HELOINDONESIA.COM - Parah, sudah bersurat dan lapor ke aparat Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara soal penyerobotan Fasilitas Umum (Fasum) saluran got atau saluran air dan bahu jalan malah dicuekin.
Hal ini akan memperburuk citra Penjabat (Pj) Gunernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono sebagai orang nomor satu di Balai Kota DKI.
Sekedar diketahui, penyerobotan saluran dan bahu jalan tepatnya di wilayah Pluit Penjaringan, Jakarta Utara mendadak viral dan ramai dibicarakan warganet di media sosial (medsos) baru-baru ini.
Secara blak-blakan Ketua RT 011 Pluit Riang Prasetya mengungkapkan, penyerobotan saluran got dan bahu jalan sudah dilaporkan kepada pihak aparat Kecamatan Penjaringan pada tahun 2019 tapi tidak direspon.
Baca juga: Terjun Politik, Edward Syah Pernong Tunggu Pendapat Keluarga dan Kerabat
"Saya mau menyampaikan dulu nih dalam hal ini untuk pihak Kecamatan Penjaringan perlu diketahui bagi para penghuni Ruko Blok Z IV Utara dan Blok Z VIII Selatan RT 011/03 Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara," ucap pak RT dengan raut berapi-api dalam tayangan yang viral ini.
Dia pun menambahkan, saluran dan bahu jalan yang dibangun tanpa ada hak kepemilikan dalam sertifikat dan bangunan tidak ada IMB ini sama saja namanya bangunan liar.
"Negara punya aturan jangan seenaknya saja. sangat saya sesalkan pihak Kecamatan Penjaringan tidak ada respon padahal saya sudah menyampaikan ini dari tahun 2023 dengan Camat Penjaringan tapi belum ada pelaksanaan pembongkaran. Kenapa didiamkan loh kok malah dibiarkan," ungkapnya dengan nada kesal seraya menambahkan negara ini tidak kekurangan pejabat pandai yang kurang adalah pejabat yang tidak integritas dan tidak punya moral.
Pak RT ini juga heran, saluran air dan bahu jalan yang diserobot pemilik ruko siapa yang izinkan.
Baca juga: Digugat di MK, Aturan Masa Berlaku SIM Diminta Seumur Hidup
"Tidak ada laporan sama sekali mereka langsung bikin tidak tahu siapa yang izinkan saya juga heran," ucap dia.
Pak RT ini menerangkan, awalnya tertib karena lahan ruko ini dulunya milik Jakpro BUMD.
"Waktu itu masih tertib karena ada pengawasan aset. Tapi setelah dijual dan beralih pada orang perorang pada tahun 2019 baru terjadi penyerobotan lahan saluran dan bahu jalan ini," tandasnya.
Dalam tayangan yang sempat menghebohkan ini Pak RT didatangi salah satu pemilik ruko dan terjadi keributan cekcok mulut yang nyaris adu jotos.
Baca juga: Nunik Daftarkan Bacaleg PKB ke KPU Lampung, 50 Persen Perempuan
Tokoh masyarakat Jakarta Utara Bang Aan Bule mendesak Pj Gubernur Heru mencopot pejabat yang kerjanya cuek apalagi asal bapak senang (ABS).
Terlebih, kata tokoh ini, berkaitan dengan penyerobotan aset fasum saluran dan bahu jalan.
"Pejabat pengawasan aset fasum, bangunan dan lainnya itu merupakan anak buahnya Pj Gubernur Heru yang cuek itu harus dicopot karena membiarkan bertahun-tahun," tandasnya.
Sementara itu, pejabat teras di Pemprov DKI dan Pemkot Jakarta Utara mulai dari asisten hingga Wali Kota saat dikonfirmasi tentang penyerobotan saluran air dan bahu jalan ini bungkam. (***)
Irvan S
