Helo Indonesia

Sumbar Daerah Ring of Fire, Menko Muhadjir Sebut Perlu Diterapkan Kurikulum Bencana

Jumat, 26 April 2024 09:43
    Bagikan  
BENCANA
Kementerian PMK

BENCANA - Menko PMK, Muhadjir Efendy menyebut perlu adanya penerapan kurikulum bencana di Sumatera Barat.

HELOINDONESIA.COM - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy menyampaikan, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota di Sumatera Barat perlu merancang pencegahan resiko bencana.

Menurut Muhadjir, Provinsi Sumatera Barat dengan kondisi geografisnya yang berada di ring of fire, sehingga sangat rentan terhadap megathrust yang menyebabkan Sumbar memiliki frekuensi bencana sangat tinggi.

Kondisi ini perlu disiapkan masyarakat yang tangguh bencana dengan mitigasi secara berkala, dengan demikian masyarakat akan tangguh menghadapi bencana.

Baca juga: Menko Muhadjir Sebut Masyarakat Indonesia Perlu Memiliki Kesadaran Mutlak Tentang Bencana

Hal tersebut disampaikannya saat memberikan arahan pada acara Seminar Nasional dan Simulasi Bencana Komunitas Muhammadiyah Disaster Management Crisis (MDMC), di Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Kota Padang, Sumatera Barat, pada Kamis (25/4/2024).

"Sumatera Barat ini provinsi paling rentan terhadap ancaman bencana alam. Maka tidak ada pilihan lain pemerintah provinsi, kabupaten, kota, harus serius merancang pencegahan resiko bencana di daerah ini" ujar Menko PMK.

Lebih lanjut, Muhadjir menyampaikan, untuk mencegah resiko dan banyaknya korban bencana, maka perlu langkah mitigasi bencana sejak dini.

Hal ini, menurutnya, bisa dimulai dengan memasukkan mitigasi kebencanaan ke dalam kurikulum sebagai intrakurikuler dalam pembelajaran di sekolah dan perguruan tinggi.

Baca juga: Halalbihalal Kemenko PMK, Menko Muhadjir: Saya Bukan Siapa-siapa

"Karena itu pesan saya, bencana harus menjadi bagian kurikulum, intrakurikuler. Ada mata pelajaran khusus bencana. Dan itu tidak usah membahas bencana secara umum. Tapi bencana secara yang sering terjadi spesifik di daerah itu," ujarnya.

Selain itu, sebagai langkah mitigasi bencana, maka perlu dilakukan simulasi bencana oleh pemerintah daerah.

Hal ini, menurutnya, bisa dijadikan sebagai program pemerintah daerah yang dilakukan secara rutin dan berkala, yang kemudian diterapkan di instansi-instansi, dan seluruh kalangan masyarakat.

Baca juga: Menko PMK dan Menhub Gelar Rakor Terbatas Bahas Urai Kepadatan Masa Puncak Arus Mudik Merak

"Karena kalau ada simulasi selalu dilakukan terus bisa memelihara kewaspadaan, itu sangat penting," ucap dia.

Menko Muhadjir menyampaikan, meskipun masyarakat Sumatera Barat tinggal di daerah dengan potensi bencana yang besar, tetapi dengan simulasi yang dilakukan secara rutin dan menjadi habit, maka resiko bencana bisa ditekan.

Sehingga, kerusakan akibat bencana lebih kecil, dan lebih banyak nyawa yang bisa terselamatkan.

Baca juga: Menko PMK Ungkap di Dies Natalis HMI Ke-77, Indonesia Emas 2045 Akan Dipimpin Oleh Generasi Muda 

"Jangan sampai karena tidak ada simulasi, karena sudah 20 tahun tidak ada bencana, tiba-tiba ada bencana. Nah itu yang membuat banyak korban, banyak kerusakan yang tidak bisa dihindari akibat dari masyarakat yang terlena sudah lupa bahwa dia di atas retakan tanah yang berbahaya karena tidak ada simulasi," jelasnya.

Selanjutnya, Menko PMK juga mengikuti simulasi penanganan bencana di Panti Asuhan Aisyiah Kota Pariaman, Sumatera Barat.

Dia berdialog dengan para jajaran insan Muhammadiyah dan Aisyiyah, pengurus dan tenaga kesehatan RS Aisyiyah Pariaman, serta pengurus dan anak asuh Panti Asuhan Aisyiyah Pariaman terkait kebencanaan.

Baca juga: Menko PMK Ungkap di Dies Natalis HMI Ke-77, Indonesia Emas 2045 Akan Dipimpin Oleh Generasi Muda 

Simulasi yang dilakukan yaitu mitigasi bencana gempa bumi dan penanganan korban luka.

Dalam kesempatan itu, hadir Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Sumatera Barat, Bachtiar; Ketua MDMC Sumatera Barat, Portito; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Kota Pariaman Nasri;
Ketua Pimpinan Daerah Aisyiyah Kota Pariaman, Endrawati; Direktur RS Aisyiyah Pariaman, Tri Wijayanto; Rektor Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat, Rifki Saputra. (*/ANO)