Wine Murahan Seharga Rp40 Ribu Per Botol, Menangkan Medali Emas di Kompetisi Internasional

Jumat, 26 Mei 2023 15:39
Ilustrasi pixabay

HELOINDONESIA.COM - Pernah bertanya-tanya bagaimana rata-rata orang memilih anggur atau wine di supermarket? Nah, ternyata menempelkan label medali pada botolnya bisa meningkatkan penjualan hingga 15 persen loh. Karena itu, tidak heran jika banyak produsen anggur berlomba-lomba mengikuti berbagai kompetisi anggur.

Namun demikian, apakah memenangkan medali itu benar-benar mencerminkan kualitas anggur? Atau apakah kontes ini hanya ajang penghasil uang untuk panitia dan produsen yang ingin meningkatkan penjualan saja?

Eric Boschman, yang pernah dinobatkan sebagai sommelier/pencicip anggur terbaik Belgia, dan tim di On n'est pas des pigeons, sebuah majalah konsumen dan program televisi Belgia, memutuskan untuk mencari tahu kebenaran ini. Dengan sengaja, mereka mengikutsertakan anggur supermarket dengan kualitas paling buruk dalam kompetisi anggur bergengsi.

Baca juga: Ajaib, 12 Tahun Alami Kebutaan, Wanita Ini Tiba-tiba Bisa Melihat Kembali Usai Jalani Terapi Nyeri Punggung

Penyelenggara kemudian meminta bantuan Eric Boschman, yang dinobatkan sebagai pencicip terbaik Belgia tahun 1988 untuk mencicipi anggur seharga Rp40 ribu itu. Sebenarnya, ada beberapa merek direntang harga tersebut. Namun ia memutuskan untuk mengambil yang paling buruk kualitasnya.

Anggur murahan  itu kemudian disamarkan sebagai produk premium dengan merek dagang 'Chateau Colombier'. Mereka bahkan membuat cerita untuk anggur tersebut. Mereka menyebut bahwa angur tersebut dibuat dari varietas anggur yang tumbuh di wilayah Côtes de Sambre dan Meuse (Wallonia).

Mereka kemudian memilih mengikuti kompetisi anggur internasional Gilbert et Gaillard, sebuah kompetisi yang dilaporkan memberikan medali kepada anggur terbaik setiap tiga bulannya. Untuk mengikuti kompetisi ini, peserta harus membayar pendaftaran sebesar €50 ($55) atau sebesar Rp800 ribu, mengirim sampel anggur untuk dicicipi, dan memberikan data laboratorium, seperti kadar alkohol dan gula. Untungnya, persyaratan terakhir ini dengan mudah dilewati, karena penyelenggara sangat jarang memeriksa ulang data yang diberikan pembuat anggur yang membayar tes lab mereka sendiri.

Baca juga: Takut Tertipu Saat Beli Iphone Bekas? Periksa Dulu Bagian-bagian Berikut Ini!

Untuk meningkatkan peluang mereka mendapatkan penempatan yang baik dalam kontes anggur, tim di On n'est pas des pigeons mengirimkan data lab anggur lain yang benar-benar berkualitas tinggi. Seperti yang sudah diduga, panitia tidak ada yang peduli untuk memeriksanya apakah data lab itu asli atau palsu.

Saat melakukan pencicipan, Boschman juga mulai memuji anggur seharga Rp40 ribu itu. Ia menyebutnya sebagai anggur yang luar biasa. Bagi sesama pencicip dan penggemar anggur, testimony Boscham tentunya langsung dipertimbangkan. Hal ini menurutnya biasa, karena banyak dari para pencicip dan penggemar anggur yang mudah dipengaruhi oleh rekan-rekan mereka.

Pada akhirnya, prank itu berhasil. Anggur murahan itu sukses mendapatkan medali emas di kompetisi anggur internasional Gilbert et Gaillard terbaru. Bahkan juri menggambarkan anggur tersebut sebagai anggur yang ramah, memiliki kualitas anggur segar dan kaya dengan aroma yang menjanjikan sensasi hebat di mulut. Penyelenggara juga memberi tahu para pemenang bahwa mereka dapat membeli 1.000 stiker medali emas untuk dipajang di label wine mereka hanya dengan €60 atau sekitar kurang dari Rp 1 juta saja.

On n'est pas des pigeons baru-baru ini mengungkapkan lelucon sukses mereka seraya memperingatkan konsumen bahwa tidak semua medali emas anggur dibuat sama. Beberapa kompetisi lebih profesional daripada yang lain, sementara beberapa hanya dijalankan sebagai bisnis untuk mendulang uang semata.

Berita Terkini