bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

Waspadai Cuaca Terik Siang Hingga Sore Hari dan Munculnya Awan Gelap, itu Tanda-tanda Bencana Hidrometeorologi

Sabtu, 13 Januari 2024 08:40
    Bagikan  
BMKG
BMKG

BMKG - Ilustrasi cuaca BMKG peringatkan bencana Hidrometeorologi

HELOINDONESIA.COM - Masyarakat perlu mewaspada terjadinya bencana hidrometeorologi, yang bakal terjadi di wilayah Indonesia hingga bulan Februari 2024 mendatang.

Hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

Bentuk bencana hidrometeorologi berupa kekeringan, banjir, badai, kebakaran hutan, longsor, angin puyuh, gelombang dingin, hingga gelombang panas.

Terkait bencana di atas, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk waspada dan siap-siaga akan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi itu.

Baca juga: BMKG Informasikan Gempa Bumi Tektonik M5,9 di Selatan Jabar dan Banten Tidak Berpotensi Sunami  

Hal ini terjadi karena cuaca ekstrem masih mengancam sebagian besar wilayah Indonesia hingga Februari 2024 mendatang, termasuk di Jawa Timur.

Menurut Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, cuaca ekstrem ini dapat terjadi selama periode puncak musim hujan, yaitu di bulan Januari dan Februari.

"Potensi hujan lebat hingga sangat lebat, angin kencang, dan gelombang tinggi masih memiliki peluang yang tinggi terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia," ungkapnya, Jum'at (12/1/2024).

Dwikorita menjelaskan sedikitnya terdapat tiga penyebab terjadinya cuaca ekstrem ini.

Baca juga: BMKG Imbau Masyarakat, Sebelum Menyebrang Merak- Bakauheni Terus Pantau Informasi Cuaca

Pertama, Monsun Asia yang menunjukkan aktifitas cukup signifikan dalam beberapa hari terakhir.

Kondisi ini berpotensi dapat disertai adanya fenomena seruakan dingin yang dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sebagian besar wilayah Indonesia.

Kedua, adanya daerah tekanan rendah yang terpantau di sekitar Laut Timor, Teluk Carpentaria dan di Samudra Hindia barat Sumatra.

Kondisi di Samudra hindia dapat memicu terbentuknya pola pumpunan dan perlambatan kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.

Baca juga: Bencana Alam Masih Sering Timbul di Semarang, Begini Pesan Mbak Ita

Selain itu juga dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan dan angin kencang di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi bagian selatan, serta berdampak pada peningkatan gelombang tinggi di perairan sekitarnya.

Ketiga, aktifitas gelombang atmosfer masih menunjukkan kondisi yang signifikan dalam meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca ekstrem dalam sepekan kedepan.

Yaitu fenomena Madden Julian Oscillation (MJO) yang terbentuk bersamaan dengan aktifnya gelombang Rossby Ekuatorial.

Baca juga: Kisah Uga dalam Kepercayaan Sunda Terbukti, Usai Pemaksaan Penggenangan Proyek Waduk Jatigede Muncul Bencana Alam dan Pandemi Covid-19

Kondisi tersebut dapat meningkatkan aktivitas konvektif serta pembentukan pola sirkulasi siklonik di wilayah Indonesia.

Maka dari itu, BMKG mewanti-wanti masyarakat untuk senantiasa waspada terhadap potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang hingga sepekan kedepan.

Untuk daerah dataran tinggi atau rawan longsor dan banjir, lanjut Dwikorita, diminta meningkatkan kewaspadaan terhadap dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang dan berkurangnya jarak pandang.

Baca juga: Pemprov Lampung Lakukan Antisipasi Penanganan Bencana Alam

Untuk itu secara berkala atau sebelum beraktivitas, masyarakat memantau informasi cuaca yang dikeluarkan resmi oleh BMKG.

"Dengan begitu dapat lebih antisipatif jika sewaktu-waktu terjadi cuaca ekstrem," imbuhnya.

Melalui lamannya, disebutkan bahwa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi di Jawa Timur pada 14-17 Januari 2024.

Baca juga: Tim SAR Berhasil Evakuasi Korban Keenam Bencana Alam Waykanan

Selain itu, juga terjadi di sebagian Aceh, Riau, Kep.Riau, Jambi, Sumatra Selatan, Bengkulu, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Banten, Jawa Barat, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara, Maluku, Papua, dan Papua Barat.

Kepada masyarakat di daerah tersebut kami imbau untuk senantiasa waspada terhadap terjadinya cuaca ekstrem berupa hujan intensitas sedang hingga lebat yang disertai dengan kilat atau petir dan angin kencang.

"Biasanya situasi ini dicirikan dengan kondisi panas terik antara pukul 10.00 hingga 14.00 WIB yang selanjutnya ditandai dengan munculnya awan cumulonimbus (CB) yang berwarna gelap, tebal, dan berbentuk seperti kembang kol," terangnya. **