Helo Indonesia

BPIP Sebut pada Era Digital Paskibraka Jadi Garda Terdepan Aktualisasi Pancasila

Selasa, 1 Agustus 2023 21:09
    Bagikan  
BPIP Sebut pada Era Digital Paskibraka  Jadi Garda Terdepan Aktualisasi Pancasila

Stafsus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo saat memberikan pembekalan di depan calon anggota Paskibraka

DEPOK, HELOINDONESIA.COM - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengatakan, Pasukan pengibar bendera pusaka (Paskibraka) sejak dibentuk pada masa awal kemerdekaan merupakan representasi dari perwakilan kaum muda Indonesia dengan latar belakang yang beragam.

Calon anggota paskibraka sebelumnya telah melalui seleksi ketat hingga terpilih yang terbaik dari yang terbaik dengan melibatkan para pemangku kepentingan dari pusat maupun daerah.

Itulah sebabnya, pasukan pilihan ini hendaknya dapat terus berperan aktif menjadi contoh nyata pengaktualisasian nyata nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari hari khususnya dalam era media sosial dan digital seperti sekarang ini.

Baca juga: Jos! Transaksi Pekan Raya Kendal 2023 Tembus hingga Rp 40 Miliar

Benny menyatakan hal tersebut dalam acara Pembinaan Ideologi Pancasila dalam rangka Pemusatan Pendidikan dan Pelatihan bagi Paskibraka Nasional tahun 2023 yang diselenggarakan oleh BPIP, Senin (31/7) lalu di Aula Sarbini Taman Bunga Wiladatika Depok, Jabar.

Pakar komunikasi itu juga menyatakan para pemuda Indonesia yang terpilih sebagai Paskibraka harus dapat menjadikan Pancasila sebagai habituasi dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan negara.

Para calon anggota Paskibraka harus dapat menjadikan Pancasila sebagai gugus insting yang mempengaruhi cara berpikir,bertindak dan berlaku. Hal ini perlu dilakukan karena mereka dipandang oleh masyarakat, khususnya kaum muda sebagai figur yang dibanggakan sekaligus menjadi contoh bagaimana seharusnya kaum muda mengisi masa depannya.

Baca juga: Istri Wali Kota Surabaya Pamerkan Kawasan Dolly Dari Kawasan Merah Menjadi Hijau Kepada Tamu Asing

''Kaum muda Indonesia melihat Paskibraka adalah para role model yang mengerti dan melaksanakan nilai - nilai Pancasila yang digali dari adat budaya luhur bangsa ini , sehingga tidak menghilang digerus zaman,'' tambah budayawan ini.

Acara yang digagas Kedeputian Pengendalian dan Evaluasi Badan Pembinaan Ideologi Pancasila ini Benny menegaskan, dalam era digital, internet dan media sosial memiliki nilai dan bagian luar biasa dalam kehidupan manusia.

Ketergantungan Internet

Ditambahkan dia, keberadaannya yang tidak mengenal ruang dan waktu membuat masyarakat tak sadar makin tergantung kepada internet. Masyarakat terjebak dalam hyper reality yaitu realitas yang dilebih lebihkan akibat konten - konten yang disajikan oleh para influencer dan content creator yang menyajikan perilaku berlebihan terkait kemewahan , kesedihan ataupun hal hal yang menantang bahaya.


''Akibat hal tersebut terjadi pergeseran nilai di masyarakat , sekarang masyarakat lebih mementingkan popularitas, kuantitas mengenai berapa like, view dan share yang menyebabkan terjadinya penyalahgunaan media sosial yang cenderung mengedepankan sensasi, konten nirfaedah dan berita bohong.


''Hal ini sejalan dengan perumpamaan Plato tentang manusia yang masuk gua besar dan meraba - raba , kebenaran di era digital ini cenderung mengedepankan persepsi , bukan kesadaran kritis dalam mengolah informasi,'' bebernya.

Baca juga: Refocusing, Antara Pekan Raya Kendal dan Air Putih

Dia menyarankan, calon anggota Paskibraka hendaknya dapat selalu bijaksana dalam bermedia sosial dengan menyaring konten yang kita punya dan dapatkan sebelum membagikan berita tersebut dalam ruang ruang publik media sosial.

''Para calon anggota Paskibraka hendaknya dapat menjadi garda terdepan dalam mengubah pola pikir masyarakat dari kaum Peng-iya yang sekedar robot mekanis pembagi konten apapun yang didapatkan tanpa meneliti lebih lanjut informasi yang diterima,menjadi komunitas yang pintar menelaah dan menyaring lebih lanjut segala konten yang diterima sebelum dibagikan ke masyarakat,'' tandasnya.

Dalam agenda yang dihadiri 68 orang calon anggota Paskibraka yang merupakan perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia tersebut dengan menyatakan, para calon Paskibraka harus memiliki kemampuan literasi digital agar mereka mampu membedakan mana berita yang benar dan yang salah. (Aji)