti gimana," kata Ade.

Baca juga: Pemkab Pesawaran Dapat Opini Wajar Tanpa Pengecualian yang ke-7

Ade menegaskan kalau pihaknya dan warga sudah berkali-kali mengingatkan pasangan lansia dan anak serta mantunya itu untuk tidak membawa sampah ke rumah mereka. "Kalau banjir lingkungan bisa terkontaminasi, apalagi sampah-sampah begitu kan mudah terbakar," tambahnya.

Hingga saat ini, masalah pasangan lansia itu sudah menjadi perhatian pemerintah setempat, dalam hal ini kelurahan dan kecamatan Larangan, Kota Tangerang.

"Setelah melakukan musawarah bersama warga, kita punya tiga program untuk Naili dan Saayi. Pertama kebersihan rumahnya. Kedua pangan, kita bantu selama sebulan untuk bisa makan tanpa membawa sampah ke rumah, ketiga memberikan pekerjaan yang layak dengan membawa sampah ke rumah tapi bisa langsung dijual," paparnya.

Soal keluhan tidak adanya aliran pembuangan dari kamar mandi rumah pansangan lansia itu sejak mendapat program bedah rumah, Ade mengatakan bahwa masalah itu belum diketahuinya, karena dirinya masih baru menjabat ketua RW.

Baca juga: Pengamat Yakin Pasangan Pemimpin Yang Disinggung Jokowi Mengarah Pada Ganjar dan Moeldoko

"Kami belum sampai membersihkan isi rumah seluruhnya. Nanti kami cek kalau memang keadaannya seperti itu, kami akan bantu supaya aliran pembungan air dari kamar mandi rumahnya ke pembuangan ada," tandasnya.