Helo Indonesia

Modus Peretasan lewat WhatsApp, Sekretaris Prodi SI USM : Jangan Takut!

Ajie - Teknologi
Senin, 29 April 2024 06:49
    Bagikan  
Modus Peretasan lewat WhatsApp, Sekretaris Prodi SI USM : Jangan Takut!

Sekretaris Prodi SI USM Agusta Praba Ristadi Pinem saat hadir dalam acara talk show di Studio Radio USM Jaya

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - Sesungguhnya peretasan jangan ditakuti, hanya perlu diwaspadai. Sebetulnya ketika ada peretasan melalui sebuah aplikasi seperti WhatsApp, itu yang salah bukan pihak aplikasinya karena mereka tidak bisa memfilter apakah chat yang dikirim oleh nomor yang tidak kenal itu bahaya atau tidak. Namun penggunanya yang salah karena memanfaatkan aplikasi tersebut untuk hal yang merugikan orang lain.

Hal itu diungkapan Sekretaris Program Studi S1-Sistem Informasi Universitas Semarang (USM), Agusta Praba Ristadi Pinem MKom pada saat memberikan closing statement sebagai narasumber dalam Talkshow USM Update oleh Radio USM Jaya Semarang.

Baca juga: Kader PDIP Inginkan Bambang Pacul Maju Pilgub Jateng 2024, Dinilai Punya Jaringan Luas

Talkshow yang dipandu penyiar Radio USM Jaya Semarang, Elsa Safira dan Verina Munaf itu mengangkat tema "Kenali Modus Peretasan melalui Aplikasi WhatsApp" yang berlangsung di Studio Radio USM Jaya Gedung N USM pada Jumat 26 April 2024 lalu.

Menurut Agusta, banyak peretasan terjadi melalui WhatsApp, mengingat aplikasi tersebut banyak digunakan khususnya oleh masyarakat Indonesia baik pada perangkat IOS maupun Android.

Gunakan Sniffing

Model peretasan melalui aplikasi WhatsApp yang paling sering digunakan adalah sniffing. Modus jenis ini biasanya sering terjadi pada pengguna perangkat Android, dimana pengguna dikirim suatu file oleh nomor yang tidak dikenal. Apabila file tersebut diunduh, maka aktivitas apapun yang dilakukan pengguna akan terekam.

''Yang paling banyak mengalami peretasan adalah perangkat Android. Dulu teman-teman FTIK USM mensimulasikan semacam itu, seperti Hp dalam keadaan screen off tapi bisa memfoto dari jarak jauh, mengambil kontak, dan sebagainya, itu yang menakutkan,'' kata Agusta.

Baca juga: Berbagai Cara Download Vidio YouTube Tanpa Aplikasi

Adapun modus peretasan phising seperti rekayasa sosial dimana oknum menyamar sebagai seseorang dari lembaga yang terpercaya sehingga korban percaya dan melakukan perintah dari oknum tersebut. Modus tersebut terdiri dari dua jenis yaitu pengiriman link oleh nomor yang tidak dikenal dan action button.

''Action button itu ada pesan dan dibagian bawah pesan ada tulisan kecil seperti enter atau tab yang isinya sebuah link situs dari oknum. Jadi seolah-olah ada file yang dikirim padahal isinya link, dan URL-nya ini nanti mengarah ke situs tertentu yang sudah disiapkan oknum. Disitulah mereka merekayasa agar targetnya percaya dan secara tidak sadar kiat memberikan informasi yang sensitif,'' katanya.

Menurutnya, terdapat banyak jenis penyamaran oknum peretasan tidak hanya mengirim file undangan, namun juga paket, tilang, bank, hingga terakhir kali terkait pemilu yaitu PPS. Selain menyamar, oknum melakukan aksinya dengan menyerang secara psikologi yaitu tekanan seperti memberikan tenggang waktu kepada korban.

Baca juga: Bagaimana Cara Mengganti Password Email Anda

Dia membagikan beberapa langkah yang dapat dilakukan jika mengalami peretasan dengan modus sniffing yaitu menggunakan atau menghidupkan mode pesawat, segera back up semua data yang diperlukan tertutama mobile banking maupun e-wallet, lalu disarankan untuk mengembalikan setelan pabrik atau setel ulang (restart).
Sistem Keamanan
Agusta juga menerangkan bahwa dalam Prodi Sistem Informasi USM memiliki beberapa mata kuliah berkaitan dengan peretasan diantaranya keamanan sistem yang mempelajari teknis keamanan, manajemen risiko, dan mata kuliah yang dilakukan diluar kampus yaitu literasi digital.

Mata kuliah literasi digital menjadi garda terdepan bagi prodi yang dibawah Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi (FTIK) USM itu dengan memberikan edukasi kepada masyarakat berupa sosialisasi hingga workshop tentang peretasan.

Baca juga: Cara Ganti Password Indihome dengan Mudah dan Cepat!

''Di SI ini memang cukup unik daripada prodi lain, karena mahasiswa tidak hanya belajar pada teknis teknologi tapi juga mempelajari dengan pendekatan perilaku penggunanya. Jadi kita tidak hanya membuat tapi melakukan pendekatan apa yang dibutuhkan pengguna, kita desain, kita deliver, setelah itu kita melihat pasca deliver aplikasinya dan kita evaluasi. Itu semua dipelajari di prodi SI,'' terangnya.

Dia berpesan untuk selalu waspada terhadap segala jenis peretasan dan menghimbau untuk mendownload aplikasi dari sumber yang terpercaya seperti App Store maupun Play Store.

''Yang pertama, kita hindari mudah percaya, apa yang dikirim dan oleh siapa, ini harus kita verifikasi. Kemudian kita bisa terapkan keamanan berlapis di perangkat kita. Lalu, yang paling penting untuk menyebarkan kebaikan terkait edukasi, kita meliterasi digital diri sendiri dan membagikan informasi yang baik untuk keluarga maupun kerabat tentang modus peretasan,'' tegas Agusta. (Aji)