Helo Indonesia

PDIP Dinilai Blunder Jadikan Jokowi Petugas Partai

Drajat Kurniawan - Nasional -> Politik
Minggu, 26 November 2023 22:44
    Bagikan  
Megawati dan Jokowi saat masih mesra (Foto Ist)
Megawati dan Jokowi saat masih mesra (Foto Ist)

Megawati dan Jokowi saat masih mesra (Foto Ist) - Megawati dan Jokowi saat masih mesra (Foto Ist)

HELOINDONESIA.COM - Wakil Ketua komandan Relawan TKN Prabowo-Gibran, Roy Maningkas, menanggapi soal Status Presiden Jokowi di PDIP setelah Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres di Pilpres 2024 mendampingi Capres Prabowo Subianto.

Padahal Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah menginstruksikan seluruh kader mengusung capres dan cawapres Ganjar Pranowo dan Mahfud MD.

Menurut Roy, PDIP telah melakukan blunder karena sejak awal menjabat Walikota Solo, selalu menempatkan Jokowi sebagai petugas partai. Seharusnya, PDIP menempatkan Jokowi sebagai partner.

"Banyak pemilih baru ataupun pemilih PDIP yang sudah mulai ragu. Namun, Jokowi di PDIP menambah jumlah pemilih baru dan meyakinkan pemilih lama untuk tetap mendukung partai berlambang banteng tersebut," ujar Roy, dikutip Minggu (26/11).

Baca juga: Hasto Kristiyanto Ogah Blak-blakan Soal Status Terkini Jokowi di PDIP

"Sejak menjabat sebagai Walikota Solo hingga jadi Presiden, Jokowu diperlakuan oleh sebagian besar oknum di pimpinan PDIP, dengan sebutan petugas partai dan beragam kalimat yang mengkerdilkan peran dan kontribusi Jokowi," ujarnya.

Padahal dikatakannya, hubungan PDIP dengan Jokowi merupakan mutuall benefit, atau saling menguntungkan satu dengan yang lain. Hal itu harusnya disadari PDIP. "Beliau (Jokowi) bukan datang dengan tangan kosong. Jokowi itu partner PDIP," ucapnya.

Selain itu ia juga menyayangkan, sikap PDIP terhadap Jokowi yang hanya menempatkan anggota biasa partai Namun tidak dalam struktural. Dari awal, Jokowi bukanlah kader ideologis melainkan strategic partner.

Padahal dia mengungkapkan, melesatnya suara PDIP itu dikarenakan Jokowi Effect. "Itu efek kesuksesan Jokowi membangun Indonesia ikut mendongkrak suara PDIP,” katanya.

Baca juga: Presiden Jokowi Bebaskan Masyarakat Pilih Capres: Semuanya Kita Serahkan Kepada Rakyat

Bahkan, dari data perolehan suara, sejak kehadiran Jokowi suara PDIP melesat cepat. Tahun 2009 perolehan suara PDIP mencapai 14, 88 juta suara. Di tahun 2014, melesat menjadi 23, 67 juta suara. Dan, di tahun 2019 menjadi 27,05 juta suar

Dia juga menilai Meski dihina dan direndahkan, sebagai Presiden, tetap mencoba untuk mernjaga hubungan dengan partainya.

Meski demikian, Jokowi akhirnya merespon keadaan tersebut. Apalagi Jokowi sudah memiliki pengalaman dua periode menjabat sebagai presiden.

Baca juga: Presiden Joko Widodo Menunjuk Nawawi Pomolango Jadi Ketua KPK Sementara Menggantikan Firli Bahuri

"Namun, tentunya Jokowi berpikir lebih jauh untuk bangsa dan negara dibandingkan kepentingan segelintir kelompok semata," ungkap dia.

Bergabungnya Gibran dengan Prabowo dalam Pilpres mendatang, kata Roy, merupakan salah satu bentuk keyakinan Jokowi terhadap suara rakyat. Bahwa sesungguhnya rakyat yang akan menentukan arah kemajuan Indonesia ke depan