HELOINDONESIA.COM - Indonesia dikenal memiliki segudang sejarah yang panjang dari kebudayaankebudayaan masa lampau.
Hingga kini, sejarah tersebut masih dapat dinikmati baik dari segi cerita maupun dalam bentuk peninggalan bersejarah lainnya.
"Sebelum menjadi Republik Indonesia, terlebih dahulu masih berbentuk kerajaan-kerajaan dan kesultanan yang menguasai seluruh wilayah nusantara," papar Sekjen Majelis Adat dan Kerajaan Nusantara, Hj RA Yani WSS Koeswodidjojo dalam Seminar Indonesia Wellness Tourism International Festival (IWTIF) 2023 bertema "Manuskrip Kerajaan Sebagai Sumber Budaya Kesehatan Ethnowellness Nusantara pada Senin (4/9/2023).
Setelah Kerajaan-Kerajaan dan Kesultanan bersatu dan bersepakat untuk menjadi Indonesia, lanjut wanita yang akrab disapa Bunda Yani ini, maka nusantara ini begitu kaya akan nilai budaya yang sebelumnya berkembang di berbagai kerajaan dan kesultanan di wilayah Indonesia sekarang.
Karena itu, Bunda Yani menjelaskan bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan dianugerahi dengan banyak potensi wisata.
"Bukan hanya sumber daya alamnya saja, wisata kesehatan atau wellness tourism juga belakangan begitu memikat hati para turis asing untuk datang ke Indonesia," jelasnya.
Dengan banyaknyaq keragaman tersebut, sambungnya, melahirkan budaya Indonesia yang sangat kaya dan unik, seperti rumah adat, upacara adat, pakaian adat tradisional, tarian adat tradisional, alat musik dan lagu tradisional, senjata tradisional, dan berbagai makanan khas, serta pengobatan tradisional berbasis alam, dan lainnya," paparnya.
Bunda Yani menegaskan bahwa Indonesia memiliki beragam budaya dan bahan-bahan alami yang memiliki proses dan metode yang otentik, unik dan khas. Dia membuktikan dengan banyaknya manuskrip atau naskah kuno peninggalan kerajaan dan kesultanan nusantara yang menunjukkan bagaimana warisan budaya dan kebugaran Indonesia sangat banyak.
"Kami masih menyimpan dan memeliharanya hingga kini," tambahnya.
Dengan banyaknya kerajaan dan kesultanan yang menyebar di nusantara, jelasnya, maka naskah-naskah kuno atau manuskrip keraton khususnya yang terkait dengan kesehatan dan kecantikan ala keraton juga tak sedikit.
"Dan itu adalah kekayaan budaya yang tersimpan di dalam manuskrip-manuskrip kerajaan nusantara," tambahnya.
Karena itu, Bunda Yani menegaskan bahwa manuskrip-manuskrip rempah nusantara yang kini belum sepenuhnya dimanfaatkan dan masih tersimpan di tiap kerajaan/kesultanan adalah kekayaan budaya yang penting untuk diperhatikan kembali.
"Indonesia merupakan negeri kaya akan rempah-rempahnya yang diminati dan dinikmati bangsa-bangsa lain sejak sebelum masa kolonial, yakni di zaman kerajaan. Hal ini terbukti dengan banyaknya catatan mengenai hal tersebut dalam beragam manuskrip di berbagai belahan dunia," urainya.
Baca juga: Jangan ketinggalan, Test Terbatas Counter-Strike 2 Akan Segera Dibuka untuk Hampir Semua Pemain CSGO
Sementara itu, Antropolog UI, Dr Jajang Gunawijaya menegaskan bahwa ethnowellness nusantara merupakan bagian dari upaya pelestarian dari kumpulan budaya kesehatan
Indonesia.
"Ethno Nusantara itu baik tradisi rakyat maupun keraton yang didasari oleh filosofi masing-masing local wisdom, dan mempunyai bukti empiris bahkan klinis," katanya.
Jajang mengatakan, di masa yang akan datang menjadi sangat penting dalam melestarikan budaya kesehatan dan kecantikan Indonesia serta memperkenalkan budaya kesehatan dan kecantikan Indonesia.
Baca juga: Kecewa Dikhianati, Demokrat Buka Peluang Gabung Koalisi Lain
"Terutama yang berbasis keraton yang tersimpan pada manuskrip-manuskrip di setiap kerajaan atau kesultanan yang masih ada di Indonesia) yang sudah dikemas sesuai dengan era kekinian dalam bentuk produk essential oil, body oil dan body scrub dan tentu penting dipromosikan ke tingkat dunia," tandas Ketua IWMA (Indonesia Wellness Master Association) itu.