Helo Indonesia

Tradisi Saparan di Pengging, Ketika Ribuan Warga Berebut Apem Keong Emas

Ajie - Ragam
Minggu, 17 September 2023 14:59
    Bagikan  
Tradisi Saparan di Pengging, Ketika Ribuan Warga Berebut Apem Keong Emas

Bupati Boyolali, M Said Hidayat menyebar apem keong mas dalam tradisi Saparan. Foto: jatengprov.go.id

BOYOLALI, HELOINDONESIA.COM - – Tradisi Saparan sebaran apem kukus keong mas di kawasan wisata Pengging, Kecamatan Banyudono, Boyolali, Jumat (15/9) lalu berlangsung meriah. Sedikitnya 30.000 apem kukus keong mas disebar dalam tradisi tahunan menyambut berakhirnya bulan Safar atau biasa disebut saparan.

Ribuan warga berbondong-bondong mengikuti tradisi sebaran apem tersebut. Warga antusias berebut puluhan ribu apem sebagai bagian dari tradisi ngalap berkah.

Baca juga: 1.000 Pelari Antusias Ikuti Bank Jateng Friendship Run di Kota Medan

Acara tersebut dimulai dari Kirab, dimulai dari halaman kantor Kecamatan Banyudono sampai Alun- alun Pengging dan kawasan Masjid Cipto Mulyo Pengging.

Rombongan diawali kerbau Kiai Slamet, pasukan bendera merah putih Paskibra Kecamatan Banyudono diikuti pasukan Keraton Surakarta, gunungan apem keong emas dan Forkopimda Kabupaten Boyolali.

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Boyolali, Budi Prasetyaningsih mengatakan, tradisi sebaran kue apem kukus keong emas dilakukan setiap tahun sebagai bentuk pelestarian budaya.

“Jadi ini adalah pariwisata budaya agar wisatawan selain dari Kabupaten Boyolali ini banyak yang berkunjung,” katanya, seperti dikutip dari jatengprov.go.id, Minggu 17 September 2023.

Dikukus

Dilanjutkan olehnya, kue apem pada acara ini berbeda dengan kue apem umumnya. Kue apem ini dibuat dengan cara dikukus sehingga rasanya berbeda. Pada zaman pujangga Yosodipuro, keong emas merupakan hama perusak tanaman padi yang mengakibatkan gagal panen.

Baca juga: Jumbara PMR XV Kendal Diikuti 58 Kontingen, Peserta Diuji Siaga Bencana dan Pertolongan Pertama

“Filosofi janur itu nur (cahaya). Semoga mendapatkan cahaya dari Allah SWT. Setelah itu panen berhasil. Sebagai bentuk terima kasih kepada Allah SWT (sehingga) yang panen kemarin gagal menjadi berhasil,” ungkapnya.

Bupati Boyolali, M Said Hidayat yang turut hadir mengatakan, tradisi tersebut merupakan bagian dari kekayaan Kabupaten Boyolali yang terus dilestarikan.“Harapannya tentunya bagaimana generasi-generasi penerus akan memahami bahwa Boyolali memiliki banyak budaya tradisi yang harus terus menerus kita jaga harus kita nguri-uri,” ungkapnya.
Sebagai informasi, tradisi sebaran apem kukus keong mas yang kerap digelar setiap Bulan Sapar pada penanggalan Jawa di Kabupaten Boyolali ini, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemndikbud) pada tahun 2020. (Aji)