Presiden Ramos Horta ikut Dorong Penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 untuk NU-Muhammadiyah

Rabu, 7 Februari 2024 20:08
Wapres Indonesia, Maruf Amin (kanan) dan Ramos Horta (kedua kanan) pada acara Penghargaan Zayed Award for Human Fraternity 2024 di Qatar. hatutan.com

HELOINDONESIA.COM - Presiden Timor Leste, Jose Ramos Horta ternyata menaruh simpati terhadap dua Ormas Islam terbesar di Indonesia yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah.

Ramos Horta menilai dua Ormas Islam besar di Indonesia benar-benar menjaga toleransi sesama umat beragama di Indonesia demi keutuhan Indonesia.

Untuk itu Horta mengusulkan mendorong kepada juri Zayed Award for Human Fraternity 2024, agar dua Ormas besar itu bisa meraih Zayed Award for Human Fraternity 2024.

Baca juga: Wakil Menteri Urusan Parlemen Timor Leste Meminta Semua Pihak Bersabar, Menyelesaikan Kasus Naktuka dengan Indonesia

Presiden Horta mengatakan sebelum tiba di Timor Leste usai kunjungan ke sejumlah negara di Eropa, Rabu (7/2/2024) sempat mendapat ucapan terima kasih dari Wapres Indonesia KH Ma'ruf Amin.

"Wapres Ma’ruf Amin menyampaikan terimakasih atas usulan itu hingga mendapatkan Zayed Award for Human Fraternity 2024 atas kiprahnya dalam membangun toleransi," ujarnya di ruang VIP Bandara Internasional Presiden Nicolau Lobato, Dili.

José Ramos Horta mengatakan dia segaja mengusulkan kepada juri Zayed Award for Human Fraternity 2024, Ormas besar Indonesia ini karena benar-benar menjaga toleransi secara konsisten.

Baca juga: Pemain Asing Timor Leste asal Indonesia Terpaksa Bermain di Liga 3 Jatim, Begini Komentar Dani Ardianto

Hingga akhirnya pada 5 Februari 2024, Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah secara resmi dinobatkan meraih Zayed Award for Human Fraternity 2024.

"Wapres KH Ma’ruf Amin dan beberapa ulama terkemuka di Indonesia merasa bangga dan mengapresiasi kepada saya atas usulan saya ini," ungkap Horta turut bangga menyaksikan hal itu.

Tak hanya penghargaan itu, bahkan pada dua tahun lalu, peraih Nobel Perdamaian 1996 ini juga mengusulkan dua Ormas Islam Indonesia itu untuk didaftar sebagai penerima Nobel Perdamaian.

Baca juga: Timor Leste Tertarik Model Pemberdayaan Desa Melalui SDGs Desa

Dilansir dari hatutan.com, usulan itu menurut Ramos Horta belum mendapat respon positif dari juri Nobel Perdamian di Oslo-Norwegia.

"Saya menominasikan Nobel dan penghargaaan perdamaian UNESCO untuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Semoga bisa diraih," tutur Ramos-Horta.

Sementara Wapres Ma’ruf Amin mengatakan bahwa Indonesia sebagai negara yang majemuk diakui praktik toleransi dan moderasinya di akui dunia.

Pengakuan tersebut salah satunya datang dari Presiden Timor Leste, José Ramos-Horta hingga mengusulkan agar dua Ormas besar ini mendapatkan Nobel atas kiprahnya dalam membangun toleransi.

Baca juga: Ricuh! Kongres Pemilihan Presiden Federasi Sepak Bola Timor Leste Batal Digelar, Karena Masalah ini

"Model toleransi dari Indonesia memang sekarang sudah menjadi contoh bagi dunia," papar Ma’ruf Amin.

Lebih lanjut Wapres mengatakan Indonesia benar-benar telah dilihat eksistensinya di mata dunia dalam menjaga persatuan negaranya melalui azas toleransi.

Dimana, hal ini salah satunya terlihat dari kiprah NU dan Muhammadiyah di tengah-tengah masyarakat Indonesia dalam menjaga keutuhan bangsa.

Zayed Award for Human Fraternity merupakan penghargaan global tahunan independen yang diberikan oleh Komite Tinggi Persaudaraan Manusia.

Baca juga: Tragis Nasib Pemain Asing Timor Leste Asal Indonesia, Terpaksa Bermain Tarkam Daripada Nganggur

Penghargaan ini diberikan setiap tanggal 4 Februari, bertepatan dengan Hari Persaudaraan Manusia Internasional.

Penghargaan ini diberikan kepada individu, organisasi atau entitas di seluruh dunia, yang secara langsung memberikan contoh dan berkolaborasi tanpa kenal lelah dengan siapa pun untuk menjembatani kesenjangan hubungan antarmanusia yang nyata.

Penerima anugrah ini mendapat hadiah sebesar US$1 juta.

Baca juga: Tokoh Kemerdekaan Timor Leste Xanana Gusmao Kembali Berkuasa, Dilantik Jadi Perdana Menteri

Penghargaan ini mulai diberikan pada tahun 2019 untuk menandai pertemuan bersejarah antara kepala Gereja Katolik, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Azhar, Profesor Ahmed Al-Tayeb, di Abu Dhabi.

Dimana kedua tokoh besar tersebut menandatangani dokumen persaudaraan manusia, Paus Fransiskus dan Imam Besar Al-Tayeb adalah penerima kehormatan pertama Zayed Award for Human Fraternity.

Baca juga: Pemerintahan Baru Timor Leste Segera Terbentuk, PM Taur Matan Ruak Siap Serahkan Kekuasaan

Nama penghargaan diambil dari nama Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, mendiang penguasa Abu Dhabi dan pendiri Uni Emirat Arab.

Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan mengutamakan nilai-nilai kerendahan hati, kemanusiaan, dan rasa hormatnya melambangkan cita-cita abadi yang ingin dirayakan lewat penghargaan ini. **

Berita Terkini