HELOINDONESIA.COM - Dengan tagline "Non Sibi Sed Patriae" (bukan untuk kepentingan sendiri, tapi negara), _Opposite6890 kembali dengan cuitan-cuitan kejutannya di media sosial Twitter.
Kali ini _Opposite6890 membongkar siasat PDIP untuk menggandeng Partai Perindo setelah pecah kongsi dengan Partai Nasdem.
Dalam sebuah rekaman video yang diunggah,_Opposite6890 membuat narasi untuk waspada, jeli dan cermat terhadap media media yang sudah menjadi Target Manuver Operasi Media PDIP.
"Siapa pun pilihannya, pilihlah yg terbaik sesuai dengan hati nurani.Yang harus dihadapi itu Ganjar, karena menjadi jalan untuk PDIP berkuasa kembali," utas _opposite6890 seperti dilihat Heloindonesia pada Senin (12/6/2023).
Baca juga: Rebut Titel Pertama, Uruguay Juara Piala Dunia U-20 setelah Tekuk Italia 1-0
Dalam video yang diposting, _opposite6890 membuat narasi bahwa pada Pilpres 2014-2019, PDIP memanfaatkan Metro TV media milik Partai Nasdem, Surya Paloh agar kampanye politiknya sampai ke seluruh Indonesia.
"Pemilu 2024 PDIP tak bisa lagi memanfaatkan Metro TV karena berbeda pilihan capres," sebutnya.
Lebih lanjut, PDIP bermanuver dan berkoalisi dengan Partai Perindo agar bisa memanfaatkan media MNC Grup.
Baca juga: Meriahnya Begawi dan Bandarlampung Expo 2023 Rusak oleh Sampah
"Demi kepentingan politiknya berharap sukses seperti dengan Nasdem dulu," ujarnya.
Menurutnya, Partai Perindo seperti tak berdaya dengan manuver PDIP seolah ada tangan yang tak terlihat sehingga memaksa Partai Perindo berkoalisi.
"Ketika PDIP tak lagi bisa memanfaatkan Metro TV, maka PDIP beralih memanfaatkan Media MNC Grup. Bukan tidak mustahil Perindo berkoalisi dengan PDIP karena adanya tekanan yang tak terlihat," paparnya.
Menurut_Opposite6890, operasi media dalam kampanye politik Pilpres 2024.
"Tak hanya MNC Grup, tapi ada target ada media lain yang menjadi target operasi PDIP," terangnya.
Dia menambahkan, operasi media ini menjadi sistematis karena adanya dukungan dari operasi intelijen. Baik intelijen siber, maupun operasi kontra propaganda media.
"Waspada, jeli dan cermati propaganda operasi media," tandas