bjb Kredit Kepemilikan Rumah
Helo Indonesia

KONI Kembalikan Dana Pelatda PON Taekwondo ke Kas Daerah

Ajie - Olahraga
Jumat, 1 Maret 2024 15:43
    Bagikan  
KONI Kembalikan Dana Pelatda PON Taekwondo ke Kas Daerah

Wakil Ketua Umum II KONI Jateng Soedjatmiko (tengah) bersama Ketua Umum KONI Bona Ventura Sulistiana saat menerima audiensi Ketua Siwo PWI Erwin Ardian. Usai acara, Soedjatmiko memberi pernyataan tentang dana Pelatda cabang olahraga taekwondo.

SEMARANG, HELOINDONESIA.COM - KONI Jawa Tengah akan mengembalikan dana cabang olahraga pelatda taekwondo ke Kas Daerah, setelah Pengprov TI mengembalikan dana tersebut ke KONI dengan dalih keterlambatan.

Langkah itu ditempuh untuk merespons sikap Pengprov TI dan telah diberitakan di media online, Selasa (27/2), ''Pengprov TI Jateng Kembalikan Dana Pelatda PON kepada KONI Jateng.''

''Kami tidak melakukan TC PON karena bantuan dana dari KONI Jateng turunnya terlambat yaitu tanggal 17 Februari lalu. Pengprov TI Jateng tidak akan menerima atau mengambil dana hibah yang bukan haknya,'' kata Ketua Bidang Pembinaan Pengprov TI Jateng Roy Nugroho, dalam keterangan tertulisnya, Selasa 27 Februari 2024.

Baca juga: 133 Calon Hakim Agung dan 20 Calon Hakim ad hoc HAM di MA Lolos Seleksi Administrasi

Dana pelatda PON, katanya, yang dikembalikan meliputi dana sentralisasi Rp 97.200.000, dana sewa tempat latihan Rp 5.000.000, dan dana operasional pelatda Rp 2.000.000. Dana bantuan dengan total Rp 104.200.000 itu sudah ditransfer ke rekening KONI Jateng pada 26 Februari 2024.

Roy juga mengatakan, pihaknya akan melakukan TC PON jika bantuan dana diberikan di depan atau awal bulan. Pada bulan Maret, pihaknya siap melaksanakan TC PON dan siap memberikan prestasi yang terbaik bagi Jateng.

''Kami minta kepada KONI Jateng untuk mengucurkan bantuan dana TC PON pada tanggal 1 Maret atau sebelumnya, biar kami tidak nombok lagi,'' ujarnya.

Menanggapi hal itu, Bendahara KONI Jateng Prasetyo Budi Yuwono menyebut, pihaknya tidak akan memanfaatkan dana pengembalian Pengprov TI tersebut untuk keperluan KONI Jateng. Pihaknya akan segera menyetorkan ke kas daerah.

Baca juga: 4 Ciri-ciri Orang Berbahaya Positif, Simak!

''Prinsipnya,, terkait pengembalian uang bantuan Pelatda Sentralisasi dari Pengprov TI ke KONI Jateng akan dikembalikan atau disetorkan kembali ke Kas Daerah Pemprov Jawa Tengah bersama sisa bantuan dana hibah lainnya,'' katanya.

Sebenarnya, KONI sudah meminta agar dana Pelatda tak dikembalikan, namun tetap untuk persiapan PON. Namun ternyata mereka bersikukuh dan tetap menyetor ke rekening KONI.
''Sudah kami lakukan pendekatan. Tetapi mereka ngotot mengembalikannya,'' kata Wakil Ketua Umum II KONI Jateng Soedjatmiko.

Mengganggu Persiapan PON

Keadaan berkebalikan terjadi di level atlet dan pelatih. Taekwondo tetap mengikutsertakan atlet dan pelatihnya pada test fisik (di Stadion Jatidiri, beberapa waktu lalu), dan character building (di Rindam IV/Diponegoro, Magelang, 27-29 Februari). Hal itu dinilai sebagai hal yang menggembirakan.

''Yang penting atlet dan pelatih tetap semangat. Mereka adalah aset Jateng,'' kata Pak Djat, panggilan akrab Soedjatmiko.

Lebih lanjut dosen FIK Unnes itu menyebutkan, sikap pengurus teras Pengprov TI Jateng sangat mengganggu konsentrasi dalam persiapan menuju PON Aceh - Sumut 2024. ''Ya. Sangat mengganggu kami. Bahkan mungkin berimbas kepada yang lainnya,'' tegasnya.

Baca juga: Persik Kediri Diutungkan Melawan PSIS Semarang, Sama-sama Beradaptasi di Lapangan Baru Kandang Magelang

Dijelaskan oleh Soedjatmiko, taekwondo bersama wushu, panahan, pencak silat, atletik,biliar dan menembak merupakan tujuh cabang olahraga unggulan satu. Mereka mendapat dana Pelatda lebih awal dan lebih besar dari yang unggulan kedua dan ketiga.

''Bahkan di antara cabang unggulan, taekwondo mendapat anggaran terbesar. Jadi memang aneh kalau masih menuntut anggaran lebih besar,'' paparnya.

Cabang olahraga unggulan satu diberi target minimal tiga medali emas.Beberapa waktu lalu, dalam koordinasi dengan cabang olahraga Sekum Pengprov TI Effendi Hari dan pengurus lainnya yakni Adelio mengatakan, taekwondo menyebut target enam medali emas.

"Kalau kemudian dikabarkan TI menargetkan 10 medali emas, itu lebih baik. Dan, itu artinya melebihi target KONI yang minimal 3 emas,'' ungkapnya.

Mengenai pencairan proposal yang tidak 100 persen, Djatmiko menyebut beberapa alasan. Pertama, dana hibah KONI dari Pemprov Jateng terbatas sehingga disalurkan ke cabang olahraga sesuai proporsinya.

Kedua, setiap proposal dianalisis beberapa pengurus untuk dibuat persetujuan. ''Kalau disetujui semuanya, malah patut dicurigai.Dikira ada hal-hal yang mencurigakan,'' paparnya.

Hal lain, dalam setiap pengeluaran dana kepada cabang olahraga selalu diaudit oleh BAI (Badan Audit Internal) KONI. ''Dan setiap tahun diaudit juga oleh auditor eksternal. Soal keuangan, kami sangat terbuka,'' pungkasnya. (Aji)