Helo Indonesia

Teliti Kebijakan Pengembangan Olahraga Prestasi di Jateng, Muhlisin Raih Gelar Doktor dari UPI

Kamis, 1 Februari 2024 15:44
    Bagikan  
Teliti Kebijakan Pengembangan Olahraga Prestasi di Jateng, Muhlisin Raih Gelar Doktor dari UPI

Muhlisin (tengah) berpose bersama Kadisporapar Jateng Agung Hariyadi, pimpinan Yayasan Wahid Hasyim, Ketua ABTI Jateng Joko Pranawa Adi serta tim penguji

BANDUNG, HELOINDONESIA.COM - Dosen pada Prodi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (PJKR FKIP) Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang Muhlisin SPd MPd, meraih gelar Doktor Pendidikan Olahraga dalam sidang terbuka Prodi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), di Lantai 5 Auditorium SPs UPI Bandung, Rabu 31 Januari 2024.

Muhlisin yang menjabat sebagai Dekan JPKR FKIP Unwahas ini berhasil meraih IPK 3,81 dengan disertasi berjudul “Kebijakan Pengembangan Olahraga Prestasi di Jawa Tengah: Perspektif Spliss Model”.

Mantan pelatih timnas bola tangan Asian Games 2018 tersebut menuntaskan pendidikan selama 3,5 tahun.

Baca juga: Civitas UII: Indonesia Darurat Kenegarawanan, Tanpa Malu Kekuasaan Disalahgunakan Sekelompok Golongan

Disertasi Muhlisin dipertahankan di hadapan para penguji yang diketuai Prof Dr Hj Ratih Hurriyati MP (Wakil direktur bidang keuangan dan sumber daya SPs UPI), Prof Dr H Yudha Munajat Saputra MEd (promotor), Prof Dr H Amung Ma'mun MPd (co-promotor), Prof Dr Agus Kristiyanto MPd (Guru Besar JPOK FKIP UNS/Dewan Pakar KONI Jateng), dan Dr Nuryadi MPd (co-promotor 2/Ketua Umum KONI Kota Bandung).

Sejumlah undangan ikut menyaksikan sidang terbuka itu, diantaranya Kepala Disporapar Jateng Agung Hariyadi, Ketua Umum ABTI Jateng Joko Pranawa Adi bersama sejumlah pengurus, dan empat pimpinan Yayasan Wahid Hasyim, yaitu Ketua I Prof H Abu Hapsin MA PhD, Ketua II Drs H Satriyan Abdu Rahman MH, Sekretaris Prof Dr KH Mahmutarom HR SH MH, dan Bendahara Dr Nor Hadi SE MSi Akt CRA CRP.

Muhlisin dalam disertasinya mengatakan, tujuan penelitian untuk menganalisis kebijakan pengembangan olahraga perstasi di Jateng dengan menggunakan sembilan pilar model “Sports Policy factors Leading to International Sporting Success” (Spliss). Model ini telah digunakan untuk menilai kesuksesan olahraga di 15 negara.

Pendanaan Skor Terendah

Pihaknya melibatkan 208 atlet elit, 53 pelatih dan 13 administrator atau pengurus cabang olahraga serta lembaga keolahragaan pemerintah dan non-pemerintah di bidang olahraga.

Hasil penelitian menunjukkan, dari keseluruhan 9 pilar, secara kualitatif dihasilkan skor 2,91 atau 72,9 persen dengan kategori sedang/cukup. Skor terendah ada pilar dukungan pendanaan sebesar 2,45 atau 61,2 persen. Skor tertinggi pada pilar sistem kompetisi dengan skor 3,40 atau 85 persen.

Baca juga: Masjid Menara Kudus Peringati 489 Tahun Berdiri, Momentum Jaga Warisan Peradaban

''Evaluasi dalam penelitian ini, adalah permasalahan pendanaan olahraga di Jateng masih tergantung pada pendanaan pemerintah. Selanjutnya ada kelemahan pada tata kelola, sinergitas, dan struktur kebijakan yang belum selaras. Selain itu, dukungan karier dan fasilitas latihan atlet juga belum optimal,'' kata dosen yang menempuh pendidikan S1 di Unnes, dan S2 di UNJ itu.

Untuk itu, dia merekomendasikan pertama, perlunya pergeseran arah kebijakan pengembangan olahraga dari bagaimana membangun olahraga, menjadi bagaimana olahraga menjadi sarana dalam pembangunan nasional, sehingga olahraga memiliki kebermaknaan yang lebih luas.

Kedua, pada perspektif pembinaan prestasi perlu ada pembenahan pada sektor pendanaan yang tidak hanya bersumber dari APBD namun mendorong sektor non-pemerintah dalam konteks industri olahraga. serta keberlanjutan pembinaan atlet dari tiap tahapannya perlu diperhatikan pada 3 jaminan (Kesejahteraan, Kesehatan, pendidikan).

Baca juga: Minuman yang Ampuh Mencerahkan Kulit

Kepala Disporapar Jateng Agung Hariyadi mengatakan, pihaknya berterima kasih atas upaya Muhlisin memberikan masukan kepada Disporapar melalui disertasinya. Dia berharap, rekomendasi yang diberikan pelatih bola tangan Jateng bisa diterapkan dalam sistem pembinaan dan arah kebijakan pengembangan olahraga.

''Hasil penelitian ini semoga bisa memberikan energi bagi pemerintah dalam mengelola olahraga. Karena kami butuh kontribusi dari kalangan akademisi yang memang kompeten di bidangnya,'' tandas Agung.

Di bagian lain, Sekretaris Yayasan Wahid Hasyim KH Mahmutarom menyampaikan apresiasi dan rasa bangga kepada Muhlisin yang kini bergelar doktor. Selama menjadi dekan Unwahas, prestasi olahraga mahasiswanya moncer, diantaranya juara dunia panjat tebing Kiromal Katibin dan Asfar Jaelolo.

''Support yayasan kepada dosen untuk meraih program doktor merupakan bentuk dalam upaya meningkatkan SDM. Apalagi konsep di universitas kami, adalah membangun manusia Indonesia seutuhnya. Insan yang dibangun harus bisa dalam olah pikir, olah raga dan olah rasa,'' kata mantan rektor Unwahas itu.

Ketua Umum ABTI Jateng Joko Pranawa Adi juga memberikan pujian kepada Muhlisin yang meraih gelar doktor dengan IPK dan waktu studi yang bagus. ''Keluarga besar cabor bola tangan turut bangga pengurusnya bisa bermanfaat bagi kemajuan olahraga Jateng untuk ke depannya,'' pungkasnya Joko. (Aji)