Helo Indonesia

Kolaborasi Bersejarah Samuel Wattimena Bersama Komunitas Penulis Buku

Selasa, 6 Februari 2024 08:46
    Bagikan  
Kolaborasi Bersejarah Samuel Wattimena Bersama  Komunitas Penulis Buku

Samuel Wattimena bersama penulis buku Rayni N Massardi dan Maya Dewi. Foto: Aji

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Sosok desainer papan atas Tanah Air, Samuel JD Wattimena selalu identik dengan dunia fashion dan wastra nusantara yang digelutinya selama 45 tahun,

Namun lingkar pergaulan dan jejaringnya yang luas telah membawa Samuel sebagai sosok yang fleksibel, gampang bergaul, dan bisa nyambung dengan siapapun. Dia bisa diterima pada komunitas manapun dan masyarakat dengan lintas generasi, mulai milenial hingga lansia.

Baca juga: USM Ikut Jaga Persatuan dan Keutuhan NKRI, Rektor: Visi Kami Berkeindonesiaan

Pembuktian itu dilakukannya, saat berkolaborasi dengan penulis buku Rayni N Massardi dan Maya Diana K Dewi, penulis yang beken sebagai founder Komunitas Diajeng Semarang (KDS).

Bertempat di Kotta Hotel Semarang yang cozy di kawasan Kota Lama Semarang, pada Minggu (4/2), Samuel menggagas peluncuran Book Club bernama Sangkar Wiku bersama kedua penulis tersebut. Acara tersebut yang didukung KDS itu dikemas dalam ''Membaca sebagai Inspirasi Kehidupan yang Kereeen''.

Kolaborasi dengan penulis buku, barangkali menjadi momen bersejarah baginya untuk menancapkan perannya, turut memberikan kontribusi berupa edukasi literasi ke masyarakat, khususnya kepada komunitas pembaca buku.

Samuel menggandeng Rayni dan Maya Dewi untuk berbagi pengalaman dalam proses kreatifnya dalam menulis. Rayni adalah penulis kelahiran Brussels (Belgia) yang juga istri pengarang kenamaan Noorca Massardi. Pada forum itu, Rayni membagikan buku sketsa yang berjudul ''Darah'' dan novel grafis ''Tidak Jatuh Cinta'' kepada hadirin.


Sedangkan Maya juga menghadiahkan buku ''Sentini'' yang mengisahkan bakul jamu gendong bernama Sentini dengan segala romantika hidupnya. Bakul jamu ditokohkan sebagai sanguinis, artinya penuh optimisme.

Baca juga: Kehilangan Pelatih Analisis Pertandingan, Pelatih Madura United Mengaku Kesulitan

Acara peluncuran book club bukan acara kaleng-kaleng. Selain dihadiri para pengelola pondok baca, di deretan kursi undangan ada tokoh-tokoh dari Persatuan Penulis Indonesia (Satu Pena), dan editor buku. Ada juga para remaja anggota KDS dan Persatuan Wanita Maluku Indonesia Jateng.

Sebagaimana diungkapkan Sammy, panggilan akrabnya, kegiatan ini merupakan momen spesial karena dirinya bisa komunikasi dan berkoordinasi dengan para penulis buku. Dia tak menampik, eksistensi dirinya sebagai perancang mode tak lepas dari peran dari penulis, dan para jurnalis.

''Dan karya-karya sastra adalah bagian dari budaya, dimensi yang menjadi passion saya. Terus terang, saya menemukan banyak dimensi ketika bertemu dari penulis bersama karya-karyanya,'' kata caleg DPR RI dari PDIP untuk wilayah Jateng I (Kota Semarang, Kabupaten Kendal, Kabupaten Semarang dan Kota Salatiga) itu.

Kumpulan Orang Pintar

Menurut Staf Khusus Kementerian PPA ini,  Sangkar Wiku Book Club yang dia gagas bukan sejenis  e-book, namun lebih fokus sharing antarpenulis dan pembaca tentang buku-buku yang lagi populer atau info tentang jaringan penerbit.

''Misalnya nih, ada buku tentang roman. Nantinya saya kasih resumenya, judulnya, pengarangnya siapa. Kita juga bisa sharing tentang CSR yang bisa bantu penulis. Komunikasinya nanti melalui online sehingga jangkauannya luas,'' ujar peraih penghargaan 75 Icon Pancasila dalam Kategori Seni, Budaya, dan Kreatif sebagai Desainer Pelestari Kain Nusantara itu.

Baca juga: Suara Unair Keras Kritik Pemerintahan Jokowi, Universitas Jember Seruan Moral Selamatkan Demokrasi

Perancang busana untuk sejumlah film nasional itu, juga berharap, book club yang dirintisnya sebagai wadah untuk menjembatani penulis-penulis pemula agar lebih eksis di blantika kepenulisan. Spirit ini sesuai dengan nama Sangkar Wiku yang dalam bahasia Sanksekerta artinya kumpulan orang-orang pintar yang peduli pada peningkatan SDM.

''Penulis buku adalah orang - orang hebat, karena mereka meninggalkan legacy. Warisan tidak harus berupa uang, tapi juga pengalaman berharga yang menginspirasi kehidupan. Dan kita harus ingat kata-kata Buya Hamka, bahwa membaca buku-buku yang baik berarti memberikan makanan rohani yang baik,'' tambah desainer terbaik Asia Pasifik tahun 2013 dalam Fiji Fashion Week itu.

Diantara peserta ada sosok yang memberikan testimoni atas perjalanan Samuel, yaitu Ketua DPD Perwama Ina Jateng, Pendeta Marcia Hiariej. Dia mengaku bangga bisa menyaksikan langsung kehadiran Sammy yang di matanya sangat menginspirasi.

''Sejak kecil, saya membaca kisah beliau lewat majalah Femina dan Sarinah, bacaan langganan orangtua saya. Kimi saya bisa bertemu langsung. Ini momen bersejarah, dan harapannya lewat book club bisa lebih mengenalnya,'' kata wanita yang akrab disapa Mercy ini. (Aji)