Helo Indonesia

Disdikbud Pesawaran Atasi Anak Putus Sekolah Lewat Program Indonesia Pintar

Nabila Putri - Nasional -> Peristiwa
Senin, 12 Juni 2023 17:34
    Bagikan  
Kadisdikbud Kabupaten Pesawaran Anca Martha Utama

Kadisdikbud Kabupaten Pesawaran Anca Martha Utama - Foto: Ist

LAMPUNG, HELOINDONESIA.COM - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pesawaran, mencatat ada beberapa faktor yang mengakibatkan anak-anak di wilayahnya putus sekolah.

Kadisdikbud Pesawaran Anca Martha Utama mengatakan, faktor ekonomi menjadi penyebab paling tinggi yang mengakibatkan anak harus putus sekolah, kemudian jarak sekolah dengan tempat tinggal juga menjadi penyebab.

"Faktor ekonomi masih menjadi penyebab paling tinggi, karena dengan ekonomi yang rendah, anak-anak diminta untuk membantu orangtuanya mencari nafkah, kemudian jarak yang jauh biasanya anak-anak malas untuk sekolah yang mengakibatkan berhenti sekolah, kemudian faktor perceraian orangtua yang mengakibatkan putus sekolah," kata Anca, Senin (12/6/2023).

Dikatakan, hubungan orangtua yang tidak harmonis, tentunya dapat berdampak pada pendidikan anak, hubungan tersebut menghadirkan rasa ketidakpedulian dan rasa tidak tanggung jawab kepada keluarga.

"Ini tentunya berdampak pada pendidikan anak, ketidakharmonisan hubungan orangtua juga dapat menuntun anak ke dalam jurang putus sekolah, maka dari itu kita terus melakukan sosialisasi dan memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pentingnya pendidikan bagi anak-anak," ujarnya.

Menurut Anca, untuk menekan angka putus sekolah di Kabupaten Pesawaran, pihaknya mensosialisasikan Program Indonesia Pintar (PIP) dan menyiapkan bantuan perlengkapan siswa kurang mampu.

"Selain sosialisasi, kita juga telah berupaya dengan membuat program-program yang sifatnya untuk membantu para siswa dari keluarga kurang mampu, dan kita juga bekerja sama dengan BAZNAS Pesawaran, karena mereka juga memiliki program yang mendukung dunia pendidikan," kata dia.

"Kalau menurut data tahun ajaran 2021-2022 angka anak putus sekolah untuk tingkat SD ada sekitar 57 orang, sedangkan untuk tingkat SMP terdapat 19 orang, untuk tingkat SMP ini permasalahannya hampir sama kendala ekonomi dan lainnya," pungkasnya. (Rama)