Helo Indonesia

Wonosobo Membaca Nyaring, Cerianya Anak-anak Ikuti Eduwisata di Arboretum Kalianget

Senin, 5 Februari 2024 10:00
    Bagikan  
Wonosobo Membaca Nyaring, Cerianya Anak-anak Ikuti Eduwisata di Arboretum Kalianget

Anak-anak saat menyimak isi buku yang dibacakan dalam wisata edukasi yang digelar Wonosobo Membaca Nyaring. Peserta berpose bersama. Foto: WMN

WONOSOBO, HELOINDONESIA.COM - Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, sudah terkenal dengan pesona wisata alamnya yang eksotik. Tapi ada satu wisata alternatif yang belakangan tengah digenjot Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) setempat yaitu wisata edukasi.

Kolaborasi pun diciptakan. Salah satunya dengan komunitas Wonosobo Membaca Nyaring (WMN), sebuah komunitas yang concern terhadap wisata edukasi dan literasi.

Komunitas yang diketuai Desty Putri Hanifah pada Minggu 4 Februari 2024 lalu mengadakan kegiatan bertajuk ''Jejalah Budaya Wonosobo: Mata Air untuk Kehidupan'' di Taman Arboretum Kalianget.

Baca juga: 5 Kuliner Legendaris Surabaya: Menikmati Kelezatan Tradisional yang Tak Terlupakan

Kegiatan tersebut masuk dalam Wonosobo Calender of Event pada bulan Februari ini. Agendanya adalah adventure mengenali klasifikasi air, jenis tanaman sayur, tanaman langka dari lerenang Gunung Sumbing, dan tentu saja membaca nyaring.

WMN2

Tercatat 37 anak-anak didampingi 37 orangtuanya, meramaikan acara yang digeber di Taman Arboretum yang asri dan hijau. Wisata edukasi untuk pecinta alam dan tanaman ini berada di Jalan Dieng, Kecamatan Wonosobo.

Keseruan terlihat ketika mereka mengikuti aktivitas adventure pos demi pos yang digelar. Lihatlah bagaimana mereka mendengarkan dan menyimak cerita dari buku ''Muhi Mencari Mata Air''.

Penggagas sekaligus Ketua WMN Desty Putri Hanifah saat dihubungi Senin (5/2), menjelaskan, tema air sengaja dipilih karena dekat dengan kehidupan kita. Anak-anak harus sejak dini punya literasi yang memadai tentang air dan kehidupannya, karena 10 hingga 20 tahun ke depan mereka adalah generasi pemegang kendali negeri ini.

''Pada prinsipnya, kami ingin mengenalkan Wonosobo dari berbagai sisi. Kami memulai dengan membaca nyaring, membacakan buku dengan suara lantang, di dalamya juga terdapat proses diskusi antara anak dan orangtua,'' kata Desty yang pada kegiatan Jelajah Budaya Wonosobo dibantu Disparbud, Komunitas Jalan Pintas, dan mahasiswa yang menjadi relawan.

Baca juga: Tengok Desa Wisata Banyuanyar, Nikmatnya Seruput Kopi hingga Tetes Terakhir

Tujuan membaca nyaring adalah memberikan pengalaman membaca yang menyenangkan untuk anak. Jadi kalau anak memiliki pengalaman membaca yang menyenangkan pasti dia secara sukarela mau melakukan kegiatan membaca.

''Banyak diantara kita, para orangtua dan guru yang pernah membacakan buku kepada anak, tapi mungkin tak banyak yang mengetahui seberapa penting dan apa saja manfaatnya membaca nyaring,” bebernya.

Air dan Tanaman

Dijelaskan Desty, kegiatan edukasi di wisata Arboretum Kalianget, dibagi menjadi lima pos. Pos I, yaitu senam bersama. Pada pos ini anak-anak diajak untuk senam besama dengan harapan mereka terbiasa untuk bergerak sehingga fisiknya bugar.

Pos II, adalah memory games. Dimana peserta kegiatan bakal mendapatkan pengetahuan tentang aneka tanaman ataupun keanekaragaman hayati dari lereng Sumbing, seperti edelweiss.

Pada Pos III, peserta jejalah bakal mendapatkan tantangan dalam literasi air. Di sini pemandu akan menyediakan lima gelas yang masing-masing diisi air bersih, air bercampur deterjen, air keruh campur tanah, air campur sampah organik dan air terkena pewarna.

''Di sini peserta akan menebak mana air yang aman dikonsumsi dan mana yang tidak berikut alasannya. Sedangkan untuk anak-anak kelas SD usia 6-10 tahun, akan diminta menganalisis jenis-jenis polutan apa saja yang ada di gelas tersebut,'' tutur lulusan S2 Pendidikan Dasar Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Semarang itu.

Baca juga: Nuansa Pembauran di Umbul Mantram Grebeg Sudiro 2024, Warga Ngalap Berkah

Pada Pos IV, peserta akan diajak untuk menanam tanaman dalam pot kecil yang bijinya sudah disediakan. Pos V, mereka juga akan diajak ke sungai untuk mengambil air guna menyiram tanaman.

''Kami mengajak peserta untuk belajar tentang air dan tanaman. Asyik kan? Acara diakhiri dengan makan bareng dan berbagi cendera mata. Sebenarnya kami punya 107 anggota, tapi yang mendaftar kegiatan 37 orang,'' pungkasnya.

Dia berharap, eduwisata di Arboterum ini bisa mengangkat rating kunjungan wisatawan ke Wonosobo. Harapannya event yang diadakan ini bisa menginspirasi untuk mencetak generasi emas.

Menurut Kabid Pemasaran Disparbud Wonosobo Fatonah Ismangil mengapresiasi kegiatan WMN yang kreatif dengan aktivitas beragam dan diminati banyak orang. Dia menjelaskan, pihaknya mengajak WMN untuk berkolaborasi karena event-event bermuatan wisata edukasi.

''Program mereka punya edukasi, kreatif, ada seni budaya, wisatanya juga dapat. Ada beberapa WMN yang masuk dalam kalender Disparbud. Kami apresiasi terhadap kegiatan komunitas ini. Ke depan semoga bisa menjadi event unggulan wisata edukasi yang dimiliki Wonosobo,'' terangnya.

Fatonah mengusulkan agar WMN bisa mengusung konten sejarah. Sehingga wisatawan bisa diajak untuk mengenal sejarah Wonosobo. (Aji)