Helo Indonesia

Gas Melon Mahal dan Langka, Komisi VII DPR Tuntut Pertamina Bereskan Distribusinya

Winoto Anung - Nasional -> Politik
Senin, 10 Juli 2023 13:45
    Bagikan  
Gas Melon
Pertamina

Gas Melon - Gas Melon atau LPG 3 Kg. (Foto: Pertamina)

HELOINDONESIA.COM - Permasalahan gas melon atau LPG 3 kg masih terus terjadi. Seperti di Kalimantan Timur, utamanya Balikpapan dan lainnya, gas melon mahal dan langka. Padahal wilayah tersebut merupakan wilayah penghasil gas. Ini ironis.

“Kasihan warga yang sejak Idul Adha kemarin seperti di Balikpapan merasa kesulitan untuk mendapatkan gas melon tersebut,” kata Anggota Komisi VII DPR Rofik Hananto, Minggu 9 Juli.

Oleh karenanya, Rofik tuntuk Pertamina membereskan distribusi gas melon atau ELPG 3 kg ini. Menurutnya, Pertamina dan Pemerintah Daerah harus terus mengawasi distribusi LPG 3 kg atau gas melon ini, dimana banyak masyarakat miskin yang kesulitan mendapatkan haknya.

“Kami menuntut Pertamina untuk segera memastikan distribusi LPG 3 kilogram atau gas melon dapat sesuai dengan jumlah dan harga yang telah ditetapkan,” ujar Rofik.

Baca juga: Fahri Hamzah: Masyarakat Harus Bosan Kepada Para Politisi dan Pemimpin yang Gagal, dan Harus Diganti

“Jangan sampai disalahgunakan oleh pihak-pihak di luar sasaran dan tujuan subsidi gas melon. Aparat keamanan juga dilibatkan agar bisa segera diproses secara hukum ketika ditemukan bukti penyelewengannya,” kata Rofik Hananto, anggota Komisi VII dari Fraksi PKS.

Dia mengatakan, soal gas melon ini kan sudah ada jatahnya untuk setiap daerah, sehingga jika sampai terjadi kelangkaan dan harga yang mahal seperti ini, tentu ada masalah dengan jalur distribusi dan tata kelolanya. “Kan selama ini juga baik-baik saja, mengapa sekarang langka,” ujar Rofik.

Menurut dia, pada pada pertengahan Juni lalu harga LPG dunia sempat turun. Dalam prognosa perhitungan Pertamina untuk tahun 2023 tercatat biaya subsidi LPG 3 kilogram ternyata bisa lebih rendah sekitar 32 persen atau sebesar Rp 32,4 triliun.

Baca juga: Komentar Ganjar pada Unggahan Akun Happy Asmara, Picu Reaksi Penggemar Sang Pedangdut

Dibandingkan dengan anggaran DIPA 2023 sebesar Rp117 triliun. Dimana asumsi dasarnya adalah harga LPG CP Aramco sebesar USD 647,68 per metrik ton dan volume gas LPG sebesar 8,2 juta metrik ton.

Hal tersebut menurut Anggota DPR RI dari Fraksi PKS tersebut ini sangat ironis. Dengan penghematan dana subsidi ini,seharusnya harga LPG di tingkat konsumen bisa turun atau jumlah volumenya yang ditambah, tapi kenyataannya malah sebaliknya.

“Sekali lagi, kasihan pada warga, soalnya  sejak Idul Adha kemarin, meraka yang di Balikpapan merasa kesulitan untuk mendapatkan gas melon tersebut,” ujar Rofik Hananto, anggota Komisi VII DPR. (*)

(Winoto Anung)