UNGARAN, HELOINDONESIA.COM - Bupati Semarang Ngesti Nugraha menaruh perhatian serius pada beberapa kasus perundungan atau bullying yang terjadi di kalangan pelajar.
“Semua pihak harus turut serta mencegah perilaku buruk yang dapat menghambat perkembangan mental generasi muda itu,” tandas bupati, usai penandatanganan deklarasi dukungan sekolah ramah anak dan antiperundungan yang digelar Korwilcam Pendidikan Kecamatan Suruh, di Lapangan Desa Jatirejo, Suruh, Kamis 30 Mei 2024 lalu.
Menurut dia, selain para guru di sekolah, para orang tua harus ikut memperhatikan tumbuh kembang anak-anaknya. Upaya yang dilakukan, salah satunya membatasi penggunaan gawai pada anak-anak usia sekolah PAUD, SD, dan SMP, agar tidak terpapar konten kekerasan.
“Saat sekarang, anak-anak siswa PAUD dan SD sudah kenal dengan HP. Karena kesibukannya, orang tua seringkali memberikan HP agar mereka tidak merepotkan. Ini yang harus menjadi perhatian kita bersama,” ujarnya, seperti dilansir jatengprov.go.id, Jumat 31 Mei 2024.
Pembinaan Karakter
Disampaikan dia, pihaknya bersama Forkompimda telah menjalankan program pembinaan karakter siswa tingkat SMA. Pun demikian di tingkat SMP oleh camat dan Forkompimcam. Sehingga, diharapkan para kepala desa dan lurah dapat melakukan hal yang sama sampai ke tingkat SD dan PAUD.
Baca juga: Ketua Ikadin Jateng Beri Kuliah Praktisi ke Mahasiswa Magister Hukum USM
Tujuannya, tandas dia, untuk membentuk karakter unggul para siswa, sekaligus mencegah terjadinya perundungan di lingkungan sekolah.
Ketua Korwilcam Bidang Pendidikan Kecamatan Suruh, Heri Suwarto menjelaskan, kegiatan deklarasi sekolah ramah anak dan antiperundungan dikemas dalam acara bertajuk Ngangsu Kawruh Bergerak Bersama (Suruh Bergema). Kegiatan diikuti ratusan siswa PAUD, TK, dan SD se-Kecamatan Suruh.
“Kami juga ingin mempererat kerja sama dengan para perangkat desa untuk kemajuan bersama,” tambahnya. (Aji)